LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF




LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
TERHADAP NY. R di BPS NOVA YUSENTA,AMD KEB
KECAMATAN BENGKUNAT KABUPATEN PESISIR BARAT
 PERIODE 14 APRIL – 14 MEI TAHUN 2015


Pembimbing   : Sri Reni, SST




Disusun Oleh :






UMMY NUR H.
NIM : 0106012056



YAYASAN KHALIFA ALFITAMA
AKADEMI KEBIDANAN ALIFA
PRINGSEWU-LAMPUNG
TAHUN 2015


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

            Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan,infeksi,dan gestosis. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi ini disebabkan oleh dua hal yang penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu terjadinya partus terlantar atau partus lama dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 2010).

            Berdasarkan pengamatan WHO, angka kematian ibu adalah sebesar 500.000 jiwa dan  angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa setiap tahunnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih diragukan karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak dilaporkan ( Manuaba, 2010). Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan perinatal 1000 per kelahiran hidup.Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik dan buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu Negara atau daerah  ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang sewaktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.

            Upaya peningkata kualitas asuhan kebidanan merupakan salah satu upaya umtuk menurunkan Angka  Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi(AKB).Untuk dapat asuhan kebidanan yang berkualitas perlu didukung dengan tersediannya standar asuhan kebidanan, tenaga bidan yang professional, sarana dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.

            Target RPJMN tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global Milenium DEvolepment goald(MDGs). Menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan AKB diturunkan  menjadi 23/1000 (MDGs 2015, 2012). Kebidanan merupakan pelayanan kesehatan dasar yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ibu dan anak selama hamil, bersalin,nifas, bayi baru lahir serta upaya untuk memperkecil angka kesakitan (morbiditas)dan kematian (mortalitas) ibu dan anak.

            Dalam melaksanakan praktek, bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun masa interval, melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas. Di Provinsi Lampung Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007 tercatat 98 orang dari 186.248  kelahiran hidup dan meningkat menjadi 145 kasus pada tahun 2008 dari 160.392 kelahiran hidup (Provil Kesehatan Provinsi Lampung, 2009).
            Praktik klinik kebidanan III ( PKK III), merupkan terakhir dari praktik klinik kebidanan pada semester VI ini, di akaemi kebidanan Alifa Pringsewu lampung dimana pada praktek klinik ini dituntut untuk kemandirian dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehnsif, sebagai gambaran yang real dalam peran IBI untuk masyarakat, baik sebagai IBI dan praktik swasta ataupun sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas.
            Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik membuat ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA ( KB)  TERHADAP NY.R USIA 28 TAHUN DI  BPS NOVA YUSENTA, AMD.KEB KEC. BENGKUNAT KAB. PESISIR BARAT

B.            Tujuan
1.    Tujuan Umum
      Mampu memberikan asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu hamil, bersalin, perawatan bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana secara komprehensif di Bidan Praktik Swasta (BPS) Nova Yusenta, Amd.Keb.
2.  Tujuan Khusus
a.    Mampu melakukan pengkajian pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
b.    Mampu melakukan dentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin timbul pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
c.    Mampu  melalukan identifikasi diagnosa dan masalah pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
d.   Mampu melakukan identifikasi tindakan segera pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
e.    Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
f.     Mampu melakanakan asuhan kebidanan pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
g.    Mampu melakukan evaluasi pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

C.  Manfaat Asuhan Kebidanan Komprehensif
1.      Bagi Penulis
Kegiatan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas ,bayi baru lahir dan keluarga berencana.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di institusi pendidikan dan sebagai bahan evaluasi terhadap teori yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan.
3.       Bagi Masyarakat/Klien
1.      Klien dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu dan berkulitas secara berkesinambungan.
2.      Institusi pendidikan : Dapat dijadikan sebagai  bahan dokumentasi dan bahan kepustakaan di Akademi kebidanan Alifa Pringsewu Lampung
3.       
D.  Metode
Asuhan kebidanan dilaksanakan dilahan praktik yang telah ditentukan. Dengan menggunakan metode pengumpulkan data:
1.      Anamnesa : Anamnesa dapat diperoleh dari klien atau keluarga klien.
2.      Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:
a.       Inspeksi (Periksa pandang)
b.      Palpasi (Periksa Raba)
c.       Auskultasi (Periksa Dengar)
d.      Perkusi (Periksa ketuk)

E.  Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktek klinik kebidanan III terhitung mulai tanggal 14 April sampai 13 Mei 2015.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Kehamilan
1.    Pengertian
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
2.    Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
a.    Ovuluasi pelepasan ovum
b.    Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum
c.    Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot
d.   Terjadinya nidasi (implementasi) pada uterus
e.    Pembentukan plasenta
3.    Diagnosis Kehamilan
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari, dengan perhitungan sebagai berikut :
a.    Berakhirnya kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram disebut keguguran/abortus.
b.    Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
c.    Kehamilan beumur 37-42 minggu disebut aterm (cukup bulan).
d.   Kehamilan meleihi 42 minggu disebut post term/serotinus (lebih bulan).
4.    Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
Kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a.    Satu kali pada trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu) dilakukan untuk :
ü penapisan dan pengobatan anemia
ü perencanaan persalinan
ü pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b.    Satu kali pada trimester II (usia kehamilan antara 14-28 minggu)  dilakukan untuk :
ü pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
ü penapisan preeclampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan salurah perkemihan
ü mengulang perencanaan persalinan
c.  Dua kali pada trimester III (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah kehamilan 36 minggu) dilakukan untuk :
ü Sama seperti kegiatan kunjungan trimester II
ü Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
ü Memantapkan rencana persalinan
ü Mengenali tanda-tanda persalinan
untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
a.    Tanda-tidak pasti hamil
1.    Amenorea (terlambat datang bulan)
2.    Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3.    Sinkope atau pingsan
4.    Payudara tegang
5.    Sering miksi
6.    Konstipasi atau obstipasi
7.    Pigmentasi kulit
a)    Sekitar pipi disebut cloasma gravidarum
b)   Dinding perut
ü Striae livida
ü Linea alba makin hitam
ü Linea nigra
c)    Sekitar payudara
ü Hyperpigmentasi areola mammae
ü Putting susu makin menonjol
ü Kelenjar Montgomery menonjol
b.    Tanda mungkin kehamilan
1.    Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
2.    Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
ü tanda hegar
ü tanda Chadwick
ü tanda piscasek
ü kontraksi Braxton hick
ü teraba ballottement
3.    Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
c.    Tanda pasti hamil
1.    Gerakan janin dalam rahim
ü Terlihat/teraba gerakan janin
ü Teraba bagian-bagian janin
2.    Denyut jantung janin (menggunakan linec atau Doppler)
3.    Pemeriksaan dengan alat (menggunakan USG atau fetoscopy.
5.    Teknik Pemeriksaan Palpasi Kehamilan
Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk meneapkan kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan, adalah Leopold sebagai berikut :
1.      Tahap persiapan pemeriksaan Leopold
a.       Ibu tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
b.      Kedudukan tangan ibu pada saatbpemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur dismping badan.
c.       Kaki diletakkan sedikit 35° sehingga dinding perut lemas
d.      Bagia perut ibu dibuka seperlunya
e.       Pemeriksa menghadap ibu saat melakukan pemeriksaan Leopold I,II dan III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki ibu
2.      Tahap pemeriksaan Leopold
a.       Leopold I
ü  Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haidh terakhir.
ü  Bagian apa yang terletak di fundus uteri, pada letak membujur sungsang akan teraba kepala (bulat, keras dan melenting), pada letak normal akan teraba  bokong pada fundus (tidak keras , tidak melenting dan bulat) pada letak lintang fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b.      Leopold II
ü  Kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian apa yang terletak di bagian samping kanan dan kiri perut ibu
ü  Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba seperti papan, keras, panjang, datar dan ada tahanan, serta teraba bagian-bagian kecil janin (jari kaki dan tangan) pada sisi sebelahnya.
ü  Pada letak lintang dapat teraba kepala janin (bulat, keras dan melenting) pada sisi kanan/kiri perut ibu
c.       Leopold III
ü  Menentukan bagian apa yang teraba di atas simpisis pubis. Kepala akan teraba bulat keras dan melenting sedangkan bokong teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada simpisis pubis.
d.      Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Tangan pemeriksa akan “Konvergen” bila tidak bertemu, bila kepala sudah masuk pintu atas panggul maka akan “Divergen” jari-jari pemeriksa akan bertemu.

6.      Perawatan pada Kehamilan Normal
         Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
ü  Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
ü  Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
ü  Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)

7.      Pelayanan Asuhan Standar Minimal Termasuk 14 T
a.     Timbang berat badan
b.    Ukur tekanan darah
c.     Pemeriksaan Kesehatan dan pemeriksaan fisik ibu hamil
d.    Ukur tinggi fundus uteri
e.     Pemberian imunisasi Tetanus Texoid (TT lengkap)
f.     Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
g.    Tes penyakit menular seksual (PMS)
h.    Temu wicara / konseling
i.      Test atau pemeriksaan Hb
j.      Test atau pemeriksaan urine protein
k.    Test reduksi urine
l.      Perawatan payurada
m.  Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil)
n.    Tarapi yudiun kapsul
ü  Terapi obat malaria
Setiap kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut
ü  Mengupayakan kehamilan yang sehat
ü  Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan
ü  Persiapan persalinan yang bersih dan aman
ü  Perencanaan antisipatif dan persiapan diri untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
8.      Pemberian Vitamin Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4  430 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi karena akan mengganggu penyerapan.

9.      Pemberian Imunisasi TT
Tabel 2.2
Pemberian imunisasi TT ( Saisuddin, 2011)
Antigen
Interval
(selang waktu minimal)
Lama perlindungan
% perlindungan
TT1
Pada kunjungan pertama
-
-
TT2
4 minggu setelah TT1
3 tahun*
80
TT3
6 minggu setelah TT2
5 tahun
95
TT4
1 tahun setelah TT3
10 tahun
99
TT5
1 tahun setelah TT4
25 tahun atau seumur hidup
99

Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang di lahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).
10.  Perubahan Fisiologi Ibu dan Janin
Umur kehamilan
Janin
Ibu
0 minggu
·         Fertilisasi nidasi
-
4 minggu
·         Dari embrio muncul tubuh yang menjadi tulang belakang otak bayi
·         Amenorrhea
·         Mamae nyeri, membesar
8 minggu
·         Jantung mulai memompa darah
·         Anggota badan terbentuk telinga, otot dan tulang
·         Morning sickness
·         Bentuk uterus globuler
·         Terdapat tenda hegar
·         Leukore meningkat
12 minggu
·         Embrio menjadi janin
·         Jantung dapat dilihat dengan USG
·         Gerakan perlahan
·         Jenis kelamin
·         Ginjal mulai produksi urin
·         Tanda Chadwick
·         Braxton hicks
·         Plasenta berfungsi dan memproduksi hormone
·         Sering BAK
16 minggu
·         Musculo skeletal matang
·         Syaraf mulai koordinasi
·         Pembuluh darah
·         Perkembangan meningkat
·         Tangan menggengam
·         Kaki menendang
·         Alat-alat organ matang
·         DJJ terdengar dengan Doppler
·         Pancreas memproduksi insulin
·         TFU 1/2 Pusat sympisis
·         BB bertambah 0,4-0,5/minggu
·         Sekresi vagina meningkat
·         BAK berkurang
18 minggu
·         Verniks melindungi tubuh
·         Lanugo dan minyak pada kulit, alis,bulu mata, dan rambut
·         Janin terjadwaal untuk tidur, menelan dan menendang
·         TFU 1 jari bawah pusat
·         Sekresi colostrums
·         Areola bertambah gelap
·         Kadang kram pada kaki
·         Konstipasi
24 minggu
·         Kerangka berkembang pesat
·         Pernafasan mulai berkembang
·         TFU sepusat
·         Kram, nyeri pinggang
·         Epitaxis
·         Gatal pada abdomen
28 minggu
·         Bisa bernafas, menelan mengatur suhu
·         Striae, cloasma gravidarum
·         Hemoroid
·         Bentuk janin jelas
·         Rasa panas dalam
32 minggu
·         Mulai menyimpan zat besi, kalsium, fosfor
·         Payudara penuh ASI
·         Sering BAK
38 minggu
·         Bayi memenuhi uterus
·         Antibody ditransfer ke bayi
·         Kaki oedema sulit tidur
·         Dyspnea
·         Presentasi turun ke pelvic

11.  Nasehat-Nasehat untuk Ibu Hamil
Kepada ibu hamil diberikan nasehat-nasehat untuk memelihara kesehatannya selama kehamilan, nifas dan laktasi.
a)      Makanan (Diet) Ibu Hamil
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul memperhatikan susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibunya. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan secara berlebihan, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan: protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe), vitamin, dan air. Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin,, plasenta, uterus, buah dada, dan kenaikan metabolisme.
Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (10-12 kg).
b)        Perubahan Berat Badan
Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the national Academy of Science :
ü  Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight) kenaikan yang dianjurkan 12.5-8 kg
ü  Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11.5-16 kg
ü  Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang dianjurkan antara 7-11.5 kg
c)       Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Karena itu wanita hamil dilarang merokok.
d)     Obat-obatan
Prinsip : jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan seperti obat yang dijual bebas sebaiknya memakai obat dengan resep dokter.
e)       Gerakan Badan
Kegunaannya: sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar, atau gerak badan ditempat.
f)        Kerja
ü  Boleh bekerja seperti biasa.
ü  Cukup istirahat dan makan teratur.
ü  Pemeriksaan hamil yang teratur.
g)       Bepergian
ü  Jangan terlalu lama dan melelahkan.
ü  Duduk lama dapat menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
h)       Pakaian
ü  Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
ü  Pakailah bra yang menyokong payudara.
ü  Memakai sepatu dengan tumit yang rendah.
ü  Pakaian dalam yang selalu bersih.



i)        Istirahat
Wanita pekerja harus sering beristirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan, ibu hamil sebaiknya tidur siang selama 1-2 jam per hari dan tidur malam 7-8 jam per hari.
j)         Mandi
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/higiene. Terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dari kelenjar keringat bertambah sehingga ibu hamil lebih mudah berkeringat. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan.
k)       Koitus
Adalah melakukan hubungan seksual antara pasangan suami istri. Koitus tidak dilarang kecuali bila ada riwayat :
ü  Sering abortus/premature
ü  Perdarahan pervaginam
ü  Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati.
ü  Bila ketuban pecah, koitus dilarang
ü  Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus.
l)         Kesehatan Jiwa
Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa khawatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat menanamkan kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus diketahuinya karena kebodohan, rasa takut dan sebagainya dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan, ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan hisnya hilang. Untuk menghilangkan rasa cemas harus ditanamkan kerjasama antara pasien dan penolong.
m)     Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan memutar dan menarik – narik keluar atau dengan cara hofmann.
n)  Ketidaknyamanan yang Terjadi pada Ibu Hamil Terutama Trimester III
1) Konstipasi (susah buang air besar)
Pencegahannya :
ü  Asupan air yang cukup (8 gelas/hari)
ü  Banyak makan makanan sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat
ü  Cukup istirahat
ü  Minum air hangat pada pagi hari untuk menstimulasi peristaltik
ü  Biasakan buang air besar secara teratur
ü  Tidak diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung laxana. Gunakan pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari minyak mineral, perangsang saline.
Tanda bahaya :
ü  Rasa nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas
ü  Rasa nyeri di kuadran kanan bawah
2) Haemorhoid
Pencegahannya :
ü  Hindari konstipasi, tindakan pencegahan paling efektif
ü  Menghilangi ketegangan selama defekasi
ü  Mengurangi bengkak dan sakit dengan merendam bokong dengan air hangat
3) Kram pada kaki
Pencegahannya :
ü  Massage dan hangatkan otot yang terserang
ü  Menghindari tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan gunakan tumit
ü  Latihan (senam)
ü  Diet yang mencakup kalsium

4) Oedema
Pencegahannya:
ü  Menghindari pakaian yang ketat
ü  Kaki ditinggikan jika tidur
ü  Hindari berdiri lama, duduk lama
ü  Posisi miring jika berbaring
5) Sering buang air kecil
Pencegahannya:
ü  Kosongkan saat terasa dorongan untuk berkemih
ü  Batasi minum bahan diuretic alami (teh, cola, kafein)
ü  Perbanyak minum pada siang hari
ü  Jangan mengurangi minum pada malam hari untuk meghindari nocturia.
o)  Tanda Bahaya Dalam Kehamilan
1) Perdarahan
2) Bengkak pada muka dan ekstremitas
3) Sakit kepala lebih dari biasanya
4) Gangguan penglihatan
5) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
6) Nyeri ulu hati
Jika ibu menemukan salah atu tanda bahaya di atas, segera datang ke tempat pelayanan kesehatan.
p)  Persiapan Persalianan
1) Siapa yang akan membantu pada waktu persalinan
2) Tempat melahirkan
3) Peralatan yang dibutuhkan ibu dan bayi
4) Sarana transportasi
5) Persiapan biaya
6) Pembuat keputusan dalam keluarga

B.  Persalinan Normal
1.        Pengertian
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a.    persalinan spontan
persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir
b.    persalinan buatan
persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi section caesarea.
c.    Persalinan anjuran
Persalinan yang terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan
2 . Sebab – Sebab Persalinan
a.    Teori Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim dan estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.Selama kehamilan terdapat  keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhirnya kehamilan kadar progestrogen  menurun sehingga estrogen menjadi lebih tinggi sehingga timbullah his.
b.    Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim
c.    Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan maka akan teregang otot . Otot rahim makin rentan
b.    Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anenchepalus kehamilan lebih sering lama dari biasanya.
c.    Teori Prostaglandin
Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,yang dikeluarkan oleh desidua .pemberian Prostaaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan (Nugraheny, 2010) 

3.    Indikator Akan Mulainya Persalinan
a.    Adanya Lightening
     Penurunan bagian janin kedalam rongga pelvis, pada pemeriksaan fundus uteri kedudukannya lebih rendah menjadi seperti kehamilan 8 bulan. Lightening timbul kurang lebih sebelum melahirkan dan lightening menandaakan PAP cukup besar untuk janin.
b.    Servik Lunak
c.    Persalinan Palsu
d.   PROM (Prematiur Rupture Membran) (Sulistyawati, 2010)
4.    Tanda-Tanda mulainya persalinan
a.    Kekuatan His makin sering terjadi dan terartur dengan jarak kontraksi yang pendek
b.    Pengeluaran Lendir yang bercampur darah
c.    Dapat disertai ketuban pecah
d.   Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan servik, pelunakan servik, pendataran dan pembukaan servik.                               


Persalinan Terbagi menjadi 4 kala :
a.    Kala I (Kala Pembukaan)
     Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi: dua fase yaitu fase laten dan fgase aktif.
1)   Fase Laten : berlangsung selama  8 jam, dimana pembukaan servik berlaangsung lambat, sampaibsampai pembukaan 3cm.
2)   Fase Aktif : Berlangsung selama 6 jam, dan dibagi menjadi 3 subfase:
a)        Fase akselerasi: berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
b)        Fase Dilatasi Maksimal:Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c)        Fase deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap. Lamanya Kala I:pada Primipara 12 jam, pada multipara 8 jam.
b.    Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
       Dimulai dari penbukaan Lengkap sampai bayi baru lahir. Pada kala dua his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 cm sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang serasa reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa dengan tanda anus terbuka.
       Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vuilva membuka dan perenium menegang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
1)   Tanda-tanda kala II :
a)    His menjadi lebih cepat ,kira-kira 2-3 cm menit sekali.
b)   Pasien mulai mengedan
c)    Perenium Menonjol
d)   Vulva membuka
e)    Anus Mengembang.
2)   Cara Melahirkan Bayi
a)    Melahirkan Kepala Bayi
-  Pimpin ibu untuk mengedansaat kepala sudah tampak 5-6 cm didepan vulva
-  Letakkan satu tangan dikepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal
-  Satu tangan lain menahan perenium agar tidak terjadi robekan
-  Usap muka bayi dengan kasa/kain kering untuk membersihkan dari kotoran   seperti darah, lendir, dan air ketuban
-  Periksa apakah ada lilitan tali pusat atau tidak jika ada lilitan ,tali pusat  panjang longgarkan melewati kepala bayi tapi jika  tali pusat pendek di klem kemudian dipotong.
b)   Melahirkan Bahu dan Anggota badan seluruhnya
-  Biarkan Bayi melakukan putaran paksi luar dengan sendirinya.
-  Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher leher bayi (secara bipariental)
-  Lakukan tarikan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
-  Selipkan satu rtangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala  dan selipkan satu tangan lain punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya.
-  Letakkan bayi diatas pereut ibu kemudian keringkan badan bayi.
-  Klem dan potong tali pusat.
c.    Kala III (Kala pengeluaran Uri)
        Dimulai dari segera setelah bayi lahir sampai dengan  lahirnya placenta, yang berlangsung  tidak lebih dari 30 menit. Tanda-tanda pelepasan Placenta :
1.    Uterus menjadi bundar
2.    Perdarahan sekonyong-konyong dan agak banyak
3.    Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir
4.    Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim dan lebih mudah digerakkan. Dalam waktu 5-10 menit seluruh placenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri,seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.


Manajemen aktif Kala III :
1.    Pemberian suntikan oksitosin 10 unit Imdalam waktu 2 menit  setelah bayi lahir
2.     Melakukan peregangan tali pusat terkendali, dengan dorongan dorso cranial
3.    Masase Fundus uteri setelah plasenta lahir.
d.   Kala IV
       Dimulaidari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.kala ini diperlukan untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap banyaknya perdarahan postpartum. Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus diperhatikan 7 pokok, antara lain:
1)   Kontraksi uterus harus baik
2)   Tidak ada perdarahan pada vagina atau perdarahan-peradarahan dalam alat genetalia lainnya
3)   Placenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4)   Kandung kemih harus  kosong
5)   Luka pada  perenium harus terawatt baik dan tidahk ada hematoma
6)   bayi dalam keadaan baik                         
7)   Ibu dalam keadaan baik, nadi dan tekanan darah normal, dan tidak ada keluhan sakit kepala


6.    Partograf
     Adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi atau riwayat pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan. Partograf dipakai untuk memantau kemajuanpersalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaaan. Partograf member peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin taukah ibu perlu dirujuk.
Tujuan menggunakan partograf adalah untuk :
a.    Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan servik melalui pemeriksaan dalam
b.    Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus  lama.
Hal-hal yang harus dicatat pada partograf  :
a.    Informasi tentang ibu
Catat waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datanG dalam fase laten persalinan.Catat waktu terjadinya pecahnyaa ketuban
b.    Kondisi janin
Denyut jantung Janin (DJJ): Nilai dan cata DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin)
c.         Warna dan adanya air ketuban: Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai air ketuban .Jika selaput ketuban pecah
U : Ketuban utuh
J  : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Air ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D  : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan darah
K  :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban kering.
d.   Molase (Penyusupan tulang kepala janin)
       Penyusupan adalah indicator  penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan. Diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
0      : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1      : tulang-tulang kepala janin hanya sebagian bersentuhan
2      : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih dapat dipisahkan
3      : tulang- tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
e.    Kemjuan Persalinan
f.     Pembukaan Servik Nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam(lebih sering dilakukan bila ada tanda –tanda  penyulit).
g.    Penurunan bagian terbawah janin.
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas sympisis pubis, catat dengan tanda lingkaran(o).
h.    Jam dan waktu
-       Waktu mulainya fase aktif  persalinan
-       waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian.       
i.      Kontraksi uterus
Setiap 30 menit raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
1)    Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kuang dari 20 detik
2)   Beri garis-garis kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik
3)   Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.
j.      Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1)   Oksitosin: Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, didokumentasikansetiap 30 menit jumlah unit tetesan yang diberikan pervolume cairan iv dan dalam satuan tetesan permenit
2)   Obat-obatan lain dan cairan IV:catat pemberian obat tambahan dan/atau cairan IV.


k.         Kondisi Ibu
1)    Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan, beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai(.)
2)   Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai
3)   Nilai dan catat temperature ibu setiap 2 jam (lebih sering jika terjadi peringatan mendadak atau diduga adanya infeksi)
Volume urine, protein dan aceton. Ukur dan catat jumlah produksi  urine ibu sedikitnmya setiap 2 jam : Bila temuan-temuan melintasi kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

C. Bayi Baru Lahir
1.    Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah  adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram hingga 4000 gram, ketika lahir langsung menangis dan tidak memiliki kelainan congenital (cacat bawaan).
2.    Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Seorang bayi baru lahir dikatakan normal apabila memiliki ciri-ciri berikut:
a.    Bayi baru lahir normal memiliki berat badan 2,5 – 4 Kg
b.    Panjang badan 48 – 52 cm
c.    Lingkar dada 30 – 38 cm
d.   Lingkar kepala 33 – 35 cm
e.    Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
f.     Pernafasan 40-60 kali/menit
g.    Kulit bayi baru lahir terlihat kemerahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h.    Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i.      Kuku agak panjang dan lemas
j.      Genitalia; untuk perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora dan untuk laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
k.    Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l.      Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m.  Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n.    memiliki eliminasi yang baik, mekonium untuk bayi baru lahir akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
3.        Mekanisme Kehilangan Panas
a.    Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.


b.    Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut.
c.    Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d.   Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
4.        Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a.    Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b.    Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering).
c.    Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d.   Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e.     Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam  jam setelah lahir.

5. Perubahan yang Terjadi pada BBL
a. Sistem Sirkulasi
Setelah bayi lahir, bayi akan bernafas ini akan menjadikan penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru, duktus arteriosus botali menutup 1-2 menit setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya tali pusat maka akan terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga tekanan pada atrium kanan berkurang sebaliknya tekanan pada atrium kiri bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale. O2 janin lebih rendah dari pada orang dewasa. Untuk mengimbangi ini peredaran janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (18 gerak %) dan eritrocitnya (5,5 juta/mm3).
Perbedaan Hb janin dan orang dewasa :
Hb janin dibuat dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah,
Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 daripada orang dewasa.
Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
b. Sistem Respirasi
Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya, kecepatannya dan bervariasi 30 – 60 x/mnt. Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah lahir cairan yang hilang diganti.
ü  Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri, menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
ü  Kemoreseptor pada sinus karotis atau rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan.
c. Imunitas
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin (suatu protein yang mengandung anti bodi) diantaranya: IgG, Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M.
IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5 bulan, produksinya meningkat setelah lahir.
d. Suhu Tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang relatif buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil, maka suhu lingkungan harus diatur 36,5 – 37,20C. untuk mengurangi kehilangan panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan kepala bayi, disimpan ditempat tidur hangat.
e. Nadi
Baru lahir denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas. Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba.
f. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin 7 – 8 bulan.
g. Kelenjar Endokrin
Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis, hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra renalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat lahir dan sudah mulai berfungsi sebelum lahir.
h. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Glomerolus mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada kehamilan 28 mg jumlahnya sekitar 350.000, ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
Hingga umur tiga hari ginjal bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah 5 hari ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar.


i. Susunan Syaraf
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive terhadap cahaya.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
ü  Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
ü  Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi.
ü  Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
ü  Dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
2. Klem dan Potong Tali Pusat
ü  Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm diantara klem-klem tersebut).
ü  Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
ü  Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat.
ü  Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih kuat.
3. Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat
ü  Pastikan bayi tesebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
ü  Gantilah handuk / kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
ü  Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit :
ü  Apabila telapak bayi tetap dingin, periksalah suhu aksila bayi.
ü   Apabila suhu bayi kurang dari 36,50C, segera hangatkan bayi tersebut.
4. Kontak Dini dengan Ibu
ü  Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
- Kehangatan dan mempertahankan panas yang sesuai pada bayi baru lahir
- Ikatan batin dan pemberian ASI.
ü  Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah “siap” (dengan menunjukkan refleks rooting)
5. Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan. Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
ü  Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
ü  Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut :
- Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
- Gosoklah punggung bayi dengan lembut.
- Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat.
-    Gosoklah punggung bayi dengan lembut.
ü  Jika bayi masih belum bisa bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi.
ü  Apabila bayi sianosis atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali/menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal.
6.    Perawatan Mata
ü  Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia / PMS. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah melahirkan.
7. Asuhan Bayi Baru Lahir
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
a. Pertahankan Suhu Tubuh Bayi
ü  Dari memandikan bayi sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,50C.
ü  Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus ditutup.
b. Pemeriksaan Fisik Bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Ketika memeriksa bayi baru lahir ingat butir-butir penting berikut :
ü Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
ü Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
ü Lihat dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki.
ü Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan.
ü Rekam hasil pengamatan dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut.

Tanda-tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir
1Pernapasan – sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan – terlalu panas (>38 atau terlalu dingin < 36 derajat celcius).
Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
ü  Pemberian makan – hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
ü  Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
ü  Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernapasan sulit.
ü  Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
ü  Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

D. Masa Nifas
1.      Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Tujuan asuhan post partum adalah sebagai berikut:
ü  Mencegah perdarahan
ü  Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik dan psikologinya
ü  Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah atau mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
ü  Memelihara proses kedekatan ibu dengan bayi
ü  Memberikan pendidikan kesehatan
ü  Memberikan konseling tentang KB dan pelayanannya
2. Perubahan Fisik Post Partum
a.  Involusi uterus
Uterus berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan semula seperti keadaan sebelum hamil.
Setelah bayi-bayi lahir TFU : sepusat
Setelah placenta lahir : 2 jari dibawah pusat
6 hari postpartum : pertengahan sympisis – pusat
10 hari postpartum : uterus tidak teraba
Uterus mengecil dan mengeras karena kontraksi dan retraksi otot-otonya.
b.  Perubahan serviks dan vagina
Serviks menganga seperti corong disebabkan oleh korpus uteri berkontraksi. Vagina lambat laun mencapai ukuran normal pada minggu ke 3 dan akan tampak kembali.
c.  Perubahan ligamen diagfragma pelvic
Perubahan ini terjadi pada saat melahirkan oleh karena peregangan ini akan berangsur-angsur pulih kembali dalam waktu 6 minggu.
d. Perubahan pada traktus urinarius
Pada dinding kandung kemih mengalami oedema sehingga menyebabkan hyperemia terkadang sampai terjadi obstruksi sehingga akan menekan uretra dan terjadi retensi urine ini akan pulih kembali setelah 2 minggu.
e. Laktasi
Perubahan yang terjadi pada mamae yaitu proliferasi jaringan, kelenjar alveolus, lemak.
Pengaruh oksitosin yaitu merangsang kelenjar susu berkontraksi karena rangsangan penghisapan pada putting susu.
f. Lochea
Adalah secret yang dikeluarkan dari cavum uteri melalui vagina pada masa nifas.
ü  1 – 3 hari : lochea rubra
ü  4 – 9 hari : lochea serosa
ü  >10 hari : lochea alba sampai dengan dua minggu
lochea normalnya berbau amis, warna sesuai jenis dan waktu



g. After pains
Rasa sakit saat kontraksi postpartum sampai dengan hari ke 3-4 terjadi peningkatan nyeri bila terdapat sisa placenta, sisa selaput ketuban, gumpalan darah dari cavum uteri dan pada saat menyusui.
3. Adaptasi Psikologis Post Partum
Parental attachment
Proses kasih sayang orang tua dimulai selama kehamilan dan sesudah kelahiran anak.
Dapat dipengaruhi oleh :
a. Emosi orang tua
b. Kedekatan orang tua kepada bayi
c. Kecocokan orang tua terhadap bayi
d. Kemampuan berkomunikasi
Tiga tahap perilaku ibu post partum menurut Rubin
a. Taking in (1-2 hari)
ü Ibu menceritakan pengalaman persalinannya kemudian membandingkan dengan yang lain
ü Membutuhkan bantuan orang lain dan terlihat pasif
ü Susah mengambil keputusan
ü Berfokus pada diri sendiri
ü Depresi
b. Taking Hold (3-5 hari)
ü Menerima peran baru dan belajar
ü Merasa lebih nyaman dan tenaga mulai pulih kembali
ü Ibu berkeinginan untuk merawat bayinya
c. Letting go (2-4 minggu)
ü Ibu telah sembuh
ü Ibu menerima peran baru sebagai orang tua
ü Dapat melakukan kegiatan sehari-hari
ü Merasa tanggung jawab terhadap perawatan bayi
3. Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
a. Kunjungan 1 : 6-8 jam setelah persalinan
ü Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
ü Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
ü Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
ü Pemberian ASI awal
ü Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara :
ü Mencegah hipotermi
ü Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil


b. Kunjungan 2 : 6 hari setelah persalinan
ü Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
ü Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
ü Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
ü Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyulit.
ü Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
c. Kunjungan 3 : 2 minggu setelah persalinan
Sama seperti pada kunjungan 6 hari post partum
d. Kunjungan 4 : 6 minggu setelah persalinan
ü Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
ü Memberikan konseling untuk KB secara dini
4. Penanganan
a. Kebersihan Diri
ü Anjukan kebersihan seluruh tubuh
ü Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dan depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
ü Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
ü Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
ü Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, disarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
ü  Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
ü  Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
ü  Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
- Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
c. Latihan
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
ü  Tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada : tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
ü  Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel)
ü  Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
d. Gizi
Ibu menyusui harus:
ü  Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
ü  Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
ü  Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
ü  Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
ü  Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.
e. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
f. Meningkatkan Suplai ASI
1) Untuk bayi
ü  Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap payudara.
ü  Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui.
ü  Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
ü  Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
ü  Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
2) Untuk ibu
ü  Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
ü  Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut diatas.
g. Senggama
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
h. Keluarga Berencana
1) Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
2) Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu :


ü  Kekurangannya
ü  Efek samping
ü  Bagaimana menggunakan metode itu
ü  Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.
ü  Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya.
ü  Kelebihan/keuntungannya

F.       Kontrasepsi Pasca Persalinan
1.    Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).
Pada umumnya klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi atau tidak ingin menambah anak lagi, konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan.
a.              Klien pasca persalinan dianjurkan
ü  Member ASI ekslusif (hanya member ASI saja) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI dengan pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 6 tahun
ü  Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode kontrasepsi
ü  Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi.
b.             Metode Amenorhe Laktasi (MAL)
ü  Menyusui secara ekslusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapatkan haidh, dan w aktunya kurang dari 6 bulan ppasca persalinan. Efektivitas dapatmmencapai 98%
ü  Efektivitas bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi nmendapat cukup banyak asupan per laktasi, ibu belum mendapat haidh, dan dalam 6 bulan pasca persalinan
c.              Saat Mulai Menggunakan Kontrasepsi
Waktu mulai kontrasepsi pasca persalinan tergantung dari status menyusui, metode yang langsung dapat digunakan adalah :
ü Spermisida
ü Kondom
ü Koitus interuptus


1)      Untuk ibu menyusui
ü  Ibu menyusui tidak memerlukan kontrasepsi pada 6 minggu pasca persalinan. Pada ibu yang menggunakan MAL, waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.
Jika ibu menginginkan metode selain MAL, perlu didiskusikan efek samping, metode kontrasepsi tersebut terhadap laktasi daan kesehetan bayi. Sebagai contoh pil kombinasi dan suntkan kombinasi merupakan pilihan terakhir. Pil kombinasi atau suntikan kombinasi akan mengurangi produksi ASI, dan itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi pada 6-8 minggu psca persalinan.
2)      Untuk ibu tidak menyusui
Ibu tidak menyusui pada umumnya akan mendapatkan haidh kembali dalam 4-6 minggu pasca persalinan. Kurang lebih 1/3 nya berupa siklus ovulatoir. Oleh karena itu kontrasepsi harus mulai pada waktu atau sebelum hungan seksual pertama pasca persalinan. Karena masalah pemebekuan darah masih terdapat pada 2-3 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi jangan dimulai sebelum 3 minggu pasca persalinan. Sebaliknya kontrrasepsi progestin dapat segera dimulai pasca persalinan karena metode ini tidak meningkatkan resiko masalah pembekuan darah.


Tabel Metode Kontraseppsi Pasca Persalinan
Metode Kontrasepsi
Waktu Persalinan
Ciri-ciri Khusus
Catatan
MAL
ü  Mulai segera pasca persalinan
ü  Efektivitas tinggi sampai 6 bulan pasca persalinan/belum dapat haid
ü  Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi
ü  Memberikan waktu untuk memilih metode kontrasepsi lain
ü  Efektivitas Harus benar-benar ASI Ekslusif
ü  Efektivitas berkurang jika mulai suplementasi
Kontrasepsi kombinasi
ü  Jika menyusui :
-          Jangan dipakai sebelum 6-8 minggu pasca persalinan
-          Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu-6 bulan pasca persalinan
ü  Jika pakai MAL tunda sampai 6 bulan
ü  jika tidak menyusui  dapat dimulai 3 minggu pasca persalinan
ü  Selama 6-8 minggu pasca persalinan, kontrsepsi kombinasi akan mengurangi ASI dan akan mempengaruhi tumbuh kembang bayi
ü  Selama 3 minggu pasca persalinan kontrasepsi kombinasi meningkatkan resiko maslah pembekuan darah
ü  Jika klien tidak mendapat haidh dan sudah berhubungan seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak hamil
ü  Dapat diberikan pada klien dengan riwayat preeclampsia atau hipertensi dalam kehamilan
ü  Sesudah 3 minggu pasca persalinan tidak meningkatkan resiko pemebekuan darah
Kontrasepsi progestin
ü  Sebelum 6 minggu pasca persalinan, klien menyusui jangan menggunakan kontrasepsi kombinasi
ü  Jika menggunsksn MAL, kontrasepsi progestin dapat ditunda sampai 6 bulan’
ü  Jika tidak menyusui dapat segera dimulai
ü  Jika ttidak menyusui, lebih dari 6 minggu pasca persalinan atau sudah dapat haidh,kontrasepsi progestin dapat dimulai setelah yakin tidak hamil
ü  Selama 6 minggu pertama pasca persalinan, progestin mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
ü  Tidak berpengaruh terhadap ASI
ü  Dapat terjadi perdarah atau bercak
AKDR
ü  Dapat dipasang langsung pasca persalinan, sewaktu secsio sesaria, atau 48 jam pasca persalinan.
ü  Jika tidak, insersi ditunda sampai 4-6 minggu pasca persalinan
ü  Jika laktasi atau haidh sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak hamil
ü  Tidak ada pengaruh terhadap ASI
ü  Efek samping lebih sedikit pada klien yang menyusui
ü  Insersi postplasenta memerlukan petugas terlatih khusus
ü  Konseling perlu dilakukan sewaktu asuhan antenatal
ü  Angka pencabutan AKDR tahun pertama lebih tinggi pada klien menyusui
ü  Ekspulsi spontan lebih tinggi 0-19% pada pemasangan pascaplasental
ü  Sesudah 4-6 minggu pasca persalinan
Kondom/ spermisida
ü  Dapat digunakan setiap saat pasca persalinan
ü  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi
ü  Sebagai cara sementara sambil memilih metode lain
ü  Sebaiknya pakai kondom yang diberi pelicin
Diafragma
ü  Sebaiknya tunggu sampai 6 minggu pasca persalinan
ü  Tidak berpengarh terhadap ASI
ü  Perlu pemeriksaan dalam oleh petugas
ü  Penggunaan spermisida membantu mengatasi masalah keringnya vagina
KB Alami
ü  Tidak dianjurkan sampai siklus haidh kembali teratur
ü  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi
ü  Lendir servik tidak keluar
ü  Suhu basal tubuh kurang akurat jika klien sering terbangun waktu malam unttuk menyusui
Koitus Interuptus
ü  Dapat digunakan setiap waktu
ü  Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau tumbuh kembang bayi
ü  Perlu konseling
Kontrasepsi mantap :
Tubektomi
ü  Dapat dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
ü  Jika tidak, tunggu sampai 6 minggu pasca persalinan
ü  Tidak berpengaruh terhadap ASI dan tumbuh kembang bayi
ü  Minilaparatomi pasca persalinan paling mudah dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
ü  Perlu anestesi local
ü  Konseling sudah harus dilakukan sewaktu asuhan antenatal care
Vasektomi
ü  Dapat dilakukan setiap saat
ü  Tidak segera efektif karena paling sedikit 20 ejakulasi (± 3 bulan) sampai benar-benar steril.
ü  Merupakan salah satu cara KB utuk pria

 

BAB IV

PEMBAHASAN



Pada bab ini penulis akan membahas tentang manajemen asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. R umur 28 tahun yang dilakukan mulai tanggal 16 april- 13 Mei 2015 di BPS Nova Yusenta,Amd.Keb dengan menggunakan Varney dan SOAP.

A.   Kehamilan

Pengawasan ANC ini sangat penting dalam upaya mendeteksi secara dini adanya kelainan dalam kehamilan, sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan dengan segera.

            Usia kehamilan Ny. R yang sudah masuk 38 bulan ini, keluhan yang di alami ibu tersebut semakin terasa. Cara mengatasi keluhan yang di alami oleh ibu adalah dengan memberikan konseling tentang ketidaknyamanan agar ibu tidak merasa cemas dengan keadaannya saat ini.

Konseling untuk mengatasi keluhan sering BAK ibu hamil yaitu :
1.    Penjelasan mengenai sebab terjadinya dan memberitahu bahwa keluhan yang dialami ibu adalah normal
2.    Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
3.    Batasi minum kopi, soda, dan teh
Keluhan yang dialami oleh ibu hamil yang kedua biasanya adalah pegal-pegal di bagian punggung. Berdasarkan teori perubahan dari sistem muskuloskeletal ini karena hormon estrogen dan progesteron memberi efrek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini di gunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi hamil pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran
       Cara mengatasi untuk keluhan pegal-pegal ibu hamil yaitu :
1.         Gunakan posisi tubuh yang baik
2.         Gunakan bra yang ukurannya menopang dengan ukuran yang tepat
3.         Gunakan kasur yang rata
4.         Gunakan bantal ketika tidur di bagian punggung untuk meluruskan punggung.
Kunjungan ANC yang dilakukan Ny. R. Selama hamil sebanyak 12 kali, 4x pada trimester pertama, 4x pada trimester kedua, 4x pada trimester ketiga, menurut (Ari Sulistyowati,2009) kunjungan antenatal pada ibu hamil minimal 4x selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
Pada tahap anamnesa ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu dan gerakan janin dirasakan oleh ibu lebih dari 10 kali dalam 12 jam. Sesuai dengan teori (Ari Sulityowati,2009) mengatakan gerakan janin pertama dapat dirasakan oleh ibu selama usia kehamilan 16-18 minggu kenaikan Berat Badan selama hamil 10 kg dengan berat badan sebelum hamil 50 kg dan sesudah hamil 60 kg adalah normal dan sesuai dengan teori (winkjosastro,2007) yang mengatakan berat badan ibu hamil akan naik antara 6,5-16,5 kg
Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan 1 kali pada TM III Hb 11 gr%. Hb ibu tergolong normal. Hal ini sesuai dengan teori (Susilowati,lilik ,dkk 2009) yang mengatakan bahwa HB ibu hamil >11gr% tidak anemia, 9-10 gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, <7gr% anemia dan dilakukan leopold dengan hasil pada fundus teraba teraba bokong, punggung janin berada di sebelah kiri perut ibu, presentasi kepala sudah masuk PAP. Berdasarkan pembahasan di BPS Nova Yusenta, Amd.keb pelayanan kebidanan sesuai standar 14T.
B.   Persalinan
Usia kehamilan yang aterm menurut teori (prawirohardjo, 2006) menyatakan bahwa proses persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi kepala. Pada asuhan persalinan normal ini, penulis menggunakan SOAP dengan hasil subjektif  dengan menanyakan pada ibu, pada tanggal 22 Mei 2015 pukul 19.00 WIB dengan keluhan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir ik dan kadang-kadang disertai ketuban pecah dengan sendirinya (spontan) dan pada pemeriksaan dalam dapat dirjumpai adanya pembukaan servik.
Persalinan berlangsung spontan tanggal 22 Mei 2015 kala I berlangsung 4 jam, kala  II berlangsung 45 menit pukul 02.45 wib lahir bayi laki-laki menangis secara spontan dengan presentasi kepala. Hal ini sesuai dengan teori (saifuddin, 2009) yang mengatakan bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menangis dan menarik nafas. Tidak ada lilitan tali pusat dan tinggu fundus uteri ibu setinggi pusat.
Pada kala III berlangsung 10 menit secara lengkap dan spontan. Setelah dilakukan pemeriksaan plasenta bagian maternal dan fetal tidak ada yang tertinggal, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat , perdarahan post partum ± 200 cc.
Pada persalinan kala IV dimulai setelah plassenta lahir sampai 2 jam post partum dilakukan pemeriksaan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua. Keadaan umum dan  tti perdarahan ddan tanda infeksi.

C.   Nifas
     Pada masa nifas, pengkajian dilakukan secara langsung dengan ibu melalui anamnesa terdiri dari identitas dan keluhan yang dirasakan ibu. Kunjungan nifas dilakukan pada kunjungan pertama yaitu pada 6 jam post partum didaptkan hasil pemeriksaan keadaan ibu baik, perdarahan berjalan normal, kontrakdi uterus ibu baik, pengeluaran ASI sudah keluar tetapi belum banyak , dan kunjungan nifas kedua dialakukan pada hari ketiga post partum dengan hasil kondisi ibu baik , lochea rubra (berwarna merah kehitaman) kontraksi ibu berjalan dengan normal dan tinggi fundus uteri ibu 3 jari di bawah pusat dan tidak terjadi adanya tanda-tanda infeksi pada ibu post partum. Serta memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi baru lahir.

D.   Bayi baru lahir
Pada langkah pertama, Penulis memperoleh data pada kasus ini yaitu  bayi baru lahir dengan usia kehamilan cukup bulan sesuai masa kehamilan 38 minggu, lahir secara spontan dengan letak belakang kepala lahir spontan pervaginam, jenis kelamin Laki-laki, dalam keadaan sehat, langsung menangis dengan berat 2900 gram, panjang badan 49 cm, keadaan fisik bayi normal A/S 9/10. Hal ini sesuai dengan teori ( Prawirohardjo, 2007 ) bahwa berat badan bayi normal 2500-4000 gr, panjang badan 47- 50 cm dan A/S : 7-10 normal, 4-6 afiksia ringan, 0-3 afiksia berat. Kunjungan pada bayi dilakukan sama seperti kunjungan nifas kunjungan pertama pada 6 jam pertama bayi dalam keadaan baik dan normal. Dan kunjungan kedua dilakukan pada hari ketiga dengan hasil pemeriksaan keadaan ttv bayi dalam batas normal dan tali pusat belum lepas, bayi sehat dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada bayi.

E.    Keluarga Berencana
konseling keluarga berencana calon akseptor Keluarga berencana pada nifas hari ke II dilakukan konseling pada ibu agar pada akhir masa nifas hari ke 40 ibu datang ke klinik untuk menjadi akseptor KB. Ibu mengatakan ibu ingin mengetahui KB suntik untuk ibu yang sedang menyusui agar ASInya tidak tergangu. Ibu sudah diberi motivasi tentang keuntungan dan kerugian dari suntik KB. Ibu harus suntik KB secara rutin setiap 3 bulan sekali.




BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S dibuat untuk mengikuti syarat ujian akhir semester VI dan sebagai hasil praktek lapangan mahasiswa PKK III di semester VI semoga bermanfaat bagi kita semua untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional. Penulis menarik kesimpulan bahwa :
1.      Asuhan kebidanan dibuat dengan menggunakan metode SOAP dan Varney.
2.      Secara umum dalam pelaksanaan asuhan kebidanan penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah di dapatkan dan di pelajari selama mengikuti proses perkuliahan.
3.      Dalam tinjauan kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan atau perbedaan yang mendasar antara teori maupun praktek yang dirasakan oleh klien, jadi penulis menyimpulkan bahwa teori dan praktek ada kesamaan.





B.   Saran
Saran yang diberikan oleh penulis antara lain :
1.      Bagi Klien
Diharapkan agar mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas. Untuk mendeteksi dini dan apabila ada kelainan dapat segera ditanggani.
2.      Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan agar dapat memberikan pelayanan atau meningkatkan asuhan kebidanan yang berkwalitas secara atau sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah kegiatan Akademi Kebidanan Alifa sebagai pengabdian masyarakat tentang asuhan kebidanan.











DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawat.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta.Salemba Medika

Dian,damai.2011.asuhan kebidanan masa nifas.cimahi:refika aditama

Saipudin,abdul bari. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Susan,fiona.2009.panduan lengkap kebidanan.yogyakarta: PALMALL

Wiknjosastro,hanifa.2006.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono prawiroharjo Saleha,sitti.2009.asuhan kebidanan pada masa nifas.makasar:salemba medika

0 Response to "LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel