Laporan Individu Teknik Keterampilan Dasar (Tkd) Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018
Thursday, February 7, 2019
Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Praktik klinik dalam keperawatan adalah
kesempatan kepada semua mahasiswa untuk
menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya. Pembelajaran klinik tidak
hanya menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari kampus Praktik klinik
harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk
berhubungan langsung ke dalam masalah nyata tersebut. Lingkungan belajar klinik
yang kondusif merupakan wadah atau tempat yang dinamis dengan sumberdaya yang dinamis bagi para
mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan
tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan. Dengan melibatkan
sejumlah tenaga kesehatan secara bersama-sama untuk memberikan pelayanan kepada
pasien.(Syahreni & Waluyanti, 2017). Teknik keterampilan dasar merupakan
bagian dari proses belajar mengajar yang diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan secara nyata kepada klien ,sehingga akan
tercipta tenaga profesional oleh sebab itu dibutuhbkan lahan praktik untuk
mecapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya.Dalam kegiatan ini pembangunan
paket pembelajaran,Kegiatan mengajar, uji coba,revisi,dan kegiatan evaluasi
hasil belajar. Mengaplikasikan semua ilmu yang diperoleh secara teori dan diharapkan
mahasiswa mampu melakukan penggalian dan transfer ilmu dengan pembimbing lahan
sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi dibidang kesehatan. Memberikan
ketenangan, keamanan, kenyamanan dan kepuasan, hal ini akan mendukung proses
kesembuhan pasien. segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu
pasien dalam meningkatkan kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal
baik fisik, psikis maupun sosial. kemampuan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna sarana kesehatan, termasuk peningkatan mutu
pelayanan.(kozier.2008)
A. Dasar
dan Tujuan
1.
Dasar
a.
Kurikulum
program studi DIII STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b.
Kalender
akademik program studi DIII Kebidanan
2.
Tujuan
a.
Umum
Mahasiswa
mampu melaksanakan praktik keterampilan dasar klinik sesuai dengan standar
operasional (prosedur yang berlaku)
b.
Khusus
1)
Melaksanakan
berbagai keterampilan dasar diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, pencegahan infeksi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostic,
kebutuhan oksigenasi,prosedur pemberian obat,pemunuhan kebutahn cairan dan
elektrolit,pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan mobilitas dan aktivitas, dan
persiapan ruangan dan lingkungan klien.
2)
Mengidentifikasi
kesenjangan antara teori dan praktik.
3)
Mengidentifikasi
ketercapaian target.
B. Ruang
Lingkup
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik Teknik Kebidanan Dasar (TKD)
dilakukan disemester II selama 16 hari yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Juli
2018 – 17 Juli 2018.
2. Tempat Praktik
Lahan praktik yang digunakan dalam
pelaksanaan Praktik Teknik Keterampilan Dasar adalah Rumah Sakit Dr.H.Abdul
Moeloek Bandar Lampung. Khususnya ruang Anyelir dan Nuri.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman lebih selama praktik
dilapangan sehingga pengetahuan mahasiswa semakin bertambah.
Mahasiswa mampu mendapatkan antara tujuan teori dan praktik lahan pada
letak perbedaannya, serta mampu menarik kesimpulan dari tindakan yang telah
dilakukan, sehingga mahasiswa dapat berfikir secara logis dan rasional.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat memperoleh pelayanan dan perawatan yang memadai.
Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan pencegahan infeksi nosokomial.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat membantu para medis di Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan
terhadap pasien. Meningkatkan keterampilan dalam membimbing mahasiswa.
4. Bagi Institusi
Memberikan lahan praktik secara
nyata kepada mahasiswa. Meningkatkan ilmu pengetahuan pengembangan keterampilan
dasar manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil
Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung
Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung didirikan
tahun 1914 sebagai rumah sakit perkebunan Pemerintah Hindia Belanda untuk
merawat buruh perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas
100 tempat tidur. Kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan
perubahan pemerintahan, sejak tahun 1942 sampai sekarang pengelolanya
adalah :
·
Tahun 1942 s.d 1945 sebagai rumah sakit
tempat merawat tentara Jepang
·
Tahun 1945 s.d 1950 sebagai RSU, dikelola oleh
Pemerintah Pusat RI.
·
Tahun 1964 s.d 1965 sebagai RSU, dikelola
oleh Pemerintah Kodya Tanjungkarang
·
Tahun 1965 s.d sekarang sebagai RSU, dikelola
oleh Pemerintah Provinsi Lampung
B. KESENJANGAN
TEORI PRAKTIK
1.
Kebutuhan Oksigenasi
Teori:pemberian oksigen memasukan udara melalui
hidung langkah yang pertama menggunakan
handscoon,membersihkan hidung dengan cotton buts dan menggunakan jelly pada
ujung kanul nasal dengan posisi pasien semi fowler . (Arita Muwarni,2008 )
Praktik: pemasangan oksigen di Rumah Sakit tidak menggunakan handscoon,tidak
membersihkan hidung pasien dan tanpa menggunakan plaster untuk merekatkan ke
bagian pipi pasien, posisi disesuaikan dengan kemampuan pasien.
Kesenjangan:kesenjangan yang terjadi pada teori dan praktik adanya pemberian jelly dan
pembersihan hidung pada pasien.
2. Pemasangan
Insfus
Teori:
pemberian
infuse dapat di suntikan ke dalam vena untuk kemudian dilakukan penyambungan
dengan selang infuse. Memakai alat perlindungan diri seperti handscoon dan
masker.( Aziz Alimul Hidayat,2004)
Praktik: saat praktik
pemasangan infuse tidak menggunakan
handsoon dan masker baik pada pasien yang mempunyai penyakit menular ataupun
tidak menlar.
Kesenjangan: kesenjangan pada teori dan praktik hanya memiliki sedikit
perbedaan dalam hal penggunaan Alat Perlindungan Diri.
3. Menghitung
Tetesan Infus
Teori: menghitung tetesan infuse untuk mecegah ketidak tepatan pemberian
cairan. cara menghitung tetesan infus permenit (TPM) secara sederhana dengan
menggunakan jam tangan atau rumus :
Pada
pasien dewasa(makro) : volume cairan yang di butuhkan x faktor tetes waktu(jam)x60menit
Pada
pasien anak-anak (mikro):60 tetes permenit volume cairan yang di butuhbkan x
factor tetesan total waktu (jam)x60 menit.(Arifanto,2008)
Praktik:
praktrik lahan menghitung tetesan infuse
menggunakan perkiraan tetesan infuse dan tidak menggunakan jam ataupun rumus.
Kesenjangan:pada teori dan praktik kesenjangan dalam menghitung
tetesan infuse dengan tidak menggunkan rumus dan jam tangan.
4. Membantu
Pasien Makan dan Minum
Teori: sebelum memberikan makan periksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai
daftar makanan pasien.alat yang digunakan seperti sendok makan,sendok garpu dan
perlak.(Tarwoto Wartonah,2004)
Praktik:pada saat praktik
memberikan makan kepada pasien
tidak menggunakan perlak dan tidak terdapat sendok makan dan sendok garpu.
Kesenjangan:pemberian makanan terdapat kesenjangan dalam
praktik seperti tidak menggunakan sendok dan perlak.
5. Pemasangan
Kateter Tetap dan Sementara
Teori: pemasangan kateter melakukan
vulva hygine, menggunakan jelly pada ujung kateter,pemasangan kateter juga
menggunakan perlak pada bagian bokong pasien , dan menggunakan plester sebagai
perekat.(Perry & Potter,2005)
Praktik:pemasangan kateter umunya tidak melakukan vulva hygine,
tidak menggunakan plester dan jelly dimasukkan secara langsung ke dalam penis
Kesenjangan:pada teori dan praktik terjadi kesenjangan
pada tindakan vulva hygine, penggunaan jelly pada penis dan ujung selang
kateter pada saat praktik dan plaster sebagai perekat.
6.
Melepas Kateter
Teori:
beri posisi pasien sopine pada pasien
laki-laki dan menyiapkan alat seperti perlak,slimut mandi dan klim .(Bopak.K
Jensen,2010)
Praktik:
pelepasan kateter saat praktik tidak
menggunakn klim,slimut mandi,dan perlak
Kesenjangan:
kesenjangan yang terjadi antara teori dan
praktik adalah tidak adanya penggunaan perlak dalam melakukan tindakan
pelepasan kateter.
7.
Memandikan Klien
Teori:pada teori memandikan pasien alat-alat
yang digunakan baskom,2 handuk ukuran sedang,ushla dan sikat gigi. saat memandikan pasien pastikan bahwa tirai
tertutup dengan baik,melepas paikan pasien
dan membersihkan daerah yang terjauh dan memposisikan pasien miring kanan dan
miring ke kiri. (Aziz Alimul Hidayat,2004)
Praktik: memandikan pasien hanya menggunakan
peralatan seadanya,tidak membersihkan gigi pasien, bahan yang digunakan 1 buah
handuk besar, membersihkan daerah yang ingin dibersihkan dan hanya memposisikan
pasien dalam kedaan terlentang, tidak membuka pakaian pasien, dan tidak
menggunakan sampiran.
Kesenjangan: kesenjangan antara praktik dan teori dalam hal penyediaan alat-alat untuk
memandikian pasien yang kurang lengkap dan memadai,tidak menyikat gigi pasien,menutup
sampiran,pasien tidak dibuka pakaiannya kecuali pada daerah-daerah yang akan di
bersihkan
8. Vulva
Hygiene
Teori: Vulva hygiene tindakan kepada pasien yang
tidak mampu membersihkan vulva hygiene sendiri. Dimulai dari Labiya Mayora kiri
dan labiya mayora kanan, Labiya Minora
Kiri dan Kanan, dan dari Vestibulum hingga ke anus,bahan yang digunakan untuk vulva hygiene seperti kapas sublimat
dexinfektan.(Bopak L,2004)
Praktik: Vulva hygiene yang dilakukan di Rumah sakit
sama seperti yang ada pada teori, vulva hygiene ini dilakukan pada saat
pemasangan kateter dan memandikan pasien.
Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
9. Pengaturan
Posisi Fowler
Teori: fowler posisi dimana kepala
pasien dalam posisi mendatar seperti
kepala 45 derajat samapai 60 derajat atau posisi pasien setengah duduk,dan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam posisi
fowler adalah 2buah bantal besar dan kecil. (Asmadi,2008)
Praktik: Di Rumah sakit posisi ini mempermudah pemasangan
oksigen ketika pasien membutuhkan oksigen ketika mengalami sesak nafas.
Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik mengenai
pengaturan posisi fowler.
10. Pengaturan
Posisi Sims
Teori: posisi sims adalah mengatur posisi miring kekanan atau kekiri dengan
posisi tengkurap,salah satu kaki ditekuk dan kaki difleksikan hal ini dilakukan
kepada pasien untuk memberikan obat peroral.(Aziz Alimul Hidayat,2005)
Praktik: Mengatur posisi sims adalah mengatur posisi miring
kekanan atau kekiri. Posisi ini biasanya digunakan saat memasukkan obat yang
dimasukkan ke dalam rectum(anus) pasien di Rumah Sakit.
Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di Rumah Sakit.
.
11. Pengaturan
Posisi Trendelenberg
Teori:posisi dimana bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki.posisi ini
dilakukan untuk pasien yang mengalami shok,pasien dengan pembedahan di bagian
perut dan pasien tidak sadarkan diri. (Darliana,
Devi, 2014).
Praktik:Posisi klien dengan posisi datar , baik terlentang atau
telungkup dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kepala. Dirumah sakit posisi
ini diposisikan pada pasien yang pingsan, tidak sadarkan diri agar aliran darah
dialirkan kearah otak.
Kesenjangan:Tidak ada ksenjangan antara teori dan praktik
di Rumah Sakit.
12. Pengaturan
Posisi Dorsal Recumbent
Teori: Pada posisi pasien ditempatkan pada posisi terlentang
dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur,posisi ini biasanya dilakukan
pada saat proses persalinan dan pemasangan kateter .alat yang digunakan seperti
2 sampai 5 buah bantal.( Uliyah Musrifatul,2004)
Praktik: Di Rumah Sakit Posisi ini dilakukan untuk pemasangan
kateter karena lutut
pasien yang
tertekuk (fleksi) mempermudah pemasangan kateter.
Kesenjangan:tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di Rumah Sakit.
13. Memindahakan
Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
Teori: memindahkan pasien
dari tempat tidur dengan memberikan
intruksi kepada pasien saat membantu pindah ke korsi roda.(Aziz Alimul
Hidayat,2004)
Praktik:pada saat di Rumah Sakit kegiatan ini banyak dilakukan
untuk membantu pasien ke radiology dan ke endoscopy
Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di Rumah Sakit
14. Membantu
Klien Pindah ke Kursi Roda
Teori:kegiatan yang dilakukan pada klien dengan
kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah ke kursi roda dengan
melingkarkan tangan perawat kedalam lengan (ketiak) pasien untuk mempermudah
pasien pindah ke kursi roda. perlengkapan yang diguankan seperti handscoon . (Priharjo,1996)
Praktik: Pada praktik di Rumah Sakit saat
membantu memindahkan pasien ke korsi roda tidak menggunakan handscoon.
Kesenjangan:teori sudah sesuai dengan praktik namun pada
praktiknya tidak menggunakan handscoon.
15. Mengganti
Balutan
Teori: lakukan
tindakan dengan tepat memperhatikan prinsip asespik dan antiseptik,inspeksi
pasien terlebih dahulu sebelum mengganti balutan kepada pasien.alat yang
digunakan larutan Nacl 0,9 persen ,pinset anatomis dangunting verban.( Anonim,2015)
Praktik:
Di rumah sakit perawatan luka pada pasien
dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri pada luka pasca operasi dan pasien
Diabetes Melitus agar luka tidak tekontaminasi oleh bakteri dengan cairan
disinfektan.
Kesenjangan:tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di Rumah Sakit.
16. Pengukuran
Tanda-Tanda Vital
Teori:Pengukuran Tanda Tanda Vital yang dilakukan
memeriksa Tekanan Darah dengan menggunakan tensimeter, Suhu dengan menggunakan
thermometer, Pernafasan, dan Respirasi untuk mengecek keadaan pasien. Terutama
setelah pengukuran suhu tubuh ujung thermometer dibersihkan dengan menggunakan
aquaswab dan mengukur respirasi dan nadi menggunakan jam tangan.(ahmad
dr muhlisin,2016)
Praktik: Pengkuran Tanda-Tanda Vital yang dilakukan di Rumah Sakit
setelah menggunakan thermometer tidak dibersihkan menggunakan aquaswab dan
tidak menggunakan jam tangan.
Kesenjangan:Kesenjangan antara teori dan praktik adalah
di lahan tidak menggunakan jam tangan untuk mengukur respirasi dan nadi dan
thermometer tidak bersihkan dengan aquaswab.
17. Pemeriksaan
Fisik Head To Toe
Teori: pemeriksaan tubuh secara keseluruhan karena untuk mengetahui keadaan
umum pasien,pemeriksaan dilakukan secara berurutan dari kepala sampai ujung
kaki pasien seperti kepala,wajah,telinga,hidung,mulut,leher,dada,abdomen,
panggul dan genetalia.(Admit,2010)
Praktik: pada praktik pemeriksaan fisik dilakukan
pada bagian tertentu.
Kesenjangan: Kesenjangan yang ada pada teori dan praktik
adalah pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada bagian tertentu saja
18. Peroral
Teori: memberikan obat kepada pasien
secara langsung pastiakn pemberian obat
benar kepada pasien .catat jadwal pemberian obat.(Potter,Pery.2008)
Praktik: Dirumah sakit pemberian obat peroral melalui mulut sama
seperti yang ada pada teori.
Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik
19. Injeksi
Intra Cutan
Teori: Injeksi intra cutan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikan
obat pada bagian lengan bawah.alat yang digunakan handscoon dan spuit(Akmal,2012)
Praktik: Di rumah sakit semua pasien dilakukan injeksi intra cutan untuk mengtahui apakah pasien alergi
obat ataupun tidak.
Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik
20. Injeksi
Sub Cutan
Teori: injeksi sub cutan menyuntikan pada daerah lengan atas bagian luar. dengan
perlatan kapas alcohol, obat injeksi dalam nal dan ampul.(Priharjo,Robert.1995)
Praktik: Di Rumah Sakit injeksi subcutan jarang dilakukan dan
dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori.
Kesenjangan:Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
21. Injeksi
Intra Muscular
Teori:injeksi
Intra Muscular pemberian obat atau cairan dengan cara menyuntikan langsung
kedalam otot.(Priharjo,Robert.1995)
Praktik: pada praktik Injeksi dilakukan pada pasien tidak
sadarkan diri dan dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori.
Kesenjangan: Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
22. Injeksi
Intra Vena
Teori: memberikan obat secara intra vena untuk mempercepat reaksi
pengobatan.tempat penyuntikan intra vena yaitu dibagian lengan,tungkai lengan
dan leher.(Priharjo,Robert.1995)
Praktik:pada praktik lahan pemberian obat tidak secara langsung
melalui vena melainkan melalui templon atau selang infuse
Kesenjangan:kesenjangan antara teori dan praktik terletak
pada cara pemberian injeksi intra vena secara langsung dalam teori dan melalui
selang infuse dalam praktik.
23. Pengambilan
Spesimen Darah
Teori:Pengambilan specimen darah dilakukan
dengan menusukkan spuit ke dalam vena dan mengambil beberapa cc darah yang
dilakukan untuk pemeriksaan lab yang di tampung ke dalam spuit.alat yang
diguanakan seperti kapas alcohol dan sarung tangan steril.(Anomim ,2010)
Praktik: Pengambilan specimen darah di Rumah
Sakit dilakukan sama seperti teori. Namun pengambilan darah di Rumah Sakit ditampung
di dalam tabung eta.
Kesenjangan: kesenjangan antara teori dan
praktik terlatak pada wadah yang menampung specimen darah yaitu di spuit dan
tabung eta.
24. Mengganti
Alat Tenun tanpa Klien diatas Tempat Tidur
Teori: Mengganti laken kotor pada tempat
tidur tanpa ada pasien karena pasien telah pulang dan karena laken sudah kotor.
Alat tenun yan g diganti pada saat teori adalah Laken,Sarung bantal, selimut,
laken, boven dan stick laken.( Anomim,2010)
Praktik: Mengganti alat tenun tanpa pasien
dilakukan ketika pasien baru datang bukan pada saat pasien pulang, dan yang
diganti hanyalah laken tanpa peralatan yang lainnya.
Kesenjangan: Alat tenun yang diganti di Rumah
Sakit hanya Laken tanpa selimut,stick laken, sarung bantal, dan boven berbeda
dengan teori yang lebih lengkap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik TKD telah dilaksanakan di Rumah Sakit
Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tanggal 02 Juli – 17 Juli 2018. Adapun
target yang telah dicapai :
1.
Kebutuhan
oksigenisasi, diberikan kepada TN.T dengan kebutuhan pemberian oksigen sebanyak
4 liter akibat mengalami dan sesak nafas.
2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
diberikan kepada Ny.K dengan kebutuhan pemasangan infus dan pemenuhan kebutuhan
cairan elektrolit RL akibat mengalami pengurangan nafsu makan dan mengalami
demam.
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi, dilakukan kepada
Ny.Z dengan kebutuhan pemenuhan nutrisi.
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi, dilakukan kepada Ny.R dengan kebutuhan
pemasangan kateter karena mengalami kesusahan dalam membuang air kecil.
5. Pemeliharaan personal hygiene, dilakukan
kepada Ny.A dengan kebutuhan membersihkan vagina agar tidak terjadi infeksi
pada saat pemasangan kateter.
6. Pemenuhan mobilitas dan aktivitas, dilakukan
kepada Ny.S yang membutuhkan pengaturan posisi fowler untuk mempermudah
pernafasan karena Ny.S mengalami sesak .
7. Perawatan luka, dilakukan kepada Tn.S karena
ia merasa nyeri dibagian luka paska operasi Tn.S memerlukan perawatan luka dan
ganti balutan sehari sekali untuk menjaga kebrsihan pasien.
8. Pemeriksaan fisik, dilakukan kepada Tn.S
karena ia mengalami pusing seperti ditusuk jarum, mual, badan lemas, dan
pandangan berkunang-kunang sehingga dibutuhkan pemeriksaan head to toe.
9. Pemberian obat-obatan, diberikan secara oral
berupa obat paracetamol kepada Ny.S diberikan secara peroral sebanyak 1 kapsul
untuk mengurangi demam.
10. Pengambilan specimen, dilakukan pengambilan
specimen darah sebanyak 3cc untuk mengetahui diagnose medis kepada Tn. S karena Tn.S mengalami demam,sesak
nafas dan muntah.
11. Persiapan ruangan dan lingkungan klien,
mengganti alat tenun tanpa pasien di atas tempat tidur dilakukan kepada Ny.E
karena Ny.E mengatakan alat tenunnya diganti setiap 4 hari.
B. Saran
1.
Untuk Mahasiswa
a.
Diharapkan
saat praktik di Rumah Sakit Mahasiswa mengikuti kegiatan dengan baik dan
menaati peraturan rumah sakit.
b.
Diharapkan
setiap praktik semua Mahasiswa dapat melakukan operan ruangan dengan benar.
2.
Untuk Rumah Sakit dan Pembimbing Lahan
a.
Diharapkan
meningkatkan fasilitas dan kualitas rumah sakit sehingga tidak terjadi kendala
dalam kekurangan ruangan untuk menepatkan pasien.
b.
Diharapkan
pembimbing lahan untuk menyediakan lebih banyak waktunya untuk membimbing
Mahasiswa.
c.
Hendaknya
pembimbing lahan lebih memperhatikan Mahasiswa praktiknya.
3.
Hendaknya
pembimbing lahan memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk melakukan
tindakan secara individu.
4.
Untuk Institusi
Diharapkan dapat melengkapi perlatan untuk
membantu pasien seperti korsi roda di setiap ruangan khususnya ruang Anyelir
dan Nuri dan alat-alat medis yang belum tersedia di laboratorium guna menunjang
proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.
LAPORAN
INDIVIDU TEKNIK KETERAMPILAN DASAR (TKD)
RUMAH SAKIT Dr.
H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Disusun
Oleh
DELA LUFITA
1540120170008
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PROGRAM STUDI
DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
|
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Teknik
Dasar (TKD)
Telah memenuhi
Persyaratan dan Disetujui
Tanggal : 17 Juli 2018
Menyetujui dan
Mengesahkan
Pembimbing Akademik
ANALIA KUNANG, S.ST., M.Kes
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII
Kebidanan
WAHYU WIDAYATI, M.Keb
ii
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun hantarkan kehadirat
Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Teknik Keterampilan Dasar (TKD) yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Dalam rangka menyusun laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ns Arena Lestari S.Kep, M.Kep, SP. Kep.J,
Selaku Ketua Pimpinan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Wahyu Widayati, M.Keb., Selaku Ketua Prodi
Kebidanan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Analia Kunang, S.ST.,M.Kes., Sebagai
Pembimbing Akademik.
4. Pembimbing lahan di Rumah Sakit Dr.H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.
5.
Semua
teman-teman STIKes Muhammadiyah Pringsewu Prodi DIII Kebidanan.
Semoga laporan ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya pada pelaksanaan praktik teknik dasar pada semua pihak
yang telah membantu terealisasinya kegiatan ini, kami mengucapkan terimakasih.
Laporan ini dan pencapaian target masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami harapkan.
Pringsewu, Juli 2018
Penyusun
Penulis
DAFTAR
ISI
LAPORAN JUDUL.............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
A .Dasar dan Tujuan .................................................................. 2
B. Ruang Lingkup....................................................................... 2
C. Manfaat..................................................................................
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Profil Rumah Sakit Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung... 4
B. Kesenjangan Teori Praktik .......................................................... 2
1.
Kebutuhan
Oksigenisasi........................................................ 5
2.
Pemasangan
Infus................................................................. 5
3.
Kebutuhan
Oksigenisasi........................................................ 6
4.
Membantu Pasien Makan dan Minum................................... 6
5.
Pemasangan Keteter Tetap dan Sementara........................... 6
6.
Melepas Keteter.................................................................... 7
7.
Memandikan klient............................................................... 7
8.
Vulva Hygiene..................................................................... 8
9.
Pengaturan Posisi Fowler..................................................... 8
10. Pengaturan Posisi Sims......................................................... 8
11. Pengaturan Posisi Trendelenberg........................................ 9
12.
Pengaturan posisi Dorsal Recumbent.................................. 9
iv
|
13. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
roda......... 9
14. Membantu klien ke kursi roda............................................. 10
15. Mengganti balutan............................................................... 10
16. Pengukuran tanda-tanda vital............................................. 10
17. Pemeriksaan Head To Toe................................................... 11
18. Peroral................................................................................. 11
19. Injeksi intra cutan................................................................ 11
20. Injeksi sub cutan ................................................................. 12
21. Injeksi intra muscular........................................................... 12
22. Injeksi intra vena ( selain melalui selang
infus).................... 13
23. Pengambilan specimen darah................................................ 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
v
|
LEMBAR KONSUL
NAMA : Dela Lufita
NIM : 154012017008
Pembimbing Akademik :
Analia Kunang, S.ST., M.Kes
No
|
Tanggal
|
Uriain
|
Paraf
|
1
2
3
4
|
26 Juli 2018
|
KoKonsule Resume
RrREVISI RESUME
-
Semi Fowler
-
Memindahkan
Pasien Ke
Korsi Roda
ACC RESUME
KONSUL Bab
-
Perbaiki Cover
Kata Pengantar
-
Perbaiki BAB
I,IV,V
-
|
|
0 Response to "Laporan Individu Teknik Keterampilan Dasar (Tkd) Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018"
Post a Comment