Makalah Ajaran Memahami Tentang Pendidikan
Wednesday, September 28, 2016
Add Comment
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Agama memiliki peran
yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam
upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat.
Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama
dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam
diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan
visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial. Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi
umatnya, maka peran guru yang profesional sebagai ujung tombak di dunia
pendidikan sangat diharpkan untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan agam kepada peserta didiknya dengan berbagai metoda dan
teknik.
Menyadari betapa
pentingnya metode dalam proses pembelajaran maka penulis ingin membahas sekilas
tentang "Metode Dan Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam" yang
bersumber dari al-Qur-an dan Hadist. Pembahasan dalam makalah ini meliputi:
Pengertian Metode Pembelajaran, Prinsip-Prinsip Metode Mengajar, Macam-macam
Metode Mengajar dan Teknik Penggunaan Metode Pembelajaran. Dan, tujuan
pembahasannya untuk membantu para guru mengetahui metode dan teknik mengajar
dalam Pendidikan Agama Islam, diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
B. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Secara
etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah thoriqoh yang
berarti langkah-langkah strategi yang di
persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan
atau pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam
rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. (Usman,2004).
Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
a.
Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa
metode adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b.
Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan
bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
c.
Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa
metode mengajar adalah cara yang penting tepat dan cepat dalam mengajarkan mata
pelajaran.
Berdasarkan
beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalah seperangkat
cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi
tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran. (Arief, Armai. 2002).
Dalam
pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat
polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode mengandung
kegunaan yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu metode tertentu pada
suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki
sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk,
dan kemampuan metode sebagai alat. sedangakan monopragmatis, bilamana metode
mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Metode
pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses
belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem
pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan
karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran
berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar di sebabkan oleh
adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: tujuan,
karakteristik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru, sarana dan
prasarana. (Usman,2004).
Secara
garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian:
1)
Metode mengajar konvensional,
yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau disebut metode
tradisional.
2) Metode
mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang
dan belum lazim digunakan secara umum, seperti mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, machine unit, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah tertentu yang
mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.
2. Prinsip-Prinsip
Metode Mengajar.
Agar
dapat efektif, maka setiap metode harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Metode
tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat
dari kegiatan peserta didik. Pada dasarnya belajar itu berwujud dari
pengalaman, memberi reaksi, dan melakukan. Menurut prinsip ini seseorang
belajar melalui reaksi atau melalui kegiatan mandiri yang merupakan landasan
dari semua pembelajaran. Pengajaran harus dilaksanakan melalui pembelajaran
tangan pertama. Dengan kata lain, peserta didik banyak memperoleh pengalaman
belajar.
b. Metode
tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran. Metode kegiatan dalam
pembelajaran berjalan dengan jalan tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum
dasar yang mengatur pengoperasiannya. hukum-hukum dasar menyangkut kesiapan,
latihan dan akibat, harus dipertimbangkan dengan baik dalam segala jenis
pembelajaran. Pembelajaran yang baik memberi kesempatan terbentuknya motivasi, latihan,
peninjauan kembali, penelitian, dan evaluasi. (Usman,2004).
c. Metode
tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
Memanfaatkan pengalaman masa lampau peserta didik yang mangandung unsur-unsur
yang sama dengan unsur-unsur materi pembelajarn yang dipelajari akan
melancarkan pembelajaran. Hal tersebut dapat dicapai dengan sangat baik melalui
korelasi dan pembandingan. Pembelajaran akan dipermudah apabila yang memulainya
dari apa yang sudah di ketahui pesereta didik.
d. Metode
tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang
bertujuanmenyatukan kegiatan pembelajaran. Ilmu tanpa amal (praktek), seperti
kayu tanpa buah.
e. Metode
tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan melalui prosedur-prosedur
yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi, seperti kebutuhan, minat serta kematangan
mental dan fisik.
f. Metode
harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar para peserta didik. Prosedurnya
harus memberikan peluang bagi kegiatan berpikir dan kegiatan pengorganisasian
yang seksama. Prinsip kegiatan mandiri sangat penting dalam mengajar peserta
didik untuk bernalar.
g. Metode
tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal
keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena
semua ini merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.
h. Metode
tersebut harus menyediakan bagi para peserta didik pengalamanpengalaman belajar
melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang
banyak dan bervariasi tersebut diberikan untuk memastikan pemahaman.
i.
Metode tersebut harus menantang dan
bermotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan yang menyangkut proses
deferensiasi dan integrasi. Proses penyatuan pengalaman sangat membantu dalam
terbentuknya tingkah laku terpadu. Ini paling baik di capai melalui penggunaan
metode pengajaran terpadu.
j.
Metode
tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan dan memberi paluang pada guru untuk menemukan kekurangan-kekurangan
agar dapat di lakukan perbaikan dan pengayaan (remedial dan anrichment).
k. Kelebihan
suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain. Metode
tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperiment, metode diskusi, dan metode
proyek, kesemuanya dapat di gunakan untuk mendukung kelemahan metode ceramah,
kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan sintesa dari
banyak metode atau prosedur. Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa pembelajaran
terbaik terjadi apabila semakin banyak indra yang dirangsang.
1) Satu
metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran
memerlukan banyak metode.
2) Metode
pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Sebab,
dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya
monoton dengan satu metode saja. Seorang pendidik harus mampu memilih salah
satu dari berbagai alternative yang ditawarkan oleh para pakar yang di
anggapnya cocok dan pas dengan materi, multi kondisi peserta didik, sarana dan prasarana,
situasi dan kondisi lingkungan, serta suasana pada waktu itu. (Arief, Armai.
2002)
3. Macam-macam
Metode Mengajar.
Adapun
metode-metode mengajar antara lain adalah:
a.
Metode Ceramah.
Metode ceramah yaitu
suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran
seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan
mencatat keteranganketerangan guru. Metode ini layak dipakai guru bila: pesan
yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah
seorang pembicara yang baik.
Keunggulannya:
Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya,
Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap
siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.
Kelemahannya: Guru
seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng
bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada
siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang. (Usman,2004).
b.
Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah
suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi secara
verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan
pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu. Keunggulannya: Suasana kelas
lebih hidup, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil
diskusi mudah dipahami siswa, siswa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan
dan tata tertib dalam musyawarah.
Kelemahannya: Siswa ada
yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami kesulitan
mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis. Untuk
mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini: pimpinan diskusi diberikan
kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar
berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran
berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya, mengoptimalkan
waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. (Arief, Armai. 2002) Ada
beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa
antara lain:
1) Whole
Group, yaitu bentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk
setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya telah
direncanakan.
2) Diskusi
kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok
kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar terdiri (7-15)
anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dipimpin
oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.
3) Buzz
Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa
agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi
ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud
memperjelas dan mempertajam bahan pelajaran.
4) Panel,
yaitu
bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau
topik tertentu dan duduk dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh
moderator.
5) Syindicate
group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masingmasing kelompok mengerjakan
tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer.
6) Symposium,
yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan
notulis, serta beberapa peserta symposium.
7) Informal
debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi
dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk
diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
8) Fish
bowl,
yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga
kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi
kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada didalam mangkok.
9) Brain
storming, yaitu biasanya terdiri dari delapan sampai dua belas
orang peserta, setiap anggota kelompok diharapkan menyumbang ide dalam
pemecahan masalah. Hasil yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan
atau dianggap benar. (Kasbollah, K.1993).
c.
Metode Tanya Jawab.
yaitu penyampaian
pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari
guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru. Keunggulannya:
Situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah
fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan,
timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses
diskusi dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan
sungguhsungguh, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir,
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat. Kelemahannya: Memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila guru
kurang mampu mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai
dan bersahabat, tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir
siswa. (Usman,2004).
d.
Metode Pembiasaan.
Yaitu sebuah cara yang
dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak
sesuai dengan tuntunan agama Islam. Contohnya ayat pengharaman khomar. Keunggulannya:
Tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode ini
tercatat sebagai metode paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak
didik. Kelemahannya: Membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar dapat
dijadikan sebagai contoh.
e.
Metode Keteladanan.
Yaitu
hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan
sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan
pengertian uswah dalam ayatalqur'an. Keunggulannya: Memudahkan anak didik dalam
menerapkan ilmu
yang
dipelajarinya, memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar,mendorong guru akan
selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baikdalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.Kelemahannya: Figur guru yang kurang baik cenderung
akan ditiruoleh anak didiknya, jika teori tanpa praktek akan
menimbulkanverbalisme. (Usman,2004).
f.
Metode Pemberian Ganjaran.
Yaitu
pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak didik.Macam-macam
ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah,doa, tanda penghargaan,
wasiat pada orang tua.Keunggulannya: Memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap jiwa anak didik, menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk
mengikuti anak yang memperoleh pujian dari gurunya. Kelemahannya: Dapat
menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukan secara berlebihan, umumnya
"ganjaran" membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya. (Arief,
Armai. 2002)
g.
Metode Pemberian Hukuman.
Metode
ini kebalikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan
kekuragannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir dalam proses
pendidikan.
h.
Metode Sorogan.
Inti
metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secaraface to face,
antara guru dan murid.Keunggulannya: Guru secara pasti mengetahui secara pasti
kualitasanak didiknya, bagi murid yang IQ nya tinggi akan cepatmenyelesaikan
pelajaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dariseorang guru.Kelemahannya:
Membutuhkan waktu yang sangat bnyak.
i.
Metode Bandongan.
Menurut
zamarkhasy dhofier, yaitu sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang
membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buu Islam dalam bahasa
Arab.Keunggulannya hampir sama dengan metode ceramah: Lebih cepatdan praktis, kelemahannya:
Metode ini dianggap lamban dantradisional. Biasanya masih digunakan pada
pondok-pondok pesantrensalaf.
j.
Metode Mudzakarah.
Yaitu
suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan
mengadakan pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat
keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust. Mudzakarah dibedakan menjadi
2, yaitu: 1).Mudzakarah yang diselenggarakan oleh sesama santri untuk membahas suatu
masalah, 2). Mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil
mudzakarah diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam suatu seminar. (Kasbollah,
K.1993).
k.
Metode Kisah.
Yaitu
suatu cara dalam menyampaikan suatu materi pelajaran denganmenuturkan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya
sesuatu hal yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah
didunia pendidikan yang tidak diragukan kebenarannya adalah “Qur'ani dan kisah
Nabi”.
l.
Metode Pemberian Tugas.
Dimana
guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari
sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang
diberikan oleh guru bias berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari
informasi, atau menghafal pelajaran. Metode ini mempunyai 3 fase, yaitu: 1). Fase
pemberian tugas, 2). Fase pelaksanaan tugas, 3). Fase pertanggungjawaban tugas.
(Usman,2004).
m.
Metode Karya Wisata.
Yaitu
suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi meninggakan sekolah menuju
suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal-hal tertentu.
n.
Metode Eksperimen.
Menurut
zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya dilakukandalam mata pelajaran
tertentu. Sedangkan menurut Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang
melibatkan anak didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
o.
Metode Latihan.
Menurut
zuhairini,yaitu suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik
terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan atau biasa disebut dengan
ulangan.
p.
Metode Sosio-Drama.
Yaitu
suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk
melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat dalam
masyarakat sosial. Tujuannya adalah agar siswa menghayati dan menghargai
perasaan orang lain, membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang siswa
berpikir dan memecahkan masalah. (Kasbollah, K.1993).
q.
Metode Simulasi
Yaitu
penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi
sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk
mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang
sebenarnya.
r.
Metode Kerja Lapangan.
Yaitu
suatucara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak
didik diluar kelas (dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan
penyempurnaan dari metode kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan
tanya-jawab.
s.
Metode Demonstrasi.
Yaitu
metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan
tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih.
Langkah langkah penerapan metode demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
t.
Metode Kerja Kelompok.
Istilah
kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi
kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan atas prinsip untuk
mencapai tujuan bersama. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan
metode kerjakelompok, yaitu:
1) Menentukan kelompok;
2) Pemberian
tugas-tugas kepada kelompok;
3) Pengerjaan tugas
pada masing-masing kelompok, dan
4) Penilaian.
Keunggulannya:
Melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan dantoleransi, adanya kerjasama yang
saling menguntungkan antaraindividu dalam kelompok, menumbuhkan rasa ingin maju
danpersaingan yang sehat.Kekurangannya: Memerlukan persiapan yang agak rumit,
harus diawasi guru dengan ketat agar tidak timbul persaingan ynag tidak
sehat,sifat dan kemampuan individu akan terabaikan, jika juga tidak dibatasi waktu
tertentu, maka akan cenderung terabaikan. (Arief, Armai. 2002).
4.
Teknik Penggunaan Metode Pembelajaran
Langgulung
berpendapat, bahwa penggunaan metode didasarkan atas tiga aspek pokok yaitu:
a. Sifat-sifat
yang kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu
pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
b. Berkenaan
dengan metodo-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam Al-Qur’an
atau disimpulkan dari padanya.
c. Membicarakan
tentang pergerakan (motivation) dan disiplin dalam istilah Al-Qur’an
disebut ganjaran (showab) dan hukum Iqab. Dalam pendidikan yang
diterapkan dibarat, metode pendidikan sepenuhnya tergantung kepada kepentingan
peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator,
fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Sistem yang cenderung dan
mengarah pada peserta didik sebagai pusat (chil centre) ini sangat
menghargai adanya perbedaan individu para peserta didik (individual
differencies). (Arief, Armai. 2002). Hal ini menyebabkan para guru bersikap
merangsang dan mengarahkan para peserta didik mereka untuk belajar dan mereka
diberi kebebasan, sedangkan pembentukan karakter dan pembinaan moral hampir
kurang dari para guru. (Usman,2004).
Akibat penerapan metode
yang demikian itu menyebabkan pendidikan kurang membangun watak dan
kepribadian. Dihubungkan dengan fenomena yang timbul dimasyarakat dimana para
guru semakin dihormati oleh para peserta didiknya. Pada titik awal ini sudah
ada perbedaan yang besar antara metode pendidikan Islam dengan metode
pendidikan barat yang dianggap sebagai metode pendidikan modern itu. Metode
pendidikan Islam sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu berjalan
dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam mendidik tidak dapat memaksa peserta
didiknya dengan cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Tetapi sebaliknya,
para guru dalam membentuk karakter peserta didiknya dan tidak boleh duduk diam
sedangkan peserta didiknya memilih jalan yang salah. (Arief, Armai. 2002) Upaya
guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah
dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta didiknya ia harus
mengusahakan agar materi pelajaran yang
diberikan kepada
peserta didik mudah diterima. Dalam hal ini, tidaklah cukup pendidik bersikap
lemah lembut saja. Ia harus memikirkan metodemetode yang harus digunakannya,
seperti juga memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik,
efektivitas, penggunaan metode dan sebaliknya. Untuk itu seorang guru dituntut
untuk mempelajari berbagai metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata
pelajaran, seperti bercerita, mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah,
mendiskusikan yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari zaman dahulu
sampai sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat
Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
C.
PENUTUP
Metode pengajaran yaitu
suatu cara penyampaian bahan pelajaran untukmencapai tujuan yang ditetapkan,
fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar
dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar
metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian: Metode mengajar
konvensional dan Metode mengajar inkonvesional. Metode-metode mengajar yang ada
antara lain: metode pembiasaan, metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode
pemberian hukuman, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian
tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode
sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode
kerja
lapangan,
metode demonstasi, metode kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai.
2002, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press.
Usman, Basrudin
M.2004. Methodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT Ciputat Press
Kasbollah,
K.1993. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris I (Teaching Learning
Strategi.) IKIP MALANG, Malang
0 Response to "Makalah Ajaran Memahami Tentang Pendidikan"
Post a Comment