Karya Tulis Pembuatan Tempe
Monday, November 21, 2016
Add Comment
MANFAAT TEMPE BAGI KESEHATAN TUBUH
KARYA TULIS
OLEH
ALIMATUR
ROSIDAH
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2016/207
MANFAAT TEMPE BAGI KESEHATAN TUBUH
MANFAAT TEMPE BAGI KESEHATAN TUBUH
KARYA TULIS
OLEH
ALIMATUR
ROSIDAH
NIS.9994579158
Diajukan
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAMBN dan UN
Madrasah
Aliyah Negeri 1 Pringsewu
Tahun
Pelajaran 2016/2016
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 1 PRINGSEWU
KABUPATEN
PRINGSEWU
TAHUN
PELAJARAN 2016/207
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
Judul Makalah : MANFAAT TEMPE BAGI KESEHATAN
MANUSIA
Nama Siswa : ALIMATURROSIDAH
NISN : 9994579158
Jurusan : MATEMATIKA ILMU ALAM (MIA)
Mengetahui
Komisi Pembimbing
Pembimbing
I Pembimbing II
Dedi Febrianto, S.Pd Esmanto, S.Pd
NIP. 198502132 009011005 NIP. 98008272009011009
PENGESAHAN
1.
TIM PENGUJI
Ketua :
Yunizar, SP.d, M.M
NIP. 197606 23 200 3121 00 1
Sekretaris :
Drs. H. Bunyana
NIP.
19730 330 2007011006
Penguji :
1.
NIP
2.
NIP
2.
KEPALA MAN 1
PRINGSEWU
Drs Naufal
NIP. 1967 11 2 11 99940 31005
Laporan ini disahkan pada tanggal
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan
kepada :
1. Ayah dan
Ibuku tecinta Solihin dan Risaman S.Pd.i yang senantiasa memberikan cinta,
kasih sayang pengorbanan dan senantiasa
mendoakan keberhasilan dan kebahagian untukku.
2. Kakakku Nurul Hidayah Ummarah, Taufiq Arrohman yang
telah memberikan kasih sayang, do’a dukungan, perhatian dan kesabaran dalam
membimbing penulis.
MOTTO
“kepuasan itu terletak pada usaha, bukan pada hasil.
Berusaha keras adalah kemenangan besar”.
(Mahatma Gandhi)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di desa Srikaton Kecamatan Adiluwih
Kabupaten Pringsewu pada tanggal 13 Juni 1999. Anak ke-2 dari 3 bersaudara dari
pasangan Bapak Solihin dan Ibu Risamah S.Pd.I
A. Riwayat Pendidikan
NO
|
NAMA
|
LULUS TAHUN
|
|
SEKOLAH
|
TEMPAT
|
||
1.
|
MI HIDAYATUL MUBTADIIN
|
SRIKATON
|
2011
|
2.
|
MTs. Al-HIDAYAH
|
TUNGGUL PAWENANG
|
2014
|
3.
|
MAN 1 PRINGSEWU
|
FAJAR AGUNG
|
MASIH DITEMPUH
|
Pringsewu, 2016
Penulis
Alimaturrosidah
NISN. 99915 79 158
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR.WB
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT,
atas segala nikmat yang dilimpahkan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil penelitian ini sebagaiman mestinya.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya
tulis ini, anatara lain :
1. Bapak Drs. Naufal selaku kepala sekolah MAN 1
PRINGSEWU
2. Bapak Dedi Febriano selaku prmbimbing I
3. Bapak Esmanto, S.Pd selaku pembimbing II dan wali
kelas XII MIA 3
4. Bapak dan ibu dewan guru madrasah Aliyah Negeri 1
Pringsewu
Penulis menyadari bahwa laporan ini
belum terbilang dalam kata sempurna karena, keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak untuk perbaikan pada pembuatan makalah yang selanjutnya,
Akhirnya penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca terutama bagi penulis
Wassalamu’alaikum WR. WB Pringsewu, 2016
Almaturrosidah
NISN. 9994579158
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN
PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO.......................................................................................... v
RIWAYAT
HIDUP.............................................................................................. vi
KATA
PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR
ISI......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah.............................................................................
1.3. Metode Penelitian.............................................................................
1.4.
Tujuan dan Kegunaan Penulisan
BAB II HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1. Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian.............................................
2.2. Pengumpulan Data dan Penyajian Data ..........................................
2.2.1. Sejarah Perkembangan Tempe…………................................
2.2.2. Cara
Pembuatan Tempe……............................................……
2.2.3. Kandungan Gizi Tempe..........................................................
III. PENUTUP
3.1. Simpulan...........................................................................................
3.2. Saran – saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Latar belakang penulis membuat
karya tulis ini adalah agar kita mengetahui manfaat tempe bagi kesehatan tubuh
manusia. Tempe adalah salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
Inodnesia. Tempe juga merupakan salah satu produk olahan berbasisi
bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan
dengan teknologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah dilakukan sejak jaman
dahulu. Tetapi hal ini belum disadari masyarakat umum .
Tempe merupkan makanan tradisional
yang sangat populer di Indonesia makanan tersebut dibuat dengan cara fermentasi
(peragian).
Penulis sangat mengharapkan saran
dan krtik dari berbagai pihak, karena penulis sadar sepenuhnya bahwa karya
tulis ini jauh dari kesempurnaan,
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas penulis mengambil judul “Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Manusia”
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis
merumuskan masalah : “Apa sajakah manfaat tempe bagi kesehatan manusia” ?
1.3.Metode
Penelitian
Penyusunan karya tulis ini penulis
menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut
1.3.1. Metode Observasi
Teknik
pengumpulan data dimana penelitian melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan,
2004:104)
1.3.2. Metode Interview
Yaitu
metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab lisan secara sepihak yang
dikerjakan secara sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian, Teknik wawancara bebas terpimpin dimana
penawaranya menyajikan daftar pertanyaan, akan tetapi cara bagaimana penawaran menyajikan diserahkan
kepada kebiijakan penawaran (Sutrisno Hadi, 1987 : 206)
1.3.3. Metode Dokumentasi
Metode
dokumneter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti
arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum yang berhubungan
dengan masalah penelitian (Margono. 1997 : 187 )
1.4.Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Dalam menyusun karya tulis ini
penulis mempunyai beberapa tujuan dan kegunaan
1.4.1. Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui manfaat tempe bagi kesehatan tubuh manusia
1.4.2. Kegunaan Penelitian
1. Mengetahui
sejarah perkembangan tempe
2. Mengetahui
bagaimana pembuatan tempe
3. Mengetahui
manfaat dan kandungan tempe
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian
Industri
pembutan tempe terletak di pekon Pringkumpul
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu pemilik industri rumah tangga ini adalah bapak Feri dan ibu
Dwi, bapak Feri memulai usaha ini pada tanggal 7 September 2014.
Bapak
Feri di bantu sang istri dan tiga orang karyawan satu orang laki-laki dan dua
orang perempuan dalam menjalankan usaha ini sehingga semakin berkembang.
Pertama
kali bapak Feri memasarkan tempe sendiri dengan menggunakan sepeda motor di
wilayah Pringsewu, Podosari dan Sukohajo,
tetapi awal tahun 2015 ia hanya memasarkan tempe buatanya di pasar
terminal Pringsewu. Bapak Feri
menggunakan kedelai impor Amerika dikarenakan lebih berkualitas, tetapi
akhir-akhir ini mengalami kendala menggunakan kedelai impor untuk bahan baku
pembuatan tempe karena harganya lebih mahal dibandingkan kedelai lokal.
Bapak
Feri menggunakan 65 kg kedelai per harinya untuk membuat tempe dan dapat
menghasilkan kurang lebihnya 1000 bungkus perharinya, Bapak Feri mendapatkan
keuntungan bersih sebesar Rp 100.000 perhari.
2.2 Pengumpulan Data dan Penyajian Data
2.2.1
Sejarah
Perkembangan Tempe
Tempe
berwarna keputih-putihan akibat hifa
kapang yang melakatkan biji-biji
kedelai tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang bisanya bersal dari
Cina atau Jepang. Tempe berasal dari Indonesia tidak jelas kapan pembuatan
tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisional ini sudah dikenal sejak
berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan jawa, khusunya di
Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip serat centhini dengan santing Jawa abad
ke-169 telah dikatakan kata “tempe” misalnya dengan penyebutan nama hidangan
jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan ) dan kedelai tempe
srundingan. Hal ini dan catatan sejarah lainya menunjukan bahwa mungkin pada
mulanya tempe di produksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat
perdesaan tradisional jawa mungkin
dikembangkan di daerah Mataram Jawa
Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Kata
“tempe” di duga berasal dari bahasa jawa kuno terdapat makan berwarna putih
terbuat dari tepung sagu yang disebut tempe , tempe segar yang juga berwarna
putih juga terlihat memiliki keasaman dengan makan tempe tersebut
Selain
itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus
bahasa Jawa Belanda,
sumber lain mengatakan bahwa pembutan tempe diawali semasa era tahun
paksa dijawa pada saat itu, masyarakat jawa terpaksa menggunakan hasil
pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai , sebagai sumber pangan, selain
itu ada pula pejabat yang mengatakan
bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang tionghoa yang memproduksi makan sejenis, yaitu biji
kedelai yang difermentasikan menggunakan
kapang Aspergilus, selanjutnya teknik pembuatan tempe menyebar keseluuh
Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat jawa yang bermigrasi keseluruh
penjuru tanah air.
2.2.2
Cara
Pembuatan Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia, terutama di pula Jawa teknik
pembuatan tempe ini telah diketahui sejak sebelum tahun 1900, tetapi prosedur pembuatanya masih
sederhana banyak bahan dasar yang dapat digunakan pembuatan tempe, tetapi yang
banyak dikenal adalah tempe dari kedelai, untuk memperoleh tempe yang
berkulitas baik, maka kedelai yang digunkan juga harus yang berkualitas baik
dan tidak tercampur dengan bahan lainnya, seperti jagung, kacang hijau, dan biji-bijian
lainya selain itu prosedur pengolahan harus dilakukan dengan tepat.
Prosedur
pembuatan tempe pada dasarnya adalah prosess menumbuhkan spora jamur tempe,
yaitu Rhizopus sp, pada biji kedelai, dalam pertumbuhanya , rhizopus sp,
membentuk benang-benang yang bisanya disebut sebagai tempe.
Selama
masa pertumbuhannya, jamur rhizopur sp,
juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji
kedelai, sehingga protien-protein dalam biji kedelai ini mudah di uraikan,
selama masa pertumbuhan jamur rhizopus sp, selain rhizopus, dipirkan banyak
jenis mikroorganisme lain yang mungkin turut campur, aktifitas perumbuhan
rhizopus sp, melampau masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora
baru yang berwarna putih kehitaman, hal ini dapat diketahui, terutama pada
tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya
bau amaoniak, adanya bau anomiak pada tempe menunjukan bahwa tempe tersebut
mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun telah di
masak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen, oleh karena itu, agar di
proleh tempe yang berkualitas baik dan
tahan agak lama, maka selama proses
pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit
(inokalum) yang akan digunakan.
Cara
membuat tempe yaitu :
1. Biji
kedelai yang telah dipilih / dibersihkan dalam kotoran, dicuci dengan air PDAM
atau air sumur yang bersih selama 1 jam.
2. Setelah
bersih, kedelai direbus dalam air selama 2 jam
3. Kedelai
kemudian di redam 12 jam dalam air panas sehingga bekas air rebusan supaya
kedelai mengembang
4. Berikutnya
kedelai diredam dalam air dingin selama 12 jam
5. Setelah
24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 diatas, kedelai dicuci dan dikuliti
(dikupas)
6. Setelah
dikupas untuk membunuh materi yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
7. Kedelai
diambil dari dandang, diletakan diatas tampah dan diratakan tipis-tipis
selanjutnya kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan
airnya menetes habis.
8. Sesudah
itu, kedelai dicampur dengan (ragi 2 %) guna mempercepat / merangsang
pertumbuhan jamur, proses mencapur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20
menit, tahap peragian ( permentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam
membuat tempe kedelai.
9. Bila
bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran tersebut pada layang atau cetakan
kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembunkus,
sebelumnya plastik dilubangi/ ditusuk-tusuk, maksutnya iyalah untuk
memberi udara supaya jamur yang tumbuh
berwarna putih, proses pencetakan / membungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang
biasanya digunakan untuk membungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang
berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi “aneh” dan tempe
lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun ).
10. Campuran
kedelai yang sudah dicetak dan diratakan permukaanya dihamparkan diatas Rak dan
kemudian ditutup selama 24 jam.
11. Setelah
24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan / dianginkan. Anginkan
selama 24 jam lagi, setelah itu, campuran kedelai telah menjadi tempe siap
jual.
2.2.3
Manfaat
Tempe Bagi Kesehatan Manusia
Bahan baku pembuata tempe biasanya menggunakan
kedelai, kedelai merupakan bahan makanan penting sebagai sumber protein Nabati,
penggunaan kedelai umumnya dimanfaatkan
untuk konsumsi masyarakat dan masukan dalam usaha tani kedelai, kedelai
yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar dalam bentuk olahan dan hanya
sebagian kecil yang dikonsumsi ( Kasryno et all 1998 ).
Tempe
berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat
proses penuaan dan pencegah terjadinya penyakit degeneratik ( Anterosklerois,
jantung koroner, diabetes, kangker dan lain-lain ), selain itu tempe juga
mengandung zat anti bakteri penyebab Diare, Penurunan Kolestrol Darah, Pencegah
Penyakit Jantung, Hipertensi, dan lain-lain. Komposisis gizi tempe baik kadar
protein, lemak dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan
kedealai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilakan oleh tempe,
maka proten, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna
didalam tubuh dibandingkan yang terdapa didalam kedelai. Olekh karena itu,
tempe sangat baik untuk dibarikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga
lansia ) sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan
dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe, secara
kimiawi hal ini bis adilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen
terlrut, asam amino bebas, asam lema k bebas, milar cerna, milan efesiensi
protein, serta skor proteinya, beberapa penelitian menunjukan bahwa zat gizi
tempe lebih mudah dicerna,diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan
yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balitapenderita
gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe pertumbuhan berat badan
penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu
singkat, pengelolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan
stakiosa, yaitu suatu sanyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi ( kembung
perut ).
Mutu
gizi temope yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untukmeningkatkan mutu
serealia dan umbi-umbian. Hidangan
makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwil akan meningkat
mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup
untuk meningkatkan gizi 200g nasi. Bahan makanan campuran beras –tempe,
jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3 sudah cukup baik untuk
diberikan kepada anak balita.
2.2.4
Kandungan
gizi tempe
a. Asam
lemak
selama
proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan drajat ketidak
jenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(Poivunsaturated fatty olids. Pufa) meningkat jumlahnya.
Dalam
poses itu asam pamiat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan sedangkan
kenaikan kenaikan terjadi pada asam obat
dan linolenat (Asam unoinat tidak terdapat pada kedelai). Asama lemak tidak
jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga
dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh
b. Vitamin
Dua
kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan
larut lemak (Vitamin A,D,E, dan K) tempe
merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial, jenis vitamin yang terkandung
dalam tempe antara lain vitamin B1 (tramin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12
(siokobolamin) , vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan
tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian namun
tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya
sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati kenikan kadar
vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe : Vitamin B12 aktifitasnya
meningkat 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riblotiavin naik sekitar 8-47
kali, pidoksin 4–14 kali, niosin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5
kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat, vitamin ini tidak diproduksi oleh
kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti klebsiella pne limo nial
dan cirobekter frundri, kadar vitamin B12 dalam tempe berkisat antara 1.5
sampai 6,5 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat
mencukupi kebutuhan vitamin B12 sesorang perhari dengan adanya vitamin B12 pada
teme, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12,
sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu harianya.
c. Mineral
Tempe
mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink,
kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat
(yang mengikat beberapa mineral-mineral tertenu (seperti
besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan
tubuh
d. Antioksidan
Zat
antioksidan dan juga demikian diadakan bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan
tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis iso flavon, yaitu
daidxein, gustin, dan genestin, pada tempe di samping ketiga jenis isoflavon
tersebut juga terdapat antioksidan paling kuat di bandingkan dengan isoflavon
dalam kedelai, antioksidan iini disintetis pada saat trerjadinya proses
fregmentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri micrococcus luteus dan coreyne
bacterium.
Penuan
(aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari
mengandung antoksidan yang cukup, karena tempe merupakan sumber antroksidan
yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah
terjadinya proses penuaan dini lebih lanjut, Universitas Clifornia Utara,
Amerika Serikat, meneliti tempe dan menemukan bahwa genestin dan fitoestrogen
yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencagah kanker prostat dan payudara.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan ini
penulis mengambil kesimpulan :
1.
Tempe merupakan makanan asli Indonesia,
tempe banyak digemari oleh Bangsa Indonesia karena rasanya yang enak dan
kandungan gizinya yang banyak
2.
Sepotong tempe mengandung berbagai unsur
bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim,
daidzein, genestin, serta komponen, anti bakteri bermanfaat untuk kesehatan
3.
Tempe sangat baik untuk diberikan kepada
segala kelompok umum (dari bayi hingga lansia)
4.
Temper merupakan sumber antioksidan yang
baik
5.
Pemberian tempe, pertumbuhan berat badan
penderita gizi buruk
Akan
meningkatkan dan diare akan menjadi sembuh dalam waktu singkat”
6.
Pabrik rumah atau usaha sendiri
sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonominan masyarat, serta dapat pula
menciptakan manusia yang kreatif, cerdas dan berusaha untuk maju
7.
Bersirinya industri pembuatan tempe
milik bapak Feri dari pekon Pringkumpul menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
3.2 Saran-Saran
Bagi masyarakat luas pada umumnya
dan bagi para siswa khusunya, bahwasanya kekayaan alam Indonesia sanngatlah
melimpah, oleh karena itu penulis memberikan saran
1.
Hendaknya dapat mencerdakan anak bangsa
serta mencukupi sebagian gizinya, kede;lai sangatlah besar manfaatnya
2.
Terus berinovasi dalam pembuatan tempe
agar makanan Indonesia ini tidak kalah saing dengan makanan dari luar negeri
3.
Hendaknya masyaraka Indonesia dapat
melestarikan tempe dengan cara tidak malu untuk mengkonsumsinya
4.
Hendaknya dalam pembuatan tempe bisa
lebih dikembangkan lagi cita rasanya agar mempunyai nilai jual yang leb tinggi
DAFTAR
PUSTAKA
Alamanda, Nadya Qourina, 2015, Pengaruh Objek Wisata Candi
BorobudurTerhadap Ekonomi Perdagangan di Kawasan Wisata Candi Borobudur,
Pringsewu, MAN Pringsewu
Fauzan
, 2015, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pringsewu MAN Pringsewu
Hanitiyana,
Rega 2011 Manfaat Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Bagi siswa-siswi MAN 1
Pringsewu Mushola Nurul Fajri Pekon Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Pringsewu :
MAN 1 Pringsewu
https://Personalityyolayohana,wordpress.com (diakases pada tanggal 2 februari 2016)
www.artikel kesehatan99.com/tempe/makanan-asli-indonesia-kaya manfaatnya, html
(diakases pada tanggal 2 februari 2016)
www.sarjanaku.com/203/04/pengertian-metode-observasi-devinisi html (diakases pada tanggal 28 maret 2016)
www.sarjanaku.com/2011/06/metode
dokumentasi.html
(diakases pada tanggal 28 maret 2016)
0 Response to "Karya Tulis Pembuatan Tempe"
Post a Comment