MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
Saturday, February 9, 2019
Add Comment
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun
1950-an, Amerika bangsa yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek.
Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi
metode yang digunakan, bernama “Gantt Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari
Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal
yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan
aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal
hingga akhir pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran –
sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan. Meski pada akhir tujuan dari adanya
proyek adalah untuk memuaskan pelanggan.
“Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun
kecil me manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam
membuat dan memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan
dalam penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.”
Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah “proyek”?
Diperlukan beberapa ciri-ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada
sasaran/tujuan, memiliki rentang waktu/deadline, waktu biaya dan syarat kerja
yang lengkap, berurutan dari a hingga z, terkadang merupakan sesuatu
event/kejadian yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa sistem informasi kita dituntut untuk
memahami bagaimana manajemen proyek sistem informasi itu agar ilmu ini
bisa di implementasikan dalam kehidupan nyata.
Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang manajemen proyek
sistem informasi maka selanjutnya akan dibahas lebih mendetail mulai dari
pengertian hingga metodologi umum pelaksanaan proyek sistem informasi.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian manajemen, proyek dan
manajemen proyek
b. Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi :
c. Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi ( Metode
Generik)
C. Tujuan
dan Manfaat
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian- pengertian
manajemen, proyek dan manajemen proyek
b. Mengetahui kebijakan dan perencanaan proyek sistem informasi
c. Mengetahui Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem
Informasi ( Metode Generik)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen, Proyek dan
Manajemen Proyek.
a) Pengertian manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana
individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan
aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan
lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi
tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide
manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian
tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Skill apa sih yang harus di butuhkan bagi seorang Proyek
Manager?
Skill yang dibutuhkan ada 4 titik, yaitu kepada Owner, User,
Lingkungan, dan Team. Maksudnya, Ketika seorang proyek manager berurusan dengan
owner (komisaris perusahaan) dapat memberikan informasi berupa biaya/budget
dari segi finansial, seta resiko kedepan yang akan dihadapi. Ketika berbicara
dengan user, dapat mengajak untuk menggunakan hasil dari proyek, baik meloby
dan bujuk rayu. Lalu ketika berbicara dengan team tentunya harus memiliki
keahlian tehnik, dapat mengarahkan, dan tentunya manajerial skill harus
dimiliki. Terakhir ketika berbicara dengan lingkungan dalam hal ini pemerintah
/ lingkungan, dapat meminta persetujuan/ izin akan adanya pengadaan proyek
tersebut.
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab
terbesar atas pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah
mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu dilakukan
seorang manajer proyek adalah :
a. Manajer proyek harus mendefinisikan
proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian tugas(tasks) yang mudah dikelola,
memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut.
b. Manajer proyek harus menetapkan
tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota tim kerja untuk menyelesaikan
proyek tepat waktu
c. Manajer proyek harus
menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan pelaksanaan proyek
secara periodik.
d. Manajer proyek harus mengenali
resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan dampak terhadap penyelesaian
proyek.
e. Manajer proyek harus beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek yang 100% berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
1. komunikasi yang tidak baik
(Poor communication)
2. persetujuan yang tidak jelas
(Disagreement)
3. kesalahpahaman
(Misunderstandings).
4. suasana yang tidak mendukung (Bad
weather)
5. pemogokan kerja (Union strikes)
6. konflik pribadi (Personality
conflicts)
7. manajemen yang tidak baik (Poor
management)
8. definisi sasaran dan tujuan tidak
jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko,
tetapi menyiapkan proses dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko
yang mungkin terjadi seperti:
a. Keterlambatan penyelesaian proyek,
pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak terpenuhi.
b. Tidak konsisten antara proses dan
prosedur yang digunakan manajer proyek
c. Proyek tidak bermanfaat dan
membuang-buang waktu dan biaya
d. Tidak sinerginya faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
b) Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk
mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam
suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang
terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek
merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi
sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Selain itu proyek juga:
Bertujuan menghasilkan produk atau kerja akhir tertentu.
Dalam proses mewujudkan produk tsb di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal,
serta kriteria mutu. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh
selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas. Nonrutin,
tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang
berlangsungnya proyek.
Timbulnya suatu proyek antara lain dilatar belakangi oleh:
a) Rencana pemerintah. misalnya proyek
pembangunan jalan
b) Permintaan pasar. misalnya terjadi
kenaikan permintaan suatu produk dalam jumlah besar, maka perlu dibangun sarana
produksi baru.
c) Dari dalam perusahaan yang
bersangkutan. misalnya suatu perusahaan akan memperbarui (modernisasi)
perangkat, sistem kerja, atau sistem informasi yang lama agar lebih mampu
bersaing.
d) Dari kegiatan penelitian dan pengembangan. dari kegiatan
penelitian dan pengembangan diperkirakan dapat dihasilkan produk baru yang
banyak manfaat dan peminatnya, sehingga dibangun fasilitas produksinya.
Macam-Macam Proyek :
Menurut R.D Achibalt (1976), macam-macam proyek adalah
sebagai berikut :
a. Proyek Kapital (Modal). Meliputi :
pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan, desain mesin, dan kostruksi
guna pembangunan instalasi pabrik baru.
b. Proyek pengembangan produk baru
adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan
antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan. Contoh : penemuan alat
elektronik karaoke.
c. Proyek penelitian dan pengembangan
berupa kegiatan untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan.
d. Proyek sistem informasi adalah
kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat-alat pemrosesan data
(data processing personal dan alat-alat lainnya).
e. Proyek yang berkaitan dengan
manajemen : perusahaan merancang reorganisasi, perusahaan merancang program
efisiensi, dan penghematan merancang diversifikasi.
c) Manajemen Proyek
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam
proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang
telah ditetapkan. Suatu
pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi
ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak
dianggap suatu proyek.
Atau
manajemen proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan,
dan mengkoordinasikan sumber daya (manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek
hingga akhir untuk mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan
kualitas untuk mencapai kepuasan.
Pengelola dalam sebuah proyek disebut sebagai Proyek Manager
(PM), Proyek Manager bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan
pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan standart kualitas, biaya dan waktu. Dan
tentunya selalu bertanggung jawab untuk selalu berkomunikasi dengan tim, atasan
(owner), dan pelanggan (user). Maksudnya manajer harus mampu memberikan contoh
tehnik, mampu mengambil keputusan yang tepat, dan pemimpin yang dapat
memberikan informasi berupa laporan kepada atasan.
Manfaat manajemen proyek:
a) Mengidentifikasi fungsi tanggung
jawab
b) Meminimalkan tuntutan pelaporan
rutin
c) Mengidentifikasi batas waktu untuk
penjadwalan
d) Mengidentifikasi metode analisa
peramalan
e) Mengukur prestasi terhadap rencana
f) Mengidentifikasi masalah dini &
tindakan perbaikan
g) Meningkatkan kemampuan estimasi
untuk rencana
h) Mengetahui jika sasaran tidak dapat
dicapai/terlampaui
Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun
sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan
pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang
mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi.
Konsep Manajemen Proyek :
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga
faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi
faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek.
Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan
manajement manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang
berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi)
dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih,
kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan
rancangan kerja serta pengembangan tim.
Dasar-Dasar Organisasional :
Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan saling
bekerja sama antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi
merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen yaitu :
a) orang, dalam organisasi harus ada
sekelompok orang yang bekerja dan salah satunya ada yang memimpin organisasi
tersebut.
b) tujuan, dalam organisasi harus ada
tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
c) posisi, setiap orang yang ada dalam
suatu organisasi akan menempati posisi atau kedudukannya masing-masing.
d) pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut
mempunyai pekerjaan (job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
e) teknologi, untuk mencapai tujuan
organisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam pengolahan data menjadi
suatu informasi.
f) struktur, struktur organisasi
merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan hubungan kerja sama
antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
g) lingkungan luar, merupakan elemen
yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi,
misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi.
Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan
sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut
untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang
ada dalam organisasi meliputi :
a) Tujuan organisasi yang jelas
b) Tugas yang dilakukan harus jelas
c) Pembagian tugas yang adil
d) Penempatan posisi yang tepat
e) Adanya koordinasi dan integrasi
B. Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi :
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang
memiliki fungsi menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user.
Komponen yang termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware,
Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi.
Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian
aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi.
Contoh-contoh proyek sistem informasi
Contoh-contoh proyek sistem informasi
a) Proyek sistem informasi untuk
mendukung pelaksanaan pemilu
b) Proyek pembangunan infrastruktur
E-Government di Jawa Tengah
c) Proyek pengembangan sistem CRM
(Customer Relationship Management) pada di PT Garuda.
d) Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.
e) Proyek penjualan elektronik
(E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi
dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :
a) Memiliki tujuan untuk menghasilkan
produk yang bersifat intangible (tidak dapat diraba/perkirakan, tidak dapat
dinyatakan secara jelas) seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit
untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.
b) Melibatkan teknologi yang sangat
cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.
c) Membutuhkan beragam sumber daya
manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam
d) Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit
mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya
kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang
baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak,
maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak
tersebut.
Kebijakan Sistem
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan
oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih
kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama
atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut
estimasi (penafsiran, perkiraan, pendapat atau penilaian) sumberdaya
(kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem
terdiri dari : perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang
(periode sampai 5 tahun).
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan
sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.
Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga
proses utama, yaitu :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem
Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :
a) Mengkaji tujuan, perencanaan
strategi dan taktik perusahaan.
b) Mengidentifikasi proyek-proyek
sistem.
c) Menetapkan sasaran proyek-proyek
sistem.
d) Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya,
waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku).
e) Menetukan prioritas proyek-proyek
sistem.
f) Membuat laporan perencanaan sistem.
g) Meminta persetujuan manajemen.
2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan
Persiapan ini meliputi :
a) Menunjuk team analis (dapat berasal
dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan).
b) Mengumumkan proyek pengembangan
system.
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan
Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik
yang paling layak untuk dikembangkan.
Tahapan yang dilakukan yaitu :
a) Mengidentifikasi kembali ruang
lingkup dan sasaran proyek system.
b) Melakukan studi kelayakan.
c) Menilai kelayakan proyek system.
d) Membuat usulan proyek system.
e) Meminta persetujuan manajemen.
Perkiraan Proyek Sistem Informasi
Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan
mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah
atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan
biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena
banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk
mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan
sebagai berikut :
- Memperkirakan waktu yang paling
lama dari pengerjaan proyek.
- Perkiraan berdasarkan pada
proyek yang sama.
- Menggunakan teknik dekomposis.
- Menggunakan satu atau lebih
model empiris.
Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan
merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam
memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat
menggunakan :
1. Grafik Gantt
Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang
mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak
menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.
2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan
tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan
terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan
saat proyek telah dijalankan.
Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
a. Mudah mengidentifikasi tingkat
prioritas.
b. Mudah mengidentifikasi jalur kritis
dan kegiatan-kegiatan kritis.
c. Mudah menentukan waktu kendur.
d. Penjadwalan proyek berbasis
komputer.
Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan
menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline
dan Computer Associates’ CA-Super Project. Proses pengembangan sistem informasi
dikembangkan oleh pelaku-pelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok :
a) Manajer senior, yang bertugas
mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada
proyek tersebut.
b) Manajer proyek (teknik), yang
merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang
bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).
c) Praktisi, adalah orang yang
mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi
(program aplikasi).
d) Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi
(PL) tersebut.
e) Pengguna akhir, orang yang
berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan
produk.
Sedangkan contoh Manajemen Proyek antara lain:
- Proyek pembuatan Robot
- Proyek Pembuatan Website
- Proyek Pembuatan Software
- Proyek Pembuatan Aplikasi
- dsb
Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan
dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek (project management). Lepas dari
berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada – seperti pembuatan
aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan
lain sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama.
Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan,
analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi.
Masing-masing konsultan atau para praktisi teknologi informasi biasanya
memiliki variasinya masing-masing yang secara prinsip tidak lepas dari keenam
langkah metodologi di atas.
Secara umum, proyek-proyek sistem informasi dalam perusahaan
atau organisasi dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar.
a) Proyek yang bersifat pembangunan
jaringan infrastruktur teknologi informasi, menyangkut hal-hal mulai dari
pengadaan dan instalasi computer sampai dengan perencanaan dan pengembangan
infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area
Network).
b) Implementasi dari paket program
aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari software
kecil seperti produk-produk retail Microsoft sampai dengan aplikasi
terintegrasi berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN.
c) Perencanaan dan pengembangan
aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik
oleh internal perusahaan maupun kerja sama dengan pihak luar seperti konsultan
dan software house.
Lepas dari perbedaan tersebut, secara garis besar ada 6
tahap yang bisa dijadikan sebagai batu pijakan atau metodologi dalam
melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut.
1.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan suatu rangkaian
kegiatan semenjak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini
didapat, pendefinisian awal terhadap kebutuhan detail atau target yang harus
dicapai dari proyek tersebut, penyusunan proposal, penentuan metodologi dan
sistem manajemen proyek yang digunakan, sampai dengan penunjukan tim dan
instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan. Biasanya ada
dua pihak yang terlibat langsung dalam proyek perencanaan ini yaitu :
a) Pihak yang membutuhkan (demand
side) eksistensi dari suatu sistem informasi, dalam hal ini adalah
perusahaan, lembaga, institusi atau organisasi yang bersangkutan.
b) Pihak yang berusaha menjawab
kebutuhan tersebut (supply side) dalam bentuk pengembangan teknologi
informasi. Kelompok ini biasanya merupakan gabungan dari para personel yang
terkait dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang beragam
(multidisiplin), seperti ahli perangkat lunak, analisis bisnis dan manajemen,
spesialis perangkat keras, programmer, sistem analis, praktisi hukum,
manajer proyek dan beberapa karakteristik SDM lain yang terkait.
Dilihat dari segi manajemen proyek
sistem informasi, output yang harus dihasilkan tahap perencanaan adalah berupa
jadwal detail dari kelima tahapan berikutnya menyangkut masalah waktu, target
yang dapat disampaikan (deliverable), personel yang bertanggung jawab,
aspek-aspek keuangan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendayagunaan
sumber daya yang dipergunakan dalam proyek. Sebagai tambahan, standar-standar
dan prosedur yang akan dipergunakan dalam melakukan pengelolaan proyek pun
harus jelas dan disepakati bersama oleh seluruh anggota personel.
2.
Tahap Analisis
Secara prinsip ada 2 aspek yang jadi fokus analisis, yaitu :
1.
Aspek bisnis atau manajemen
Analisis aspek bisnis dimulai dengan
mempelajari karakteristik perusahaan yang bersangkutan, mulai dari aspek-aspek
historis, struktur kepemilikan, visi, misi, kunci keberhasilan usaha (critical
success factors), ukuran kinerja (performance measurements),
strategi, program-program dan hal terkait lainnya.
Tujuan dilakukannya langkah ini :
a) Mengetahui posisi atau peranan
teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di perusahaan (mengingat
setiap perusahaan memiliki pandangan tersendiri dan unik terhadap sumber daya
teknologi yang dimiliki, yang membedakannya dengan perusahaan lain).
b) Mempelajari fungsi-fungsi manajemen
dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh (memiliki damppak
tertentu) terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi.
2.
Aspek teknologi
Analisis aspek teknologi meliputi
kegiatan-kegiatan yang bersifat menginventarisir aset teknologi informasi yang
dimiliki perusahaan pada saat proyek dimulai dengan berbagai tujuan, antara
lain :
a) Mempelajari infrastruktur teknologi
informasi yang dimiliki perusahaan dan tingkat efektivitas penggunaannya selama
kurun waktu tersebut.
b) Menganalisis kemungkinan-kemungkinan
diperlukannya penambahan sistem di kemudian hari (system upgrading)
sehubungan akan diimplementasikannya teknologi baru.
Keluaran dari proses analisis di
kedua aspek ini adalah isu-isu (permasalahan) penting yang harus segera
ditangani, dianalisis penyebabnya, dampaknya bagi bisnis perusahaan, beberapa
kemungkinan scenario pemecahan dengan segala resiko cost/benefit
(laba/rugi) dan trade-off (tukar tambah), serta pilihan solusi yang
direkomendasikan. Sebelum memasuki fase desain, seluruh tim harus paham tentang
isu-isu ini dan memiliki komitmen untuk melanjutkan proyek yang ada ke tahap
berikutnya sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan (setelah memilih
scenario yang disetujui bersama).
3.
Tahap Desain
Pada tahap desain, tim teknologi
informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan
komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan
perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan computer, metode interfacing, teknik konversi data,
metode migrasi sitem dan sebagainya.
Model-model umum seperti Flowchart,
ER Diagram, DFD dan lain sebagainya dipergunakan sebagai notasi umum dalam
perancangan sistem secara teknis. Sementara itu secara paralel dan bersama-sama
tim bisnis atau manajemen akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait seperti prosedur (SOP = Standar Operation Procedures),
struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM dan
sebagainya. Tim ini pun biasanya akan mempergunakan model-model umum seperti Porter’s
Value Chain, Bussiness Process Mapping, Strategic Distinction Model, BCG
Matrix, dan lain-lain. Jelas bahwa hasil tahap ini, yang berupa cetak biru
rancangan sistem, secara teknis dan secara manajemen akan dijadikan pegangan
dalam proses konstruksi dan implementasi komponen-komponen pada sistem
informasi yang akan dikembangkan.
4.
Tahap Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah
dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya (secara fisik)
dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksana tahap ini, mengingat
semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi
teknologi informasi dalam skala detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap
konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melibatkan sumber daya terbesar,
terutama dalam hal SDM, biaya, waktu. Control terhadap manajemen proyek pada
tahap konstruksi harus diperketat agar tidak terjadi ketidakefisienan maupun
ketidakefektifan dalam penggunaan beragam sumber daya yang ada (yang secara
tidak langsung akan berdampak langsung terhadap keberhailan proyek sistem
informasi yang diselesaikan secara tepat waktu). Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba sistem. Perbaikan-perbaikan bersifat minor biasanya
harus dilakukan setelah adanya masukan-masukan yang timbul setelah diadakannya
evaluasi.
5.
Tahap Implementasi
Tahap Implementasi merupakan tahap
yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem informasi akan
dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya, pendekatan yang dipergunakan oleh
perusahaan adalah pendekatan cut off dan paralel.
a) Pendekatan cut off atau big-bang
adalah suatu strategi implementasi yang memilih sebuah hari sebagai patokan dan
terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai dipergunakan dan sistem lama
ditinggalkan sama sekali.
b) Pendekatan paralel dilakukan dengan
cara melakukan pengenalan sistem baru sementara sistem lama belum ditinggalkan,
sehingga dua buah sistem berjalan secara paralel (kedua sistem tersebut biasa
disebut testing environment dan production environment).
Pemilihan terhadap kedua strategi
tersebut tergantung pada perusahaan masing-masing, karena masing-masing
strategi implementasi memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda. Lepas dari
strategi yang dipilih, pemberian pelatihan (training) harus diberikan
kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain
untuk mengurangi resiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk
menanamkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sistem baru yang
diterapkan, sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan dengan mudah
menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk menilai kinerja sistem baru yang
diterapkan dan untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang timbul. Tentu saja
pemecahan masalah dalam tahap implementasi harus segera dicari agar penggunaan
sistem tersebut efektif.
Proyek sistem informasi biasanya
ditutup setelah tahap implementasi dilakukan. Namun ada satu tahapan lagi yang
harus dijaga manajemennya, yaitu tahap pascaimplementasi.
6. Tahap Pascaimplementasi
Dari segi teknis, yang dimaksud
dengan aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana manajemen
pemeliharaan sistem akan dikelola (maintenance, supports and services management).
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan dikemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, interfacing ke
sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada
sistem yang rusak, merupakan beberapa contoh dari kasus-kasus yang biasa timbul
dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah perlunya dokumentasi yang baik dan
transfer of knowledge dari pihak pembuat sistem ke SDM perusahaan untuk
menjamin terkelolanya proses-proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang terjadi
peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat sistem sudah tidakdiketahui
lagi lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau yang
menangani sistem sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana
perusahaan pemakai sistem terpaksa membuang sistemnya (membuat sistem baru
lagi) atau melakukan tambal sulam (yang secara teknis sangat berbahaya karena
tingkat integritas data yang buruk) akibat tidak adanya dokumentasi teknis yang
baik atau infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.
Dari segi manajemen, tahap
pascaimplementasi adalah berupa suatu aktivitas, harus ada personel atau divisi
dalam perusahaan yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang teramat dinamis.
Dengan kata lain, dalam era kompetisi sekarang, perusahaan harus mampu berubah
dengan sangat cepat. Sistem informasi atau teknologi informasi yang secara
teknis tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis perusahaan
sudah selayaknya tidak mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi
di perusahaan-perusahaan dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan
bisnis secara cepat? Jika belum, sudah waktunya bagi pemimpin perusahaan untuk
berbicara dengan departemen atau divisi yang bertanggung jawab terhadap
teknologi informasi perusahaan Anda. Dan kenyataannya, sudah ada teknologi yang
dapat menjawab kebutuhan ini, dan itu sudah terbukti efektif. Tidak ada tempat
bagi perusahaan modern pada tahun 2000 yang masih menggunakan pendekatan sistem
informasi dan teknologi informasi secara konservatif (bagi sebagian perusahaan
besar di Indonesia pendekatan tersebut masih dianggap sebagai pendekatan
termodern).
Studi kasus Proyek Pembuatan Software
Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam
waktu beberapa hari saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses
pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu
bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapan-tahapan itu yaitu :
requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing
(pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa
permasalahan-permasalahan yang timbul.
Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan
yang timbul dengan studi kasus pembuatan software Sistem Informasi Akademik
dan juga akan dibahas solusi yang dapat diambil untuk mengatasi beberapa
permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan
pembuatan software.
a) Tahap Requirement
Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah
dengan melakukan interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan
software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1. Permasalahan spesifikasi kebutuhan
Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali
tidak sesuai dengan sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik,
user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai
masalah akademik perkuliahan.
2. Ketidak sepahaman sistem antara
developer dan user
Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan
pemahaman, terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik,
misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS,
proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.
3. Metode analisa sistem
Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak
sesuai dengan kondisi/ behaviour user.
b) Tahap Design
Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh
developer. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada
tahap ini adalah :
1. Metode pembuatan software
Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal,
sesuai dengan keinginan user.
2. Organisasi pembuatan software
Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software,
sehingga terjadi modul-modul yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak
sesuainya nama tabel, field, atau tipe data yang digunakan.
c) Tahap Testing
Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang
dilakukan antara developer dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software.
Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini
adalah :
1. Perubahan regulasi sistem
Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan
evaluasi penilaian dari 5 tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat
penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan
fieldnya.
2. Ketidaksesuaian keinginan user
dengan software yang telah dibuat
Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer
tidak memenuhi keinginan user.
3. Tidak adanya Risk Management
Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan
dilakukan apabila terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu
dilakukan analisa untuk mendapat solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat
diambil, antara lain :
1. Membuat dokumen kontrak antara
developer dan user sebelum proses pembuatan software.
2. Perlu adanya assessment pada saat
survey data, wawancara, ataupun analisa data. Assessment ini ditandangani kedua
belah pihak, user dan developer.
3. Menggunakan requirement tool untuk
proses requirement sehingga dapat dihasilkan requirement yang sesuai dengan
kebutuhan user.
4. Menentukan Proces Model yang akan
digunakan pada awal proses pembuatan software, dapat menggunakan waterfall
model, RAD model, spiral model, atau model lainnya.
5. Membuat project management pada
proses pembuatan software dengan dikoordinasi seorang penanggung jawab.
6. Menentukan software programming
untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk tabel, relasi, dan struktur data.
7. Membuat dokumen Berita Acara
Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat kepuasaan user terhadap
software yang telah dibuat.
8. Developer melakukan evaluasi total
setiap selesai pembuatan software sebelum pengujian.
Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software
Sistem Informasi Akademik yang dinamis, dimana user dapat melakukan update
sistem secara mandiri dan berkala tanpa perlu berhubungan dengan developer
kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi penilaian, evaluasi absensi,
aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi untuk membuat
software Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan waktu yang
tidak sedikit dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Maka hal yang paling penting dilakukan dalam proses
pembuatan software Sistem Informasi Akademik adalah komunikasi yang intensif
dan efektif antara user dan developer, baik itu pada tahap requirement, design,
maupun testing. Dengan adanya komunikasi yang intensif dan efektif tersebut
maka dapat diketahui sampai seberapa jauh software dinamis yang dibutuhkan oleh
user. Sehingga tingkat kepuasan user dapat terjaga.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen merupakan sebuah proses
terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan
aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu.
2. Menurut DI Cleland dan Wr. King
(1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Manajemen proyek adalah suatu cara
mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasikan sumber daya
(manusia/material)disaat mulainya sebuah proyek hingga akhir untuk mencapai
suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk mencapai
kepuasan.
4. Suatu sistem informasi dapat
dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa
adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan
sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat
dukungan dari manajemen puncak tersebut.
5. Lepas dari berbagai variasi
proyek-proyek teknologi informasi yang ada – seperti pembuatan aplikasi,
penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan lain
sebagainya – metodologi yang dipergunakan secara umum adalah sama.
Setidak-tidaknya ada enam buah tahapan yang harus dilalui: perencanaan,
analisa, desain, konstruksi, implementasi, dan pasca implementasi.
Daftar Pustaka
http://dya08
webmaster.blog.com/aspek-aspek-yang–mempengaruhi-manajemen-proyek
0 Response to "MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI"
Post a Comment