LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Saturday, April 29, 2017
Add Comment
LAPORAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
TERHADAP
NY. R di BPS NOVA YUSENTA,AMD KEB
KECAMATAN
BENGKUNAT KABUPATEN PESISIR BARAT
PERIODE 14 APRIL – 14 MEI TAHUN 2015
Pembimbing : Sri Reni, SST
Disusun
Oleh :
UMMY
NUR H.
NIM
: 0106012056
YAYASAN
KHALIFA ALFITAMA
AKADEMI
KEBIDANAN ALIFA
PRINGSEWU-LAMPUNG
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kematian
maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama
kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan,infeksi,dan gestosis. Angka
kematian maternal dan perinatal yang tinggi ini disebabkan oleh dua hal yang
penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu terjadinya partus terlantar atau
partus lama dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 2010).
Berdasarkan
pengamatan WHO, angka kematian ibu adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa
setiap tahunnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih diragukan karena besar
kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak dilaporkan ( Manuaba, 2010).
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan tinggi
rendahnya angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan perinatal 1000 per
kelahiran hidup.Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik dan buruknya
keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal
mortality). Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang
sewaktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan.
Upaya
peningkata kualitas asuhan kebidanan merupakan salah satu upaya umtuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi(AKB).Untuk dapat asuhan kebidanan yang berkualitas perlu
didukung dengan tersediannya standar asuhan kebidanan, tenaga bidan yang
professional, sarana dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.
Target
RPJMN tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global
Milenium DEvolepment goald(MDGs). Menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan AKB diturunkan menjadi 23/1000 (MDGs 2015, 2012). Kebidanan
merupakan pelayanan kesehatan dasar yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
ibu dan anak selama hamil, bersalin,nifas, bayi baru lahir serta upaya untuk
memperkecil angka kesakitan (morbiditas)dan kematian (mortalitas) ibu dan anak.
Dalam melaksanakan praktek, bidan
harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan terhadap wanita yang
sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun masa interval, melaksanakan
pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan
bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia
atau generasi penerus yang berkualitas. Di Provinsi Lampung Angka Kematian Ibu
(AKI) pada tahun 2007 tercatat 98 orang dari 186.248 kelahiran hidup dan meningkat menjadi 145
kasus pada tahun 2008 dari 160.392 kelahiran hidup (Provil Kesehatan Provinsi
Lampung, 2009).
Praktik klinik kebidanan III ( PKK III),
merupkan terakhir dari praktik klinik kebidanan pada semester VI ini, di akaemi
kebidanan Alifa Pringsewu lampung dimana pada praktek klinik ini dituntut untuk
kemandirian dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehnsif, sebagai
gambaran yang real dalam peran IBI untuk masyarakat, baik sebagai IBI dan
praktik swasta ataupun sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik membuat ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR
DAN KELUARGA BERENCANA ( KB) TERHADAP
NY.R USIA 28 TAHUN DI BPS NOVA YUSENTA,
AMD.KEB KEC. BENGKUNAT KAB. PESISIR BARAT
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang
sesuai pada ibu hamil, bersalin, perawatan bayi baru lahir, nifas dan Keluarga
Berencana secara komprehensif di Bidan Praktik Swasta (BPS) Nova Yusenta,
Amd.Keb.
2. Tujuan
Khusus
a. Mampu
melakukan pengkajian pada pada
pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
b.
Mampu melakukan dentifikasi diagnosa dan
masalah potensial yang mungkin timbul pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana.
c.
Mampu
melalukan identifikasi diagnosa dan masalah pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana.
d.
Mampu melakukan identifikasi tindakan segera
pada pada pasien hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
e.
Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana.
f.
Mampu melakanakan asuhan kebidanan pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana.
g.
Mampu melakukan evaluasi pada pada pasien hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana.
C. Manfaat
Asuhan Kebidanan Komprehensif
1.
Bagi Penulis
Kegiatan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan
kompetensi penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas ,bayi baru lahir dan keluarga berencana.
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di institusi
pendidikan dan sebagai bahan evaluasi terhadap teori yang telah diberikan
selama mengikuti perkuliahan.
3.
Bagi
Masyarakat/Klien
1. Klien
dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu dan berkulitas
secara berkesinambungan.
2.
Institusi pendidikan : Dapat dijadikan sebagai bahan dokumentasi dan bahan kepustakaan di
Akademi kebidanan Alifa Pringsewu Lampung
3.
D. Metode
Asuhan kebidanan dilaksanakan dilahan
praktik yang telah ditentukan. Dengan menggunakan metode pengumpulkan data:
1. Anamnesa
: Anamnesa dapat diperoleh dari klien atau keluarga klien.
2. Pemeriksaan
fisik, Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:
a. Inspeksi (Periksa pandang)
b. Palpasi (Periksa Raba)
c. Auskultasi (Periksa Dengar)
d. Perkusi (Periksa ketuk)
E. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktek klinik
kebidanan III terhitung mulai tanggal 14 April sampai 13 Mei
2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lama hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
2.
Proses
Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari :
a.
Ovuluasi pelepasan ovum
b.
Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum
c.
Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot
d.
Terjadinya nidasi (implementasi) pada uterus
e.
Pembentukan plasenta
3.
Diagnosis
Kehamilan
Lama
kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari,
dengan perhitungan sebagai berikut :
a.
Berakhirnya kehamilan sampai 28 minggu dengan berat
janin 1000 gram disebut keguguran/abortus.
b.
Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan
disebut prematuritas.
c.
Kehamilan beumur 37-42 minggu disebut aterm (cukup
bulan).
d.
Kehamilan meleihi 42 minggu disebut post term/serotinus
(lebih bulan).
4.
Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
Kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. Satu kali pada trimester I (sebelum usia
kehamilan 14 minggu) dilakukan untuk :
ü
penapisan dan pengobatan anemia
ü
perencanaan persalinan
ü
pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
b. Satu kali pada trimester II (usia
kehamilan antara 14-28 minggu) dilakukan
untuk :
ü
pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
ü
penapisan preeclampsia, gemelli, infeksi alat
reproduksi dan salurah perkemihan
ü
mengulang perencanaan persalinan
c. Dua kali pada trimester III (usia
kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah kehamilan 36 minggu) dilakukan untuk
:
ü Sama seperti kegiatan kunjungan trimester
II
ü Mengenali adanya kelainan letak dan
presentasi
ü Memantapkan rencana persalinan
ü Mengenali tanda-tanda persalinan
untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan
dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
a.
Tanda-tidak pasti hamil
1.
Amenorea (terlambat datang bulan)
2.
Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3.
Sinkope atau pingsan
4.
Payudara tegang
5.
Sering miksi
6.
Konstipasi atau obstipasi
7.
Pigmentasi kulit
a)
Sekitar pipi disebut cloasma gravidarum
b)
Dinding perut
ü
Striae livida
ü
Linea alba makin hitam
ü
Linea nigra
c)
Sekitar payudara
ü
Hyperpigmentasi areola mammae
ü
Putting susu makin menonjol
ü
Kelenjar Montgomery menonjol
b.
Tanda mungkin kehamilan
1.
Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
2.
Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
ü
tanda hegar
ü
tanda Chadwick
ü
tanda piscasek
ü
kontraksi Braxton hick
ü
teraba ballottement
3.
Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
c.
Tanda pasti hamil
1.
Gerakan janin dalam rahim
ü
Terlihat/teraba gerakan janin
ü
Teraba bagian-bagian janin
2.
Denyut jantung janin (menggunakan linec atau Doppler)
3.
Pemeriksaan dengan alat (menggunakan USG atau fetoscopy.
5.
Teknik
Pemeriksaan Palpasi Kehamilan
Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk
meneapkan kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan, adalah Leopold
sebagai berikut :
1.
Tahap persiapan pemeriksaan Leopold
a.
Ibu tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
b.
Kedudukan tangan ibu pada saatbpemeriksaan dapat diatas
kepala atau membujur dismping badan.
c.
Kaki diletakkan sedikit 35° sehingga dinding perut
lemas
d.
Bagia perut ibu dibuka seperlunya
e.
Pemeriksa menghadap ibu saat melakukan pemeriksaan
Leopold I,II dan III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa
menghadap ke kaki ibu
2.
Tahap pemeriksaan Leopold
a.
Leopold I
ü
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haidh terakhir.
ü
Bagian apa yang terletak di fundus uteri, pada
letak membujur sungsang akan teraba kepala (bulat, keras dan melenting), pada
letak normal akan teraba bokong pada
fundus (tidak keras , tidak melenting dan bulat) pada letak lintang fundus
uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b.
Leopold II
ü
Kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus
untuk menentukan bagian apa yang terletak di bagian samping kanan dan kiri
perut ibu
ü
Letak
membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba seperti papan, keras,
panjang, datar dan ada tahanan, serta teraba bagian-bagian kecil janin (jari
kaki dan tangan) pada sisi sebelahnya.
ü
Pada letak lintang dapat teraba kepala janin
(bulat, keras dan melenting) pada sisi kanan/kiri perut ibu
c.
Leopold III
ü
Menentukan bagian apa yang teraba di atas
simpisis pubis. Kepala akan teraba bulat keras dan melenting sedangkan bokong
teraba bulat, lunak dan tidak melenting pada simpisis pubis.
d.
Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV,
pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin
yang masuk ke pintu atas panggul. Tangan pemeriksa akan “Konvergen” bila tidak
bertemu, bila kepala sudah masuk pintu atas panggul maka akan “Divergen”
jari-jari pemeriksa akan bertemu.
6.
Perawatan pada
Kehamilan Normal
Setiap
wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama periode antenatal :
ü
Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum
14 minggu)
ü
Satu kali kunjungan selama trimester kedua
(antara minggu 14-28)
ü
Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
7.
Pelayanan Asuhan
Standar Minimal Termasuk 14 T
a.
Timbang berat badan
b.
Ukur tekanan darah
c.
Pemeriksaan Kesehatan dan
pemeriksaan fisik ibu hamil
d.
Ukur tinggi fundus uteri
e.
Pemberian imunisasi Tetanus Texoid (TT lengkap)
f.
Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan
g.
Tes penyakit menular seksual (PMS)
h.
Temu wicara / konseling
i.
Test atau pemeriksaan Hb
j.
Test atau pemeriksaan urine protein
k.
Test reduksi urine
l.
Perawatan payurada
m. Pemeliharaan
tingkat kebugaran (senam hamil)
n.
Tarapi yudiun kapsul
ü
Terapi obat malaria
Setiap kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah
atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut
ü
Mengupayakan kehamilan yang sehat
ü
Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan
ü
Persiapan persalinan yang bersih dan aman
ü
Perencanaan antisipatif dan persiapan diri untuk
melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
8.
Pemberian
Vitamin Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung
FeSO4 430 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg minimal
masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan
kopi karena akan mengganggu penyerapan.
9.
Pemberian
Imunisasi TT
Tabel
2.2
Pemberian imunisasi TT ( Saisuddin, 2011)
Antigen
|
Interval
(selang waktu
minimal)
|
Lama
perlindungan
|
%
perlindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 minggu setelah TT1
|
3 tahun*
|
80
|
TT3
|
6 minggu setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
TT4
|
1 tahun setelah TT3
|
10 tahun
|
99
|
TT5
|
1 tahun setelah TT4
|
25 tahun atau
seumur hidup
|
99
|
Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut
melahirkan maka bayi yang di lahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum).
10. Perubahan Fisiologi Ibu dan Janin
Umur
kehamilan
|
Janin
|
Ibu
|
0 minggu
|
·
Fertilisasi nidasi
|
-
|
4 minggu
|
·
Dari embrio muncul tubuh yang menjadi tulang
belakang otak bayi
|
·
Amenorrhea
·
Mamae nyeri, membesar
|
8 minggu
|
·
Jantung mulai memompa darah
·
Anggota badan terbentuk telinga, otot dan
tulang
|
·
Morning sickness
·
Bentuk uterus globuler
·
Terdapat tenda hegar
·
Leukore meningkat
|
12 minggu
|
·
Embrio menjadi janin
·
Jantung dapat dilihat dengan USG
·
Gerakan perlahan
·
Jenis kelamin
·
Ginjal mulai produksi urin
|
·
Tanda Chadwick
·
Braxton hicks
·
Plasenta berfungsi dan memproduksi hormone
·
Sering BAK
|
16 minggu
|
·
Musculo skeletal matang
·
Syaraf mulai koordinasi
·
Pembuluh darah
·
Perkembangan meningkat
·
Tangan menggengam
·
Kaki menendang
·
Alat-alat organ matang
·
DJJ terdengar dengan Doppler
·
Pancreas memproduksi insulin
|
·
TFU 1/2 Pusat sympisis
·
BB bertambah 0,4-0,5/minggu
·
Sekresi vagina meningkat
·
BAK berkurang
|
18 minggu
|
·
Verniks melindungi tubuh
·
Lanugo dan minyak pada kulit, alis,bulu mata,
dan rambut
·
Janin terjadwaal untuk tidur, menelan dan
menendang
|
·
TFU 1 jari bawah pusat
·
Sekresi colostrums
·
Areola bertambah gelap
·
Kadang kram pada kaki
·
Konstipasi
|
24 minggu
|
·
Kerangka berkembang pesat
·
Pernafasan mulai berkembang
|
·
TFU sepusat
·
Kram, nyeri pinggang
·
Epitaxis
·
Gatal pada abdomen
|
28 minggu
|
·
Bisa bernafas, menelan mengatur suhu
|
·
Striae, cloasma gravidarum
·
Hemoroid
·
Bentuk janin jelas
·
Rasa panas dalam
|
32 minggu
|
·
Mulai menyimpan zat besi, kalsium, fosfor
|
·
Payudara penuh ASI
·
Sering BAK
|
38 minggu
|
·
Bayi memenuhi uterus
·
Antibody ditransfer ke bayi
|
·
Kaki oedema sulit tidur
·
Dyspnea
·
Presentasi turun ke pelvic
|
11. Nasehat-Nasehat untuk Ibu Hamil
Kepada ibu
hamil diberikan nasehat-nasehat untuk memelihara kesehatannya selama kehamilan,
nifas dan laktasi.
a)
Makanan (Diet) Ibu Hamil
Wanita hamil dan menyusui harus
betul-betul memperhatikan susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori dan
protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibunya. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri,
perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan
secara berlebihan, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi,
janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan: protein, karbohidrat, zat
lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat
besi (Fe), vitamin, dan air. Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin,,
plasenta, uterus, buah dada, dan kenaikan metabolisme.
Sebagai
pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur
berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 kg
sampai 16 kg (10-12 kg).
b)
Perubahan
Berat Badan
Kenaikan berat badan yang dianjurkan
Committee of the national Academy of Science :
ü
Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight)
kenaikan yang dianjurkan 12.5-8 kg
ü
Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang
dianjurkan adalah antara 11.5-16 kg
ü
Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight)
kenaikan BB yang dianjurkan antara 7-11.5 kg
c)
Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat
badan lebih kecil atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Karena
itu wanita hamil dilarang merokok.
d)
Obat-obatan
Prinsip : jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan
selama kehamilan terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang lebih
besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus
dipertimbangkan pemakaian obat-obatan seperti obat yang dijual bebas sebaiknya
memakai obat dengan resep dokter.
e)
Gerakan Badan
Kegunaannya:
sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan
tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang
masih segar, atau gerak badan ditempat.
f)
Kerja
ü
Boleh bekerja seperti biasa.
ü
Cukup
istirahat dan makan teratur.
ü
Pemeriksaan hamil yang teratur.
g)
Bepergian
ü
Jangan terlalu lama dan melelahkan.
ü
Duduk lama dapat menyebabkan tromboflebitis dan
kaki bengkak.
h)
Pakaian
ü
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut.
ü
Pakailah bra yang menyokong payudara.
ü
Memakai sepatu dengan tumit yang rendah.
ü
Pakaian dalam yang selalu bersih.
i)
Istirahat
Wanita pekerja harus sering beristirahat. Tidur siang
menguntungkan dan baik untuk kesehatan, ibu hamil sebaiknya tidur siang selama
1-2 jam per hari dan tidur malam 7-8 jam per hari.
j)
Mandi
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/higiene.
Terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dari kelenjar keringat
bertambah sehingga ibu hamil lebih mudah berkeringat. Dianjurkan menggunakan
sabun lembut/ringan.
k)
Koitus
Adalah melakukan hubungan seksual antara pasangan suami
istri. Koitus tidak dilarang kecuali bila ada riwayat :
ü
Sering
abortus/premature
ü
Perdarahan pervaginam
ü
Pada
minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati.
ü
Bila ketuban pecah, koitus dilarang
ü
Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat
menyebabkan kontraksi uterus.
l)
Kesehatan Jiwa
Kehamilan
dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang
tidak tenang, merasa khawatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat
menanamkan kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus
diketahuinya karena kebodohan, rasa takut dan sebagainya dapat menyebabkan rasa
sakit pada waktu persalinan, ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan hisnya hilang.
Untuk menghilangkan rasa cemas harus ditanamkan kerjasama antara pasien dan
penolong.
m)
Perawatan
Payudara
Payudara
merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena
itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka
puting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan
menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan memutar dan menarik – narik keluar atau dengan cara hofmann.
n) Ketidaknyamanan yang Terjadi pada Ibu Hamil
Terutama Trimester III
1) Konstipasi (susah buang air besar)
Pencegahannya :
ü
Asupan
air yang cukup (8 gelas/hari)
ü
Banyak
makan makanan sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat
ü
Cukup istirahat
ü
Minum air hangat pada pagi hari untuk
menstimulasi peristaltik
ü
Biasakan
buang air besar secara teratur
ü
Tidak
diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung laxana. Gunakan
pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari minyak mineral, perangsang
saline.
Tanda bahaya :
ü
Rasa
nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas
ü
Rasa
nyeri di kuadran kanan bawah
2)
Haemorhoid
Pencegahannya :
ü
Hindari
konstipasi, tindakan pencegahan paling efektif
ü
Menghilangi ketegangan selama defekasi
ü
Mengurangi bengkak dan sakit dengan merendam
bokong dengan air hangat
3) Kram
pada kaki
Pencegahannya
:
ü
Massage
dan hangatkan otot yang terserang
ü
Menghindari
tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan gunakan tumit
ü
Latihan (senam)
ü
Diet yang mencakup kalsium
4) Oedema
Pencegahannya:
ü
Menghindari pakaian yang ketat
ü
Kaki ditinggikan jika tidur
ü
Hindari berdiri lama, duduk lama
ü
Posisi miring jika berbaring
5) Sering
buang air kecil
Pencegahannya:
ü
Kosongkan saat terasa dorongan untuk berkemih
ü
Batasi minum bahan diuretic alami (teh, cola,
kafein)
ü
Perbanyak minum pada siang hari
ü
Jangan mengurangi minum pada malam hari untuk
meghindari nocturia.
o) Tanda Bahaya
Dalam Kehamilan
1)
Perdarahan
2) Bengkak
pada muka dan ekstremitas
3) Sakit
kepala lebih dari biasanya
4) Gangguan
penglihatan
5) Janin
tidak bergerak sebanyak biasanya
6) Nyeri
ulu hati
Jika ibu
menemukan salah atu tanda bahaya di atas, segera datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
p) Persiapan Persalianan
1) Siapa
yang akan membantu pada waktu persalinan
2) Tempat
melahirkan
3)
Peralatan yang dibutuhkan ibu dan bayi
4) Sarana
transportasi
5)
Persiapan biaya
6) Pembuat
keputusan dalam keluarga
B. Persalinan Normal
1.
Pengertian
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai
berikut :
a.
persalinan spontan
persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir
b.
persalinan buatan
persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps, atau dilakukan operasi section caesarea.
c.
Persalinan anjuran
Persalinan yang terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan
2 . Sebab – Sebab Persalinan
a.
Teori Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim dan estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim.Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi
pada akhirnya kehamilan kadar progestrogen
menurun sehingga estrogen menjadi lebih tinggi sehingga timbullah his.
b.
Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim
c.
Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan maka akan teregang
otot . Otot rahim makin rentan
b.
Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena pada anenchepalus kehamilan lebih sering lama dari biasanya.
c. Teori
Prostaglandin
Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu,yang dikeluarkan oleh desidua .pemberian Prostaaglandin
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan (Nugraheny, 2010)
3.
Indikator
Akan Mulainya Persalinan
a. Adanya
Lightening
Penurunan bagian janin
kedalam rongga pelvis, pada
pemeriksaan fundus uteri kedudukannya lebih rendah menjadi seperti kehamilan 8
bulan. Lightening timbul kurang lebih sebelum melahirkan dan lightening
menandaakan PAP cukup besar untuk janin.
b. Servik
Lunak
c. Persalinan
Palsu
d. PROM
(Prematiur Rupture Membran) (Sulistyawati, 2010)
4.
Tanda-Tanda
mulainya persalinan
a. Kekuatan
His makin sering terjadi dan terartur dengan jarak kontraksi yang pendek
b. Pengeluaran
Lendir yang bercampur darah
c. Dapat
disertai ketuban pecah
d. Pada
pemeriksaan dalam dijumpai perubahan servik, pelunakan servik, pendataran dan
pembukaan servik.
Persalinan Terbagi menjadi 4 kala
:
a. Kala
I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi: dua fase yaitu fase
laten dan fgase aktif.
1)
Fase Laten : berlangsung selama 8 jam, dimana pembukaan servik berlaangsung
lambat, sampaibsampai pembukaan 3cm.
2)
Fase Aktif : Berlangsung selama 6 jam, dan dibagi
menjadi 3 subfase:
a)
Fase akselerasi: berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4
cm.
b)
Fase Dilatasi Maksimal:Selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
c)
Fase deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap. Lamanya Kala I:pada Primipara 12 jam,
pada multipara 8 jam.
b. Kala
II (Kala Pengeluaran Janin)
Dimulai dari penbukaan Lengkap
sampai bayi baru lahir. Pada kala dua his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih
lama kira-kira 2-3 cm sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang serasa
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu merasa dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vuilva membuka dan perenium menegang. Dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
1)
Tanda-tanda kala II :
a) His
menjadi lebih cepat ,kira-kira 2-3 cm menit sekali.
b) Pasien
mulai mengedan
c) Perenium
Menonjol
d) Vulva
membuka
e) Anus
Mengembang.
2)
Cara Melahirkan Bayi
a) Melahirkan
Kepala Bayi
- Pimpin
ibu untuk mengedansaat kepala
sudah tampak 5-6 cm didepan vulva
- Letakkan
satu tangan dikepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal
- Satu
tangan lain menahan perenium agar tidak terjadi robekan
- Usap
muka bayi dengan kasa/kain kering untuk membersihkan dari kotoran seperti darah, lendir, dan air ketuban
- Periksa
apakah ada lilitan tali pusat atau tidak jika ada lilitan ,tali pusat panjang longgarkan melewati kepala bayi tapi
jika tali pusat pendek di klem kemudian
dipotong.
b) Melahirkan
Bahu dan Anggota badan seluruhnya
- Biarkan
Bayi melakukan putaran paksi luar dengan sendirinya.
- Tempatkan
kedua tangan pada sisi kepala dan leher leher bayi (secara bipariental)
- Lakukan
tarikan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan keatas untuk melahirkan
bahu belakang.
- Selipkan
satu rtangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lain
punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya.
- Letakkan
bayi diatas pereut ibu kemudian keringkan badan bayi.
- Klem dan
potong tali pusat.
c.
Kala III (Kala pengeluaran Uri)
Dimulai dari segera
setelah bayi lahir sampai dengan
lahirnya placenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Tanda-tanda
pelepasan Placenta :
1.
Uterus menjadi bundar
2.
Perdarahan sekonyong-konyong dan agak banyak
3.
Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir
4.
Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim dan lebih
mudah digerakkan. Dalam waktu 5-10 menit seluruh placenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus
uteri,seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran placenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Manajemen aktif Kala III
:
1.
Pemberian suntikan oksitosin 10 unit Imdalam waktu 2
menit setelah bayi lahir
2.
Melakukan
peregangan tali pusat terkendali, dengan
dorongan dorso cranial
3.
Masase Fundus uteri setelah plasenta lahir.
d. Kala
IV
Dimulaidari
saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.kala ini diperlukan
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap banyaknya perdarahan postpartum.
Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus
diperhatikan 7 pokok, antara lain:
1) Kontraksi
uterus harus baik
2) Tidak
ada perdarahan pada vagina atau perdarahan-peradarahan dalam alat genetalia
lainnya
3) Placenta
dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4) Kandung
kemih harus kosong
5) Luka
pada perenium harus terawatt baik dan
tidahk ada hematoma
6) bayi
dalam keadaan baik
7) Ibu
dalam keadaan baik, nadi dan tekanan darah normal, dan tidak ada keluhan sakit
kepala
6.
Partograf
Adalah
alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Partograf merupakan
alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi atau riwayat pemeriksaan
fisik ibu dalam persalinan dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan
klinis selama kala I persalinan. Partograf dipakai untuk memantau
kemajuanpersalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan
dalam penatalaksanaaan. Partograf member peringatan pada petugas kesehatan
apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin taukah ibu perlu
dirujuk.
Tujuan menggunakan partograf adalah
untuk :
a. Mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan servik melalui
pemeriksaan dalam
b. Mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat
melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Hal-hal yang harus dicatat pada
partograf :
a. Informasi
tentang ibu
Catat waktu
kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datanG dalam fase laten persalinan.Catat waktu terjadinya pecahnyaa
ketuban
b. Kondisi
janin
Denyut jantung Janin (DJJ): Nilai dan cata DJJ setiap 30 menit
(lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin)
c.
Warna dan adanya air ketuban: Nilai air ketuban setiap
kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai air ketuban .Jika selaput ketuban
pecah
U : Ketuban utuh
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Air ketuban sudah pecah dan
air ketuban bercampur mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur dengan darah
K :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
kering.
d.
Molase (Penyusupan tulang kepala janin)
Penyusupan
adalah indicator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan. Diri terhadap bagian keras
(tulang) panggul ibu.
0
: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi
1
: tulang-tulang kepala janin hanya sebagian bersentuhan
2
: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi
masih dapat dipisahkan
3
: tulang- tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan.
e. Kemjuan
Persalinan
f.
Pembukaan Servik Nilai dan catat pembukaan servik
setiap 4 jam(lebih sering dilakukan bila ada tanda –tanda penyulit).
g.
Penurunan bagian terbawah janin.
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan
abdomen/luar) diatas sympisis pubis, catat
dengan tanda lingkaran(o).
h.
Jam dan waktu
-
Waktu mulainya fase aktif persalinan
-
waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian.
i.
Kontraksi uterus
Setiap 30 menit raba dan catat
jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
1) Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya kuang dari 20 detik
2) Beri
garis-garis kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik
3) Isi
penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.
j. Obat-obatan
dan cairan yang diberikan
1) Oksitosin:
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, didokumentasikansetiap 30 menit jumlah unit tetesan yang diberikan
pervolume cairan iv dan dalam satuan tetesan permenit
2) Obat-obatan
lain dan cairan IV:catat pemberian obat tambahan dan/atau cairan IV.
k.
Kondisi Ibu
1)
Nilai dan catat
nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan, beri tanda titik pada
kolom waktu yang sesuai(.)
2)
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama
fase aktif persalinan beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai
3)
Nilai dan catat temperature ibu setiap 2 jam (lebih
sering jika terjadi peringatan mendadak atau diduga adanya infeksi)
Volume urine, protein dan aceton. Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnmya setiap 2 jam : Bila
temuan-temuan melintasi kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus
melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan
yang tepat.
C. Bayi Baru Lahir
1.
Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram
hingga 4000 gram, ketika lahir langsung menangis dan tidak memiliki kelainan
congenital (cacat bawaan).
2.
Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Seorang bayi
baru lahir dikatakan normal apabila memiliki ciri-ciri berikut:
a.
Bayi baru lahir normal memiliki berat
badan 2,5 – 4 Kg
b.
Panjang badan 48 – 52 cm
c.
Lingkar dada 30 – 38 cm
d.
Lingkar kepala 33 – 35 cm
e.
Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
f.
Pernafasan 40-60 kali/menit
h. Rambut
lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Genitalia;
untuk perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora dan untuk laki-laki
testis sudah turun, skrotum sudah ada
k. Reflek
hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek
morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Reflek
graps atau menggenggam sudah baik
n. memiliki
eliminasi yang baik, mekonium untuk bayi baru lahir akan keluar dalam 24
jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
3.
Mekanisme
Kehilangan Panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b.
Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila
bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut.
c.
Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d.
Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh
bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
4.
Mencegah
kehilangan panas
Cegah terjadinya
kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan
seksama
Mengeringkan dengan
cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi
memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan
selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau
kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru
(hanngat, bersih, dan kering).
c. Selimuti bagian kepala
bayi
Bagian kepala bayi
memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk
dan menyusui bayinya
Pelukan
ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
e.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena
bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan
kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
5. Perubahan yang Terjadi pada BBL
a.
Sistem Sirkulasi
Setelah
bayi lahir, bayi akan bernafas ini akan menjadikan penurunan pada tekanan
arteri pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru, duktus
arteriosus botali menutup 1-2 menit setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya
tali pusat maka akan terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga
tekanan pada atrium kanan berkurang sebaliknya tekanan pada atrium kiri
bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale. O2 janin lebih
rendah dari pada orang dewasa. Untuk mengimbangi ini peredaran janin lebih
cepat, kadar Hb janin tinggi (18 gerak %) dan eritrocitnya (5,5 juta/mm3).
Perbedaan Hb
janin dan orang dewasa :
Hb janin dibuat
dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah,
Hb janin lebih
mudah mengambil dan menyerahkan O2 daripada orang dewasa.
Hb janin baru
diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
b. Sistem
Respirasi
Pernafasan
bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya, kecepatannya dan bervariasi 30 –
60 x/mnt. Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah
dari jumlah cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah lahir cairan yang
hilang diganti.
ü Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2
merangsang masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri, menyebabkan
foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang
hidup diluar badan ibu.
ü
Kemoreseptor
pada sinus karotis atau rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang
permulaan gerakan pernafasan.
c.
Imunitas
Pada
sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin (suatu protein yang
mengandung anti bodi) diantaranya: IgG, Pembentukan sel plasma dan anti bodi
gamma A,G dan gamma M.
IgA telah
dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat ditemukan segera setelah
lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5 bulan, produksinya meningkat setelah
lahir.
d. Suhu Tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi
memiliki insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang
relatif buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil, maka suhu lingkungan
harus diatur 36,5 – 37,20C. untuk mengurangi kehilangan panas
dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan kepala bayi, disimpan
ditempat tidur hangat.
e. Nadi
Baru lahir
denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas. Nadi dapat menjadi tidak
teratur karena stimulasi fisik atau emosional tertentu seperti gerakan
involunter, menangis atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba.
f.
Saluran Pencernaan
Pada
kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa
seluruh saluran pencernaan. Bila dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa
pencernaan neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah
terdapat pada neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada
janin 7 – 8 bulan.
g.
Kelenjar Endokrin
Pada
kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis, hormon ini
diperlukan untuk mempertahankan granula supra renalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahir
relatif lebih besar dibanding orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat
lahir dan sudah mulai berfungsi sebelum lahir.
h.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Glomerolus
mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada kehamilan 28 mg jumlahnya sekitar
350.000, ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
Hingga
umur tiga hari ginjal bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah
5 hari ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar.
i.
Susunan Syaraf
Pada
trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada
kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive terhadap cahaya.
Asuhan
segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
ü
Jagalah
agar bayi tetap kering dan hangat.
ü
Usahakan
adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin segera
setelah melahirkan badan bayi.
ü
Sambil
secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut
ibu.
ü
Dengan
kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk
mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
2. Klem dan
Potong Tali Pusat
ü
Klemlah
tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal
pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm diantara klem-klem tersebut).
ü
Potonglah
tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan
tangan kiri anda.
ü
Pertahankan
kebersihan pada saat memotong tali pusat.
ü
Periksa
tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan
pengikatan ulang yang lebih kuat.
3. Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat
ü
Pastikan
bayi tesebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibu.
ü
Gantilah
handuk / kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan
lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah
keluarnya panas tubuh.
ü
Pastikan
bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit :
ü
Apabila
telapak bayi tetap dingin, periksalah suhu aksila bayi.
ü
Apabila suhu bayi kurang dari 36,50C, segera hangatkan bayi
tersebut.
4. Kontak
Dini dengan Ibu
ü Berikan
bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk
:
- Kehangatan dan mempertahankan panas
yang sesuai pada bayi baru lahir
-
Ikatan batin dan pemberian ASI.
ü
Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi
telah “siap” (dengan menunjukkan refleks rooting)
5.
Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan.
Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya
masalah.
ü
Periksa
pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
ü
Jika
bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut :
- Keringkan bayi dengan selimut atau
handuk yang hangat
- Gosoklah punggung bayi dengan lembut.
- Keringkan bayi dengan selimut atau
handuk yang hangat.
- Gosoklah
punggung bayi dengan lembut.
ü
Jika
bayi masih belum bisa bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi.
ü
Apabila
bayi sianosis atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau
lebih dari 60 kali/menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal.
6.
Perawatan Mata
ü
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia / PMS. Obat mata
perlu diberikan pada jam pertama setelah melahirkan.
7. Asuhan Bayi Baru Lahir
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak
mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
a.
Pertahankan Suhu Tubuh Bayi
ü
Dari memandikan bayi sedikitnya 6 jam dan hanya
setelah itu jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunya 36,50C.
ü
Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat,
kepala bayi harus ditutup.
b.
Pemeriksaan Fisik Bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih
lengkap. Ketika memeriksa bayi baru lahir ingat butir-butir penting berikut :
ü Gunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan.
ü Cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani
bayi.
ü Lihat dengarkan dan rasakan tiap-tiap
daerah dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki.
ü Jika ditemukan faktor resiko atau masalah,
carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan.
ü Rekam hasil pengamatan dan setiap tindakan
yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut.
Tanda-tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru
Lahir
|
1Pernapasan –
sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan
– terlalu panas (>38 atau terlalu dingin < 36 derajat celcius).
Warna –
kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
ü Pemberian makan – hisapan lemah,
mengantuk berlebihan, banyak muntah.
ü Tali pusat – merah, bengkak, keluar
cairan, bau busuk, berdarah.
ü Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak,
keluar cairan (nanah), bau busuk, pernapasan sulit.
ü Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24
jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
ü Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak
biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang,
kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
|
D. Masa
Nifas
1. Pengertian
Masa nifas
(puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Tujuan asuhan post partum adalah
sebagai berikut:
ü
Mencegah perdarahan
ü
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik dan
psikologinya
ü
Melaksanakan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah atau mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya
ü
Memelihara proses kedekatan ibu dengan bayi
ü
Memberikan pendidikan kesehatan
ü
Memberikan
konseling tentang KB dan pelayanannya
2. Perubahan Fisik Post Partum
a. Involusi uterus
Uterus berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan semula seperti keadaan sebelum hamil.
Setelah bayi-bayi lahir TFU :
sepusat
Setelah placenta lahir : 2 jari
dibawah pusat
6 hari postpartum : pertengahan
sympisis – pusat
10 hari postpartum : uterus tidak
teraba
Uterus mengecil
dan mengeras karena kontraksi dan retraksi otot-otonya.
b. Perubahan serviks dan vagina
Serviks
menganga seperti corong disebabkan oleh korpus uteri berkontraksi. Vagina
lambat laun mencapai ukuran normal pada minggu ke 3 dan akan tampak kembali.
c. Perubahan ligamen diagfragma pelvic
Perubahan
ini terjadi pada saat melahirkan oleh karena peregangan ini akan
berangsur-angsur pulih kembali dalam waktu 6 minggu.
d.
Perubahan pada traktus urinarius
Pada
dinding kandung kemih mengalami oedema sehingga menyebabkan hyperemia terkadang
sampai terjadi obstruksi sehingga akan menekan uretra dan terjadi retensi urine
ini akan pulih kembali setelah 2 minggu.
e. Laktasi
Perubahan
yang terjadi pada mamae yaitu proliferasi jaringan, kelenjar alveolus, lemak.
Pengaruh
oksitosin yaitu merangsang kelenjar susu berkontraksi karena rangsangan
penghisapan pada putting susu.
f. Lochea
Adalah
secret yang dikeluarkan dari cavum uteri melalui vagina pada masa nifas.
ü
1 – 3
hari : lochea rubra
ü
4 – 9
hari : lochea serosa
ü
>10
hari : lochea alba sampai dengan dua minggu
lochea
normalnya berbau amis, warna sesuai jenis dan waktu
g. After
pains
Rasa sakit
saat kontraksi postpartum sampai dengan hari ke 3-4 terjadi peningkatan nyeri
bila terdapat sisa placenta, sisa selaput ketuban, gumpalan darah dari cavum
uteri dan pada saat menyusui.
3. Adaptasi
Psikologis Post Partum
Parental
attachment
Proses kasih sayang orang tua dimulai selama kehamilan
dan sesudah kelahiran anak.
Dapat
dipengaruhi oleh :
a. Emosi
orang tua
b.
Kedekatan orang tua kepada bayi
c.
Kecocokan orang tua terhadap bayi
d.
Kemampuan berkomunikasi
Tiga tahap perilaku ibu post partum
menurut Rubin
a. Taking
in (1-2 hari)
ü
Ibu
menceritakan pengalaman persalinannya kemudian membandingkan dengan yang lain
ü
Membutuhkan
bantuan orang lain dan terlihat pasif
ü
Susah mengambil keputusan
ü
Berfokus pada diri sendiri
ü
Depresi
b. Taking
Hold (3-5 hari)
ü
Menerima peran baru dan belajar
ü
Merasa lebih nyaman dan tenaga mulai pulih
kembali
ü
Ibu berkeinginan untuk merawat bayinya
c. Letting
go (2-4 minggu)
ü
Ibu telah sembuh
ü
Ibu
menerima peran baru sebagai orang tua
ü
Dapat melakukan kegiatan sehari-hari
ü
Merasa tanggung jawab terhadap perawatan bayi
3.
Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
a.
Kunjungan 1 : 6-8 jam setelah persalinan
ü
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
ü
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk jika perdarahan berlanjut
ü
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
ü
Pemberian ASI awal
ü
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara :
ü
Mencegah hipotermi
ü
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia
harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b.
Kunjungan 2 : 6 hari setelah persalinan
ü
Memastikan involusi uterus berjalan normal :
uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
ü
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
ü
Memastikan
ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
ü
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyulit.
ü
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
c.
Kunjungan 3 : 2 minggu setelah persalinan
Sama seperti
pada kunjungan 6 hari post partum
d.
Kunjungan 4 : 6 minggu setelah persalinan
ü
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia atau bayi alami
ü
Memberikan
konseling untuk KB secara dini
4. Penanganan
a. Kebersihan
Diri
ü
Anjukan
kebersihan seluruh tubuh
ü
Mengajarkan
pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan
bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu,
dan depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air
kecil atau besar.
ü
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika.
ü
Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
ü
Jika
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, disarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
ü
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
ü
Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan
rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat
selagi bayi tidur.
ü
Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-
Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus
dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
c. Latihan
Jelaskan bahwa latihan tertentu
beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
ü
Tidur terlentang dengan lengan di samping,
menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu
ke dada : tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
ü
Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan
dasar panggul (latihan Kegel)
ü
Berdiri
dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap
gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu
ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
d. Gizi
Ibu menyusui harus:
ü
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari.
ü
Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup.
ü
Minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
ü
Pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
ü
Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI-nya.
e. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang
diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu
segar, bersih, dan siap untuk diminum.
f. Meningkatkan Suplai ASI
1) Untuk bayi
ü
Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari
dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap payudara.
ü
Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan
rasa gerah dan duduklah selama menyusui.
ü
Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel
yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
ü
Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah
setiap kali menyusui.
ü
Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
2) Untuk
ibu
ü
Ibu
harus meningkatkan istirahat dan minum.
ü
Petugas
kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi
susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut diatas.
g. Senggama
1) Secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan
ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
2) Banyak
budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
h. Keluarga Berencana
1)
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap
lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
2) Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu :
ü
Kekurangannya
ü
Efek samping
ü
Bagaimana
menggunakan metode itu
ü
Kapan
metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.
ü
Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan
dan efektivitasnya.
ü
Kelebihan/keuntungannya
F.
Kontrasepsi
Pasca Persalinan
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan
antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana
dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).
Pada umumnya klien pasca persalinan ingin menunda
kehamilan berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi atau tidak ingin menambah anak
lagi, konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya
diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan.
a.
Klien pasca persalinan dianjurkan
ü
Member ASI ekslusif (hanya member ASI saja)
kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan
diberikan makanan pendamping ASI dengan pemberian ASI diteruskan sampai anak
berusia 6 tahun
ü
Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode
kontrasepsi
ü
Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih
agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi.
b.
Metode Amenorhe Laktasi (MAL)
ü
Menyusui secara ekslusif merupakan suatu metode
kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapatkan haidh,
dan w aktunya kurang dari 6 bulan ppasca persalinan. Efektivitas dapatmmencapai
98%
ü
Efektivitas bila menyusui lebih dari 8 kali
sehari dan bayi nmendapat cukup banyak asupan per laktasi, ibu belum mendapat
haidh, dan dalam 6 bulan pasca persalinan
c.
Saat Mulai Menggunakan Kontrasepsi
Waktu mulai kontrasepsi pasca persalinan tergantung
dari status menyusui, metode yang
langsung dapat digunakan adalah :
ü
Spermisida
ü
Kondom
ü
Koitus interuptus
1)
Untuk ibu menyusui
ü
Ibu menyusui tidak memerlukan kontrasepsi pada 6
minggu pasca persalinan. Pada ibu yang menggunakan MAL, waktu tersebut dapat
sampai 6 bulan.
Jika ibu menginginkan metode selain MAL, perlu
didiskusikan efek samping, metode kontrasepsi tersebut terhadap laktasi daan
kesehetan bayi. Sebagai contoh pil kombinasi dan suntkan kombinasi merupakan
pilihan terakhir. Pil kombinasi atau suntikan kombinasi akan mengurangi
produksi ASI, dan itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi pada 6-8
minggu psca persalinan.
2)
Untuk ibu tidak menyusui
Ibu tidak menyusui pada umumnya akan mendapatkan haidh
kembali dalam 4-6 minggu pasca persalinan. Kurang lebih 1/3 nya berupa siklus
ovulatoir. Oleh karena itu kontrasepsi harus mulai pada waktu atau sebelum
hungan seksual pertama pasca persalinan. Karena masalah pemebekuan darah masih
terdapat pada 2-3 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi jangan dimulai
sebelum 3 minggu pasca persalinan. Sebaliknya kontrrasepsi progestin dapat
segera dimulai pasca persalinan karena metode ini tidak meningkatkan resiko
masalah pembekuan darah.
Tabel Metode Kontraseppsi Pasca
Persalinan
Metode
Kontrasepsi
|
Waktu
Persalinan
|
Ciri-ciri
Khusus
|
Catatan
|
MAL
|
ü
Mulai segera pasca persalinan
ü
Efektivitas tinggi sampai 6 bulan pasca
persalinan/belum dapat haid
|
ü
Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi
ü
Memberikan waktu untuk memilih metode
kontrasepsi lain
|
ü
Efektivitas Harus benar-benar ASI Ekslusif
ü
Efektivitas berkurang jika mulai suplementasi
|
Kontrasepsi
kombinasi
|
ü
Jika menyusui :
-
Jangan dipakai sebelum 6-8 minggu pasca persalinan
-
Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu-6 bulan
pasca persalinan
ü
Jika pakai MAL tunda sampai 6 bulan
ü
jika tidak menyusui dapat dimulai 3 minggu pasca persalinan
|
ü
Selama 6-8 minggu pasca persalinan, kontrsepsi
kombinasi akan mengurangi ASI dan akan mempengaruhi tumbuh kembang bayi
ü
Selama 3 minggu pasca persalinan kontrasepsi
kombinasi meningkatkan resiko maslah pembekuan darah
ü
Jika klien tidak mendapat haidh dan sudah
berhubungan seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak hamil
|
ü
Dapat diberikan pada klien dengan riwayat
preeclampsia atau hipertensi dalam kehamilan
ü
Sesudah 3 minggu pasca persalinan tidak
meningkatkan resiko pemebekuan darah
|
Kontrasepsi
progestin
|
ü
Sebelum 6 minggu pasca persalinan, klien
menyusui jangan menggunakan kontrasepsi kombinasi
ü
Jika menggunsksn MAL, kontrasepsi progestin
dapat ditunda sampai 6 bulan’
ü
Jika tidak menyusui dapat segera dimulai
ü
Jika ttidak menyusui, lebih dari 6 minggu
pasca persalinan atau sudah dapat haidh,kontrasepsi progestin dapat dimulai
setelah yakin tidak hamil
|
ü
Selama 6 minggu pertama pasca persalinan,
progestin mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
ü
Tidak berpengaruh terhadap ASI
|
ü
Dapat terjadi perdarah atau bercak
|
AKDR
|
ü
Dapat dipasang langsung pasca persalinan,
sewaktu secsio sesaria, atau 48 jam pasca persalinan.
ü
Jika tidak, insersi ditunda sampai 4-6 minggu
pasca persalinan
ü
Jika laktasi atau haidh sudah dapat, insersi
dilakukan sesudah yakin tidak hamil
|
ü
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
ü
Efek samping lebih sedikit pada klien yang
menyusui
|
ü
Insersi postplasenta memerlukan petugas terlatih
khusus
ü
Konseling perlu dilakukan sewaktu asuhan
antenatal
ü
Angka pencabutan AKDR tahun pertama lebih
tinggi pada klien menyusui
ü
Ekspulsi spontan lebih tinggi 0-19% pada
pemasangan pascaplasental
ü
Sesudah 4-6 minggu pasca persalinan
|
Kondom/
spermisida
|
ü
Dapat digunakan setiap saat pasca persalinan
|
ü
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi
ü
Sebagai cara sementara sambil memilih metode
lain
|
ü
Sebaiknya pakai kondom yang diberi pelicin
|
Diafragma
|
ü
Sebaiknya tunggu sampai 6 minggu pasca
persalinan
|
ü
Tidak berpengarh terhadap ASI
|
ü
Perlu pemeriksaan dalam oleh petugas
ü
Penggunaan spermisida membantu mengatasi
masalah keringnya vagina
|
KB
Alami
|
ü
Tidak dianjurkan sampai siklus haidh kembali
teratur
|
ü
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi
|
ü
Lendir servik tidak keluar
ü
Suhu basal tubuh kurang akurat jika klien
sering terbangun waktu malam unttuk menyusui
|
Koitus
Interuptus
|
ü
Dapat digunakan setiap waktu
|
ü
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau
tumbuh kembang bayi
|
ü
Perlu konseling
|
Kontrasepsi
mantap :
Tubektomi
|
ü
Dapat dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
ü
Jika tidak, tunggu sampai 6 minggu pasca
persalinan
|
ü
Tidak berpengaruh terhadap ASI dan tumbuh
kembang bayi
ü
Minilaparatomi pasca persalinan paling mudah
dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
|
ü
Perlu anestesi local
ü
Konseling sudah harus dilakukan sewaktu asuhan
antenatal care
|
Vasektomi
|
ü
Dapat dilakukan setiap saat
|
ü
Tidak segera efektif karena paling sedikit 20
ejakulasi (± 3 bulan) sampai benar-benar steril.
|
ü
Merupakan salah satu cara KB utuk pria
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis
akan membahas tentang manajemen asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. R umur 28 tahun yang dilakukan mulai tanggal 16 april- 13 Mei 2015 di BPS Nova Yusenta,Amd.Keb dengan
menggunakan Varney dan
SOAP.
A.
Kehamilan
Pengawasan ANC ini
sangat penting dalam upaya mendeteksi secara dini adanya kelainan dalam
kehamilan, sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan dengan
segera.
Usia kehamilan Ny. R yang sudah
masuk 38 bulan ini, keluhan yang di alami ibu tersebut semakin terasa. Cara
mengatasi keluhan yang di alami oleh ibu adalah dengan memberikan konseling
tentang ketidaknyamanan agar ibu tidak merasa cemas dengan keadaannya saat ini.
Konseling untuk mengatasi keluhan sering BAK ibu hamil yaitu :
1.
Penjelasan mengenai sebab terjadinya dan
memberitahu bahwa keluhan yang dialami ibu adalah normal
2.
Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
3.
Batasi minum kopi, soda, dan teh
Keluhan yang
dialami oleh ibu hamil yang kedua biasanya adalah pegal-pegal di bagian
punggung. Berdasarkan teori perubahan dari sistem muskuloskeletal ini karena
hormon estrogen dan progesteron memberi efrek maksimal pada relaksasi otot dan
ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini di gunakan oleh pelvis untuk
meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi hamil pada akhir kehamilan dan pada
saat kelahiran
Cara
mengatasi untuk keluhan pegal-pegal ibu hamil yaitu :
1.
Gunakan posisi tubuh yang baik
2.
Gunakan bra yang ukurannya menopang dengan ukuran yang
tepat
3.
Gunakan kasur yang rata
4.
Gunakan bantal ketika tidur di bagian punggung untuk
meluruskan punggung.
Kunjungan ANC yang dilakukan Ny. R. Selama hamil sebanyak 12 kali, 4x pada trimester pertama, 4x pada trimester kedua,
4x pada trimester ketiga, menurut (Ari Sulistyowati,2009) kunjungan antenatal
pada ibu hamil minimal 4x selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama 1
kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
Pada
tahap anamnesa ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan janin pada usia
kehamilan 16 minggu dan gerakan janin dirasakan oleh ibu lebih dari 10 kali
dalam 12 jam. Sesuai dengan teori (Ari Sulityowati,2009) mengatakan gerakan
janin pertama dapat dirasakan oleh ibu selama usia kehamilan 16-18 minggu
kenaikan Berat Badan selama hamil 10 kg dengan berat badan sebelum hamil 50 kg
dan sesudah hamil 60 kg adalah normal dan sesuai dengan teori
(winkjosastro,2007) yang mengatakan berat badan ibu hamil akan naik antara
6,5-16,5 kg
Pada pemeriksaan
laboratorium dilakukan 1 kali pada TM III Hb 11 gr%. Hb ibu tergolong normal.
Hal ini sesuai dengan teori (Susilowati,lilik ,dkk 2009) yang mengatakan bahwa
HB ibu hamil >11gr% tidak anemia, 9-10 gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang,
<7gr% anemia dan dilakukan
leopold dengan hasil pada fundus teraba teraba bokong, punggung janin berada di
sebelah kiri perut ibu, presentasi kepala sudah masuk PAP. Berdasarkan
pembahasan di BPS Nova Yusenta, Amd.keb pelayanan kebidanan sesuai standar 14T.
B.
Persalinan
C.
Nifas
D.
Bayi baru lahir
E.
Keluarga Berencana
konseling keluarga
berencana calon akseptor Keluarga berencana pada nifas hari ke II dilakukan
konseling pada ibu agar pada akhir masa nifas hari ke 40 ibu datang ke klinik
untuk menjadi akseptor KB. Ibu mengatakan
ibu ingin mengetahui KB suntik untuk ibu yang sedang
menyusui agar ASInya tidak tergangu. Ibu sudah diberi motivasi tentang keuntungan
dan kerugian dari suntik KB. Ibu harus suntik KB secara rutin setiap 3 bulan
sekali.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S dibuat
untuk mengikuti syarat ujian akhir semester VI dan sebagai hasil praktek
lapangan mahasiswa PKK III di semester VI semoga bermanfaat bagi kita semua
untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional. Penulis menarik
kesimpulan bahwa :
1.
Asuhan kebidanan dibuat dengan menggunakan metode SOAP dan Varney.
2.
Secara umum dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah di dapatkan dan di pelajari
selama mengikuti proses perkuliahan.
3.
Dalam tinjauan kasus ini penulis tidak
menemukan kesenjangan atau perbedaan yang mendasar antara teori maupun praktek
yang dirasakan oleh klien, jadi penulis menyimpulkan bahwa teori dan praktek
ada kesamaan.
B.
Saran
Saran yang
diberikan oleh penulis antara lain :
1.
Bagi Klien
Diharapkan
agar mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir dan nifas. Untuk mendeteksi dini dan apabila ada kelainan dapat
segera ditanggani.
2.
Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan
agar dapat memberikan pelayanan atau meningkatkan asuhan kebidanan yang
berkwalitas secara atau sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan
dapat menambah kegiatan Akademi Kebidanan Alifa sebagai pengabdian masyarakat
tentang asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawat.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta.Salemba
Medika
Dian,damai.2011.asuhan
kebidanan masa nifas.cimahi:refika aditama
Saipudin,abdul
bari. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Susan,fiona.2009.panduan lengkap kebidanan.yogyakarta: PALMALL
Wiknjosastro,hanifa.2006.Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono prawiroharjo
Saleha,sitti.2009.asuhan kebidanan pada masa nifas.makasar:salemba
medika
0 Response to "LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF"
Post a Comment