Laporan Individu Teknik Keterampilan Dasar (Tkd) Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
      Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua mahasiswa  untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan  yang sesungguhnya. Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari kampus Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam masalah nyata tersebut. Lingkungan belajar klinik yang kondusif merupakan wadah atau tempat yang dinamis  dengan sumberdaya yang dinamis bagi para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan. Dengan melibatkan sejumlah tenaga kesehatan secara bersama-sama untuk memberikan pelayanan kepada pasien.(Syahreni & Waluyanti, 2017). Teknik keterampilan dasar merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara nyata kepada klien ,sehingga akan tercipta tenaga profesional oleh sebab itu dibutuhbkan lahan praktik untuk mecapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya.Dalam kegiatan ini pembangunan paket pembelajaran,Kegiatan mengajar, uji coba,revisi,dan kegiatan evaluasi hasil belajar. Mengaplikasikan semua ilmu yang diperoleh secara teori dan diharapkan mahasiswa mampu melakukan penggalian dan transfer ilmu dengan pembimbing lahan sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi dibidang kesehatan. Memberikan ketenangan, keamanan, kenyamanan dan kepuasan, hal ini akan mendukung proses kesembuhan pasien. segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun sosial. kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pengguna sarana kesehatan, termasuk peningkatan mutu pelayanan.(kozier.2008)



A.    Dasar dan Tujuan
1.      Dasar
a.       Kurikulum program studi DIII STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b.      Kalender akademik program studi DIII Kebidanan

2.      Tujuan
a.       Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan praktik keterampilan dasar klinik sesuai dengan standar operasional (prosedur yang berlaku)
b.      Khusus
1)      Melaksanakan berbagai keterampilan dasar diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pencegahan infeksi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostic, kebutuhan oksigenasi,prosedur pemberian obat,pemunuhan kebutahn cairan dan elektrolit,pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan mobilitas dan aktivitas, dan persiapan ruangan dan lingkungan klien.
2)      Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik.
3)      Mengidentifikasi ketercapaian target.

B.     Ruang Lingkup
1.      Waktu Pelaksanaan
Praktik Teknik Kebidanan Dasar (TKD) dilakukan disemester II selama 16 hari yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Juli 2018 – 17 Juli 2018.

2.      Tempat Praktik
Lahan praktik yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Teknik Keterampilan Dasar adalah Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung. Khususnya ruang Anyelir dan Nuri.



C.    Manfaat
1.      Bagi Mahasiswa
         Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman lebih selama praktik dilapangan sehingga pengetahuan mahasiswa semakin bertambah.
         Mahasiswa mampu mendapatkan antara tujuan teori dan praktik lahan pada letak perbedaannya, serta mampu menarik kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan, sehingga mahasiswa dapat berfikir secara logis dan rasional.
2.      Bagi Pasien
           Pasien dapat memperoleh pelayanan dan perawatan yang memadai. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan pencegahan infeksi nosokomial.
3.      Bagi Rumah Sakit
           Dapat membantu para medis di Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan terhadap pasien. Meningkatkan keterampilan dalam membimbing mahasiswa.
4.      Bagi Institusi
            Memberikan lahan praktik secara nyata kepada mahasiswa. Meningkatkan ilmu pengetahuan pengembangan keterampilan dasar manusia.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Profil Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung
Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung didirikan tahun 1914 sebagai rumah sakit perkebunan Pemerintah Hindia Belanda untuk merawat buruh perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas 100 tempat tidur. Kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan perubahan pemerintahan, sejak tahun 1942 sampai sekarang pengelolanya adalah :
·         Tahun 1942 s.d 1945 sebagai rumah sakit tempat merawat tentara Jepang
·         Tahun 1945 s.d 1950 sebagai RSU, dikelola oleh Pemerintah Pusat RI.
·         Tahun 1950 s.d 1964 sebagai RSU, dikelola oleh Pemerintah Daerah Sumatera Selatan
·         Tahun 1964 s.d 1965 sebagai RSU, dikelola oleh Pemerintah Kodya Tanjungkarang
·         Tahun 1965 s.d sekarang sebagai RSU, dikelola oleh Pemerintah Provinsi Lampung
Sejak tahun 1984 berdasarkan SK. Gubernur Provinsi Lampung No.G/180/B/HK/1984, tanggal 7 Agustus 1984 nama rumah sakit ini berganti menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek, kemudian berdasarkan Perda. Provinsi Lampung No. 8 tahun 1985 tanggal 27 Februari 1995, diubah menjadi RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Daerah Tingkat I Lampung yang telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK Nomor : 139 tahun 1995 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor : 173 tahun 1995, tanggal 28 November 1995. Sejak berdiri sampai sekarang rumah sakit ini telah mengalami tujuh belas kali pergantian direktur, mulai dari Dr. Dam Stoh sebagai direktur pertama pada tahun 1929 sampai dengan sekarang direktur ke-17 Dr. Rellyani, M.Kes. Sedangkan nama Abdul Moeloek diabadikan sebagai nama rumah sakit dengan berbagai pertimbangan, salah satunya karena dia adalah direktur ke-5 rumah sakit ini sekaligus sebagai direktur dengan masa kepemimpinan paling panjang yaitu tahun 1942 s.d tahun 1957. Melalui Perda Provinsi Lampung Nomor : 12 tahun 2000, tanggal 8 Juni 2000 RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung ditetapkan sebagai Unit Swadana Daerah, setelah mendapat persetujuan DPRD Provinsi Lampung melalui surat persetujuan No.: 13 tahun 2000 tanggal 8 Juni 2000, sedangkan pelaksanaannya sebagai Unit swadana Daerah diatur dengan SK Gubernur Provinsi Lampung Nomor : 25 tahun 2000 tanggal 25 Juli 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Perda Provinsi Lampung No. 12 tahun 2000 (http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Umum_Daerah_Dr.H._Abdul_Moeloek)
B.     KESENJANGAN TEORI PRAKTIK
1.      Kebutuhan Oksigenasi
Teori:pemberian oksigen memasukan udara melalui hidung langkah yang pertama  menggunakan handscoon,membersihkan hidung dengan cotton buts dan menggunakan jelly pada ujung kanul nasal dengan posisi pasien semi fowler . (Arita Muwarni,2008 )

Praktik: pemasangan oksigen di  Rumah Sakit tidak menggunakan handscoon,tidak membersihkan hidung pasien dan tanpa menggunakan plaster untuk merekatkan ke bagian pipi pasien, posisi disesuaikan dengan kemampuan pasien.

Kesenjangan:kesenjangan yang terjadi pada teori dan praktik  adanya pemberian jelly   dan pembersihan  hidung pada pasien.

2.      Pemasangan Insfus
Teori:  pemberian infuse dapat di suntikan ke dalam vena untuk kemudian dilakukan penyambungan dengan selang infuse. Memakai alat perlindungan diri seperti handscoon dan masker.( Aziz Alimul Hidayat,2004)
Praktik:  saat praktik pemasangan infuse tidak  menggunakan handsoon dan masker baik pada pasien yang mempunyai penyakit menular ataupun tidak menlar.

Kesenjangan: kesenjangan  pada teori dan praktik hanya memiliki sedikit perbedaan dalam hal penggunaan Alat Perlindungan Diri.

3.      Menghitung Tetesan Infus
Teori: menghitung tetesan infuse untuk mecegah ketidak tepatan pemberian cairan. cara menghitung tetesan infus permenit (TPM) secara sederhana dengan menggunakan jam tangan  atau  rumus :
Pada pasien dewasa(makro) : volume cairan yang di butuhkan x faktor tetes      waktu(jam)x60menit
Pada pasien anak-anak (mikro):60 tetes permenit volume cairan yang di butuhbkan x factor tetesan total waktu (jam)x60 menit.(Arifanto,2008)

 Praktik: praktrik  lahan menghitung tetesan infuse menggunakan perkiraan tetesan infuse dan tidak menggunakan jam ataupun rumus.

Kesenjangan:pada teori dan praktik kesenjangan dalam menghitung tetesan infuse dengan tidak menggunkan rumus dan jam tangan.

4.      Membantu Pasien Makan dan Minum
Teori: sebelum memberikan makan periksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai daftar makanan pasien.alat yang digunakan seperti sendok makan,sendok garpu dan perlak.(Tarwoto Wartonah,2004)
                                                             
Praktik:pada saat praktik  memberikan  makan kepada pasien tidak menggunakan perlak dan tidak terdapat sendok makan dan sendok garpu.

Kesenjangan:pemberian makanan terdapat kesenjangan dalam praktik seperti tidak menggunakan sendok dan perlak.
5.      Pemasangan Kateter Tetap dan Sementara
Teori: pemasangan kateter  melakukan vulva hygine, menggunakan jelly pada ujung kateter,pemasangan kateter juga menggunakan perlak pada bagian bokong pasien , dan menggunakan plester sebagai perekat.(Perry & Potter,2005)

Praktik:pemasangan kateter umunya tidak melakukan vulva hygine, tidak menggunakan plester dan jelly dimasukkan secara langsung ke dalam penis

Kesenjangan:pada teori dan praktik terjadi kesenjangan pada tindakan vulva hygine, penggunaan jelly pada penis dan ujung selang kateter pada saat praktik dan plaster sebagai perekat.

6.         Melepas Kateter
Teori: beri posisi pasien sopine pada pasien laki-laki dan menyiapkan alat seperti perlak,slimut mandi dan klim .(Bopak.K Jensen,2010)
                                                                                              
Praktik: pelepasan kateter saat praktik tidak menggunakn klim,slimut mandi,dan perlak  

Kesenjangan: kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik adalah tidak adanya penggunaan perlak dalam melakukan tindakan pelepasan kateter.

7.         Memandikan Klien
Teori:pada teori memandikan pasien  alat-alat yang digunakan baskom,2 handuk ukuran sedang,ushla dan sikat gigi.  saat memandikan pasien pastikan bahwa tirai tertutup dengan baik,melepas paikan  pasien dan membersihkan daerah yang terjauh dan memposisikan pasien miring kanan dan miring ke kiri. (Aziz Alimul Hidayat,2004)

Praktik: memandikan pasien hanya menggunakan peralatan seadanya,tidak membersihkan gigi pasien, bahan yang digunakan 1 buah handuk besar, membersihkan daerah yang ingin dibersihkan dan hanya memposisikan pasien dalam kedaan terlentang, tidak membuka pakaian pasien, dan tidak menggunakan sampiran.

Kesenjangan: kesenjangan antara praktik dan teori  dalam hal penyediaan alat-alat untuk memandikian pasien yang kurang lengkap dan memadai,tidak menyikat gigi pasien,menutup sampiran,pasien tidak dibuka pakaiannya kecuali pada daerah-daerah yang akan di bersihkan

8.      Vulva Hygiene
Teori: Vulva hygiene tindakan kepada pasien yang tidak mampu membersihkan vulva hygiene sendiri. Dimulai dari Labiya Mayora kiri dan labiya mayora  kanan, Labiya Minora Kiri dan Kanan, dan dari Vestibulum hingga ke anus,bahan  yang digunakan untuk vulva hygiene  seperti kapas sublimat dexinfektan.(Bopak  L,2004)

Praktik: Vulva hygiene yang dilakukan di Rumah sakit sama seperti yang ada pada teori, vulva hygiene ini dilakukan pada saat pemasangan kateter dan memandikan pasien.
Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

9.      Pengaturan Posisi Fowler
Teori:  fowler posisi dimana kepala pasien dalam  posisi mendatar seperti kepala 45 derajat samapai 60 derajat atau posisi pasien setengah duduk,dan perlengkapan  yang dibutuhkan dalam posisi fowler adalah 2buah bantal besar dan kecil. (Asmadi,2008)
                                                                                                                                
Praktik: Di Rumah sakit posisi ini mempermudah pemasangan oksigen ketika pasien membutuhkan oksigen ketika mengalami sesak nafas.

Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik mengenai pengaturan posisi fowler.

10.  Pengaturan Posisi Sims
Teori: posisi sims adalah mengatur posisi miring kekanan atau kekiri dengan posisi tengkurap,salah satu kaki ditekuk dan kaki difleksikan hal ini dilakukan kepada pasien untuk memberikan obat peroral.(Aziz Alimul Hidayat,2005)
                                                                                                                                   
Praktik: Mengatur posisi sims adalah mengatur posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini biasanya digunakan saat memasukkan obat yang dimasukkan ke dalam rectum(anus) pasien di Rumah Sakit.

Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di Rumah Sakit.
.
11.  Pengaturan Posisi Trendelenberg
Teori:posisi dimana bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki.posisi ini dilakukan untuk pasien yang mengalami shok,pasien dengan pembedahan di bagian perut  dan pasien tidak sadarkan diri. (Darliana, Devi, 2014).
                                                                                                                    
Praktik:Posisi klien dengan posisi datar , baik terlentang atau telungkup dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kepala. Dirumah sakit posisi ini diposisikan pada pasien yang pingsan, tidak sadarkan diri agar aliran darah dialirkan kearah otak.
                                                                                                 
Kesenjangan:Tidak ada ksenjangan antara teori dan praktik di Rumah Sakit.

12.  Pengaturan Posisi Dorsal Recumbent
Teori: Pada posisi pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur,posisi ini biasanya dilakukan pada saat proses persalinan dan pemasangan kateter .alat yang digunakan seperti 2 sampai 5 buah bantal.( Uliyah Musrifatul,2004)

Praktik: Di Rumah Sakit Posisi ini dilakukan untuk pemasangan kateter karena lutut
pasien yang tertekuk (fleksi) mempermudah pemasangan kateter.

Kesenjangan:tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di Rumah Sakit.

13.  Memindahakan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
Teori:  memindahkan pasien dari tempat tidur  dengan memberikan intruksi kepada pasien saat membantu pindah ke korsi roda.(Aziz Alimul Hidayat,2004)

Praktik:pada saat di Rumah Sakit kegiatan ini banyak dilakukan untuk membantu pasien ke radiology dan ke endoscopy

Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di Rumah Sakit

14.  Membantu Klien Pindah ke Kursi Roda
Teori:kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah ke kursi roda dengan melingkarkan tangan perawat kedalam lengan (ketiak) pasien untuk mempermudah pasien pindah ke kursi roda. perlengkapan yang diguankan seperti handscoon . (Priharjo,1996)
Praktik: Pada praktik di Rumah Sakit   saat  membantu memindahkan pasien ke korsi roda  tidak menggunakan handscoon.
Kesenjangan:teori sudah sesuai dengan praktik namun pada praktiknya tidak menggunakan handscoon.
15.  Mengganti Balutan
Teori: lakukan tindakan dengan tepat memperhatikan prinsip asespik dan antiseptik,inspeksi pasien terlebih dahulu sebelum mengganti balutan kepada pasien.alat yang digunakan larutan Nacl 0,9 persen ,pinset anatomis dangunting verban.( Anonim,2015)

Praktik: Di rumah sakit perawatan luka pada pasien dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri pada luka pasca operasi dan pasien Diabetes Melitus agar luka tidak tekontaminasi oleh bakteri dengan cairan disinfektan.

Kesenjangan:tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di Rumah Sakit.

16.  Pengukuran Tanda-Tanda Vital
Teori:Pengukuran Tanda Tanda Vital yang dilakukan memeriksa Tekanan Darah dengan menggunakan tensimeter, Suhu dengan menggunakan thermometer, Pernafasan, dan Respirasi untuk mengecek keadaan pasien. Terutama setelah pengukuran suhu tubuh ujung thermometer dibersihkan dengan menggunakan aquaswab dan mengukur respirasi dan nadi menggunakan jam tangan.(ahmad dr muhlisin,2016)

Praktik: Pengkuran Tanda-Tanda Vital yang dilakukan di Rumah Sakit setelah menggunakan thermometer tidak dibersihkan menggunakan aquaswab dan tidak menggunakan jam tangan.

Kesenjangan:Kesenjangan antara teori dan praktik adalah di lahan tidak menggunakan jam tangan untuk mengukur respirasi dan nadi dan thermometer tidak bersihkan dengan aquaswab.

17.  Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Teori: pemeriksaan tubuh secara keseluruhan karena untuk mengetahui keadaan umum pasien,pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari kepala sampai ujung kaki pasien seperti kepala,wajah,telinga,hidung,mulut,leher,dada,abdomen, panggul dan genetalia.(Admit,2010)

Praktik: pada praktik pemeriksaan fisik dilakukan pada bagian tertentu.

Kesenjangan: Kesenjangan yang ada pada teori dan praktik adalah pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada bagian tertentu saja

18.  Peroral
Teori:  memberikan obat kepada pasien secara langsung pastiakn  pemberian obat benar kepada pasien .catat jadwal pemberian obat.(Potter,Pery.2008)

Praktik: Dirumah sakit pemberian obat peroral melalui mulut sama seperti yang ada pada teori.

Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

19.  Injeksi Intra Cutan
Teori: Injeksi intra cutan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikan obat pada bagian lengan bawah.alat yang digunakan handscoon dan spuit(Akmal,2012)

Praktik: Di rumah sakit semua pasien dilakukan injeksi intra  cutan untuk mengtahui apakah pasien alergi obat ataupun tidak.

Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
20.  Injeksi Sub Cutan
Teori:  injeksi sub cutan menyuntikan  pada daerah lengan atas bagian luar. dengan perlatan kapas alcohol, obat injeksi dalam nal dan ampul.(Priharjo,Robert.1995)

Praktik: Di Rumah Sakit injeksi subcutan jarang dilakukan dan dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori.

Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

21.  Injeksi Intra Muscular
Teori:injeksi Intra Muscular pemberian obat atau cairan dengan cara menyuntikan langsung kedalam otot.(Priharjo,Robert.1995)

Praktik: pada praktik Injeksi dilakukan pada pasien tidak sadarkan diri dan dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori.

Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

22.  Injeksi Intra Vena
Teori: memberikan obat secara intra vena untuk mempercepat reaksi pengobatan.tempat penyuntikan intra vena yaitu dibagian lengan,tungkai lengan dan leher.(Priharjo,Robert.1995)

Praktik:pada praktik lahan pemberian obat tidak secara langsung melalui vena melainkan melalui templon atau selang infuse
Kesenjangan:kesenjangan antara teori dan praktik terletak pada cara pemberian injeksi intra vena secara langsung dalam teori dan melalui selang infuse dalam praktik.



23.  Pengambilan Spesimen Darah
Teori:Pengambilan specimen darah dilakukan dengan menusukkan spuit ke dalam vena dan mengambil beberapa cc darah yang dilakukan untuk pemeriksaan lab yang di tampung ke dalam spuit.alat yang diguanakan seperti kapas alcohol dan sarung tangan steril.(Anomim ,2010) 

Praktik: Pengambilan specimen darah di Rumah Sakit dilakukan sama seperti teori. Namun pengambilan darah di Rumah Sakit ditampung di dalam tabung eta.

Kesenjangan: kesenjangan antara teori dan praktik terlatak pada wadah yang menampung specimen darah yaitu di spuit dan tabung eta.

24.  Mengganti Alat Tenun tanpa Klien diatas Tempat Tidur
Teori: Mengganti laken kotor pada tempat tidur tanpa ada pasien karena pasien telah pulang dan karena laken sudah kotor. Alat tenun yan g diganti pada saat teori adalah Laken,Sarung bantal, selimut, laken, boven dan stick laken.( Anomim,2010)

Praktik: Mengganti alat tenun tanpa pasien dilakukan ketika pasien baru datang bukan pada saat pasien pulang, dan yang diganti hanyalah laken tanpa peralatan yang lainnya.

Kesenjangan: Alat tenun yang diganti di Rumah Sakit hanya Laken tanpa selimut,stick laken, sarung bantal, dan boven berbeda dengan teori yang lebih lengkap.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Praktik TKD telah dilaksanakan di Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tanggal 02 Juli – 17 Juli 2018. Adapun target yang telah dicapai :
1.      Kebutuhan oksigenisasi, diberikan kepada TN.T dengan kebutuhan pemberian oksigen sebanyak 4 liter akibat mengalami dan sesak nafas.
2.      Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, diberikan kepada Ny.K dengan kebutuhan pemasangan infus dan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit RL akibat mengalami pengurangan nafsu makan dan mengalami demam.
3.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi, dilakukan kepada Ny.Z dengan kebutuhan pemenuhan nutrisi.
4.      Pemenuhan kebutuhan eliminasi,  dilakukan kepada Ny.R dengan kebutuhan pemasangan kateter karena mengalami kesusahan dalam membuang air kecil.
5.      Pemeliharaan personal hygiene, dilakukan kepada Ny.A dengan kebutuhan membersihkan vagina agar tidak terjadi infeksi pada saat pemasangan kateter.
6.      Pemenuhan mobilitas dan aktivitas, dilakukan kepada Ny.S yang membutuhkan pengaturan posisi fowler untuk mempermudah pernafasan karena Ny.S  mengalami sesak .
7.      Perawatan luka, dilakukan kepada Tn.S karena ia merasa nyeri dibagian luka paska operasi Tn.S memerlukan perawatan luka dan ganti balutan sehari sekali untuk menjaga kebrsihan pasien.
8.      Pemeriksaan fisik, dilakukan kepada Tn.S karena ia mengalami pusing seperti ditusuk jarum, mual, badan lemas, dan pandangan berkunang-kunang sehingga dibutuhkan pemeriksaan head to toe.
9.      Pemberian obat-obatan, diberikan secara oral berupa obat paracetamol kepada Ny.S diberikan secara peroral sebanyak 1 kapsul untuk mengurangi demam.
10.  Pengambilan specimen, dilakukan pengambilan specimen darah sebanyak 3cc untuk mengetahui diagnose medis   kepada Tn. S karena Tn.S mengalami demam,sesak nafas dan muntah.  
11.  Persiapan ruangan dan lingkungan klien, mengganti alat tenun tanpa pasien di atas tempat tidur dilakukan kepada Ny.E karena Ny.E mengatakan alat tenunnya diganti setiap 4 hari.

B.     Saran
1.      Untuk Mahasiswa
a.       Diharapkan saat praktik di Rumah Sakit Mahasiswa mengikuti kegiatan dengan baik dan menaati peraturan rumah sakit.
b.      Diharapkan setiap praktik semua Mahasiswa dapat melakukan operan ruangan dengan benar.
2.      Untuk Rumah Sakit dan Pembimbing Lahan
a.       Diharapkan meningkatkan fasilitas dan kualitas rumah sakit sehingga tidak terjadi kendala dalam kekurangan ruangan untuk menepatkan pasien.
b.      Diharapkan pembimbing lahan untuk menyediakan lebih banyak waktunya untuk membimbing Mahasiswa.
c.       Hendaknya pembimbing lahan lebih memperhatikan Mahasiswa praktiknya.
3.      Hendaknya pembimbing lahan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk melakukan tindakan secara individu.
4.      Untuk Institusi
Diharapkan dapat melengkapi perlatan untuk membantu pasien seperti korsi roda di setiap ruangan khususnya ruang Anyelir dan Nuri dan alat-alat medis yang belum tersedia di laboratorium guna menunjang proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.


LAPORAN INDIVIDU TEKNIK KETERAMPILAN DASAR (TKD)
RUMAH SAKIT Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018








Disusun Oleh
DELA LUFITA
1540120170008







SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018


 

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Teknik Dasar (TKD)
Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal           : 17 Juli 2018


Menyetujui dan Mengesahkan
Pembimbing Akademik


ANALIA KUNANG, S.ST., M.Kes


Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan


WAHYU WIDAYATI, M.Keb

ii

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun hantarkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Teknik Keterampilan Dasar (TKD) yang dilaksanakan di Rumah Sakit Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Dalam rangka menyusun laporan ini tidak  lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.      Ns Arena Lestari S.Kep, M.Kep, SP. Kep.J, Selaku Ketua Pimpinan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2.      Wahyu Widayati, M.Keb., Selaku Ketua Prodi Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3.      Analia Kunang, S.ST.,M.Kes., Sebagai Pembimbing Akademik.
4.      Pembimbing lahan di Rumah Sakit Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
5.      Semua teman-teman STIKes Muhammadiyah Pringsewu Prodi DIII Kebidanan.
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya pada pelaksanaan praktik teknik dasar pada semua pihak yang telah membantu terealisasinya kegiatan ini, kami mengucapkan terimakasih. Laporan ini dan pencapaian target masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
                                                                                              Pringsewu,    Juli 2018
                                                                                                            Penyusun
                                                                                                               
                                                                                                            Penulis
iii
 

DAFTAR ISI
LAPORAN JUDUL..............................................................................        i          
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................        ii
KATA PENGANTAR.........................................................................        iii
DAFTAR ISI.........................................................................................        iv
DAFTAR  LAMPIRAN.......................................................................        v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................        1
A .Dasar dan Tujuan ..................................................................        2
B. Ruang Lingkup.......................................................................        2
C. Manfaat..................................................................................       2         
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Profil Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung...        4
B. Kesenjangan Teori Praktik ..........................................................        2
1.      Kebutuhan Oksigenisasi........................................................        5
2.      Pemasangan Infus.................................................................        5
3.      Kebutuhan Oksigenisasi........................................................        6
4.      Membantu Pasien Makan dan Minum...................................        6
5.      Pemasangan Keteter Tetap dan Sementara...........................        6
6.      Melepas Keteter....................................................................        7
7.       Memandikan klient...............................................................        7
8.       Vulva Hygiene.....................................................................        8
9.       Pengaturan Posisi Fowler.....................................................        8
10.   Pengaturan Posisi Sims.........................................................        8
11.    Pengaturan Posisi Trendelenberg........................................        9
12. 
iv
  Pengaturan posisi Dorsal Recumbent..................................        9
13.    Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.........        9
14.    Membantu klien ke kursi roda.............................................        10
15.    Mengganti balutan...............................................................        10
16.    Pengukuran tanda-tanda vital.............................................        10
17.    Pemeriksaan Head To Toe...................................................        11
18.    Peroral.................................................................................        11
19.    Injeksi intra cutan................................................................        11
20.   Injeksi sub cutan  .................................................................        12
21.   Injeksi intra muscular...........................................................        12
22.   Injeksi intra vena ( selain melalui selang infus)....................        13
23.  Pengambilan specimen darah................................................        13
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................................        16
B.     Saran ...........................................................................................        16
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR  KONSULTASI
v
 








                                                                                             


LEMBAR KONSUL
NAMA                                    : Dela Lufita
NIM                                        : 154012017008
Pembimbing  Akademik         : Analia Kunang, S.ST., M.Kes
No
Tanggal
Uriain
Paraf
1






2








3








4

























26 Juli 2018

KoKonsule Resume





RrREVISI RESUME

-          Semi Fowler
-          Memindahkan Pasien Ke 
Korsi Roda



ACC RESUME




KONSUL Bab
-          Perbaiki Cover Kata Pengantar
-          Perbaiki BAB I,IV,V

-







0 Response to "Laporan Individu Teknik Keterampilan Dasar (Tkd) Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel