Makalah Ajaran Memahami Tentang Pendidikan


A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran guru yang profesional sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat diharpkan untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan agam kepada peserta didiknya dengan berbagai metoda dan teknik.

Menyadari betapa pentingnya metode dalam proses pembelajaran maka penulis ingin membahas sekilas tentang "Metode Dan Teknik Mengajar Dalam Pendidikan Islam" yang bersumber dari al-Qur-an dan Hadist. Pembahasan dalam makalah ini meliputi: Pengertian Metode Pembelajaran, Prinsip-Prinsip Metode Mengajar, Macam-macam Metode Mengajar dan Teknik Penggunaan Metode Pembelajaran. Dan, tujuan pembahasannya untuk membantu para guru mengetahui metode dan teknik mengajar dalam Pendidikan Agama Islam, diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

B.     PEMBAHASAN

1.      Pengertian Metode Pembelajaran
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah thoriqoh yang  berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. (Usman,2004). Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :

a.       Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.      Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
c.       Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang penting tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran. 

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran. (Arief, Armai. 2002).

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan metode sebagai alat. sedangakan monopragmatis, bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.

Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana. (Usman,2004).

Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian:
1)      Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau disebut metode tradisional.
2)      Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti mengajar dengan modul,  pengajaran berprogram, machine unit, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.

2. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar.
Agar dapat efektif, maka setiap metode harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat dari kegiatan peserta didik. Pada dasarnya belajar itu berwujud dari pengalaman, memberi reaksi, dan melakukan. Menurut prinsip ini seseorang belajar melalui reaksi atau melalui kegiatan mandiri yang merupakan landasan dari semua pembelajaran. Pengajaran harus dilaksanakan melalui pembelajaran tangan pertama. Dengan kata lain, peserta didik banyak memperoleh pengalaman belajar.
b.      Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran. Metode kegiatan dalam pembelajaran berjalan dengan jalan tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum dasar yang mengatur pengoperasiannya. hukum-hukum dasar menyangkut kesiapan, latihan dan akibat, harus dipertimbangkan dengan baik dalam segala jenis pembelajaran. Pembelajaran yang baik memberi kesempatan terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian, dan evaluasi. (Usman,2004). 
c.       Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik. Memanfaatkan pengalaman masa lampau peserta didik yang mangandung unsur-unsur yang sama dengan unsur-unsur materi pembelajarn yang dipelajari akan melancarkan pembelajaran. Hal tersebut dapat dicapai dengan sangat baik melalui korelasi dan pembandingan. Pembelajaran akan dipermudah apabila yang memulainya dari apa yang sudah di ketahui pesereta didik.
d.      Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuanmenyatukan kegiatan pembelajaran. Ilmu tanpa amal (praktek), seperti kayu tanpa buah.
e.       Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan melalui prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi, seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik.
f.       Metode harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar para peserta didik. Prosedurnya harus memberikan peluang bagi kegiatan berpikir dan kegiatan pengorganisasian yang seksama. Prinsip kegiatan mandiri sangat penting dalam mengajar peserta didik untuk bernalar.
g.      Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena semua ini merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.
h.      Metode tersebut harus menyediakan bagi para peserta didik pengalamanpengalaman belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang banyak dan bervariasi tersebut diberikan untuk memastikan pemahaman.
i.        Metode tersebut harus menantang dan bermotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi. Proses penyatuan pengalaman sangat membantu dalam terbentuknya tingkah laku terpadu. Ini paling baik di capai melalui penggunaan metode pengajaran terpadu.
j.         Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dan memberi paluang pada guru untuk menemukan kekurangan-kekurangan agar dapat di lakukan perbaikan dan pengayaan (remedial dan anrichment).
k.      Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain. Metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperiment, metode diskusi, dan metode proyek, kesemuanya dapat di gunakan untuk mendukung kelemahan metode ceramah, kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan sintesa dari banyak metode atau prosedur. Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa pembelajaran terbaik terjadi apabila semakin banyak indra yang dirangsang.
1)      Satu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
2)      Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Sebab, dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya monoton dengan satu metode saja. Seorang pendidik harus mampu memilih salah satu dari berbagai alternative yang ditawarkan oleh para pakar yang di anggapnya cocok dan pas dengan materi, multi kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi lingkungan, serta suasana pada waktu itu. (Arief, Armai. 2002)

3. Macam-macam Metode Mengajar.
Adapun metode-metode mengajar antara lain adalah:
a.       Metode Ceramah.
Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat keteranganketerangan guru. Metode ini layak dipakai guru bila: pesan yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah seorang pembicara yang baik.
Keunggulannya: Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya, Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.
Kelemahannya: Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan  penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang. (Usman,2004).

b.      Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu. Keunggulannya: Suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, siswa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam musyawarah. 
Kelemahannya: Siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis. Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini: pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya, mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. (Arief, Armai. 2002) Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa antara lain:
1)      Whole Group, yaitu bentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
2)      Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.
3)      Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan pelajaran.
4)      Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau topik tertentu dan duduk dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
5)      Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masingmasing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer.
6)      Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium.
7)      Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
8)      Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada didalam mangkok.
9)      Brain storming, yaitu biasanya terdiri dari delapan sampai dua belas orang peserta, setiap anggota kelompok diharapkan menyumbang ide dalam pemecahan masalah. Hasil yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar. (Kasbollah, K.1993).

c.       Metode Tanya Jawab.
yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru. Keunggulannya: Situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan, timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses diskusi dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan sungguhsungguh, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir, mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Kelemahannya: Memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila guru kurang mampu mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat, tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa. (Usman,2004).

d.      Metode Pembiasaan.
Yaitu sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Contohnya ayat pengharaman khomar. Keunggulannya: Tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode ini tercatat sebagai metode paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik. Kelemahannya: Membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar dapat dijadikan sebagai contoh.

e.       Metode Keteladanan.
Yaitu hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayatalqur'an. Keunggulannya: Memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu
yang dipelajarinya, memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar,mendorong guru akan selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baikdalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.Kelemahannya: Figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiruoleh anak didiknya, jika teori tanpa praktek akan menimbulkanverbalisme. (Usman,2004).
f.       Metode Pemberian Ganjaran.
Yaitu pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak didik.Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah,doa, tanda penghargaan, wasiat pada orang tua.Keunggulannya: Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik, menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang memperoleh pujian dari gurunya. Kelemahannya: Dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukan secara berlebihan, umumnya "ganjaran" membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya. (Arief, Armai. 2002)


g.      Metode Pemberian Hukuman.
Metode ini kebalikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan kekuragannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir dalam proses pendidikan.
h.      Metode Sorogan.
Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secaraface to face, antara guru dan murid.Keunggulannya: Guru secara pasti mengetahui secara pasti kualitasanak didiknya, bagi murid yang IQ nya tinggi akan cepatmenyelesaikan pelajaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dariseorang guru.Kelemahannya: Membutuhkan waktu yang sangat bnyak.
i.        Metode Bandongan.
Menurut zamarkhasy dhofier, yaitu sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buu Islam dalam bahasa Arab.Keunggulannya hampir sama dengan metode ceramah: Lebih cepatdan praktis, kelemahannya: Metode ini dianggap lamban dantradisional. Biasanya masih digunakan pada pondok-pondok pesantrensalaf.
j.        Metode Mudzakarah.
Yaitu suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan mengadakan pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust. Mudzakarah dibedakan menjadi 2, yaitu: 1).Mudzakarah yang diselenggarakan oleh sesama santri untuk membahas suatu masalah, 2). Mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil mudzakarah diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam suatu seminar. (Kasbollah, K.1993).
k.      Metode Kisah.
Yaitu suatu cara dalam menyampaikan suatu materi pelajaran denganmenuturkan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak diragukan kebenarannya adalah “Qur'ani dan kisah Nabi”.



l.        Metode Pemberian Tugas.
Dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bias berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal pelajaran. Metode ini mempunyai 3 fase, yaitu: 1). Fase pemberian tugas, 2). Fase pelaksanaan tugas, 3). Fase pertanggungjawaban tugas. (Usman,2004).
m.    Metode Karya Wisata.
Yaitu suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi meninggakan sekolah menuju suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal-hal tertentu.
n.      Metode Eksperimen.
Menurut zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya dilakukandalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
o.      Metode Latihan.
Menurut zuhairini,yaitu suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan atau biasa disebut dengan ulangan.
p.      Metode Sosio-Drama.
Yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat dalam masyarakat sosial. Tujuannya adalah agar siswa menghayati dan menghargai perasaan orang lain, membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah. (Kasbollah, K.1993).
q.      Metode Simulasi
Yaitu penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya.
r.        Metode Kerja Lapangan.
Yaitu suatucara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab.
s.       Metode Demonstrasi.
Yaitu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih. Langkah langkah penerapan metode demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
t.        Metode Kerja Kelompok.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan metode kerjakelompok, yaitu:
1) Menentukan kelompok;
2) Pemberian tugas-tugas kepada kelompok;
3) Pengerjaan tugas pada masing-masing kelompok, dan
4) Penilaian.
Keunggulannya: Melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan dantoleransi, adanya kerjasama yang saling menguntungkan antaraindividu dalam kelompok, menumbuhkan rasa ingin maju danpersaingan yang sehat.Kekurangannya: Memerlukan persiapan yang agak rumit, harus diawasi guru dengan ketat agar tidak timbul persaingan ynag tidak sehat,sifat dan kemampuan individu akan terabaikan, jika juga tidak dibatasi waktu tertentu, maka akan cenderung terabaikan. (Arief, Armai. 2002).
4. Teknik Penggunaan Metode Pembelajaran
Langgulung berpendapat, bahwa penggunaan metode didasarkan atas tiga aspek pokok yaitu:
a.       Sifat-sifat yang kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
b.      Berkenaan dengan metodo-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam Al-Qur’an atau disimpulkan dari padanya.
c.       Membicarakan tentang pergerakan (motivation) dan disiplin dalam istilah Al-Qur’an disebut ganjaran (showab) dan hukum Iqab. Dalam pendidikan yang diterapkan dibarat, metode pendidikan sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Sistem yang cenderung dan mengarah pada peserta didik sebagai pusat (chil centre) ini sangat menghargai adanya perbedaan individu para peserta didik (individual differencies). (Arief, Armai. 2002). Hal ini menyebabkan para guru bersikap merangsang dan mengarahkan para peserta didik mereka untuk belajar dan mereka diberi kebebasan, sedangkan pembentukan karakter dan pembinaan moral hampir kurang dari para guru. (Usman,2004).
Akibat penerapan metode yang demikian itu menyebabkan pendidikan kurang membangun watak dan kepribadian. Dihubungkan dengan fenomena yang timbul dimasyarakat dimana para guru semakin dihormati oleh para peserta didiknya. Pada titik awal ini sudah ada perbedaan yang besar antara metode pendidikan Islam dengan metode pendidikan barat yang dianggap sebagai metode pendidikan modern itu. Metode pendidikan Islam sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu berjalan dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam mendidik tidak dapat memaksa peserta didiknya dengan cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Tetapi sebaliknya, para guru dalam membentuk karakter peserta didiknya dan tidak boleh duduk diam sedangkan peserta didiknya memilih jalan yang salah. (Arief, Armai. 2002) Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta didiknya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik mudah diterima. Dalam hal ini, tidaklah cukup pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus memikirkan metodemetode yang harus digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas, penggunaan metode dan sebaliknya. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mempelajari berbagai metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita, mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari zaman dahulu sampai sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.

C. PENUTUP
Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untukmencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian: Metode mengajar konvensional dan Metode mengajar inkonvesional. Metode-metode mengajar yang ada antara lain: metode pembiasaan, metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian hukuman, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja
lapangan, metode demonstasi, metode kerja kelompok.



DAFTAR PUSTAKA


Arief, Armai. 2002, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Usman, Basrudin M.2004. Methodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT Ciputat Press

Kasbollah, K.1993. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris I (Teaching Learning Strategi.) IKIP MALANG, Malang



0 Response to "Makalah Ajaran Memahami Tentang Pendidikan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel